Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

HIPMI Dorong Pemkot Bandung Siapkan Solusi Pertumbuhan UMKM di 2026

UMKM
Ilustrasi UMKM (Unsplash/Christiann Koepke)
Intinya sih...
  • HIPMI Kota Bandung mendorong Pemkot untuk siapkan solusi pertumbuhan UMKM di 2026
  • Ibam melihat tantangan program pengembangan UMKM adalah menciptakan perputaran uang dalam skala besar dan berkelanjutan
  • Bandung memiliki potensi besar untuk menggerakkan ekonomi melalui sektor event, namun perlu sinergi kuat antara pemerintah dan pelaku usaha
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kota Bandung mendorong pemerintah kota menyiapkan solusi untuk pertumbuhan UMKM di 2026. Dorongan diberikan agar ada kepastian untuk para UMKM.

Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua BPC HIPMI Kota Bandung, Ibrahim Imaduddin Islam alias Ibam. Dia mengatakan, tahun 2025 menjadi fase bertahan bagi banyak pelaku usaha dari kondisi ekonomi global yang berimbas kepada iklim usaha di daerah.

"Masih ada ketidakpastian ekonomi global yang berefek langsung ke Indonesia. Tahun ini orang masih mengamati arah ekonomi dan kebijakan kita mau ke mana. Kalau dibilang tahun berat, bisa iya. Tapi buat saya, kuncinya bertahan dan wait and see,” ujar Ibam, Rabu (31/12/2025).

1. Program pasti untuk UMKM perlu ditingkatkan

Ilustrasi UMKM
Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Ibam melihat Pemerintah Kota Bandung sejatinya telah memiliki beragam program pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), mulai dari pelatihan hingga seminar. Namun, tantangan ke depan menurutnya adalah bagaimana program tersebut mampu menciptakan perputaran uang dalam skala besar dan berkelanjutan.

Dia berharap pada 2026 Pemkot Bandung mulai fokus memberikan solusi konkret serta membangun inkubasi UMKM yang terintegrasi langsung dengan aktivitas pemerintahan.

"Ada beberapa daerah yang sudah melibatkan UMKM untuk mendapat order langsung dari kegiatan pemerintah. Ini penting karena bisa menciptakan cash flow yang jelas dan menghidupkan UMKM secara nyata," kata Ibam.

2. Sarankan aset Pemkot Bandung bisa disewakan untuk pelaku usaha

Ilustrasi UMKM (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi UMKM (IDN Times/Aditya Pratama)

Persoalan klasik UMKM, lanjut dia, juga masih berkutat pada keterbatasan akses tempat usaha. Banyak pelaku usaha yang memiliki produk dan pasar, tetapi terhambat karena tidak mampu menyewa ruko atau ruang usaha.

Untuk itu, ia mendorong Pemkot Bandung lebih kreatif, misalnya dengan memberikan insentif pajak bagi pemilik ruko atau bangunan kosong yang disewakan kepada UMKM, serta mengaktivasi aset-aset kosong milik kota untuk dijadikan ruang usaha atau pasar rakyat.

"Kalau aset kota bisa dihidupkan dan dipakai UMKM, dampaknya bukan hanya ekonomi, tapi juga sosial. Pasar rakyat yang hidup bisa menghidupi masyarakat di sekitarnya," ujarnya.

Ibam juga mengingatkan bahwa UMKM tidak bisa diperlakukan secara seragam. Menurut dia, kebijakan harus disesuaikan dengan skala dan tahap pertumbuhan usaha.

"Ada UMKM yang baru mulai, ada yang tumbuh, ada juga yang sudah scale-up. Kebijakannya tidak bisa satu resep untuk semua," katanya.

3. Acara festival dan lainnya harus menghadirkan perputaran uang

Ilustrasi UMKM bertranformasi digital (pexels.com/mikael blomkvist)
Ilustrasi UMKM bertranformasi digital (pexels.com/mikael blomkvist)

Sebagai kota jasa dan tujuan wisata, Bandung dinilai memiliki potensi besar untuk menggerakkan ekonomi melalui sektor event. Ibrahim mengapresiasi langkah Pemkot Bandung yang telah merilis Calendar of Event (CoE), namun menekankan pentingnya memastikan setiap event benar-benar terkoneksi dengan dunia usaha.

"Event jangan hanya ramai secara visual, tapi harus langsung melahirkan perputaran uang. UMKM dan pengusaha harus dilibatkan sejak awal," ujarnya.

Ia menilai CoE hanya akan efektif jika ada sinergi kuat antara pemerintah dan pelaku usaha dalam mengorkestrasi informasi agar mudah diakses masyarakat luas. Selain itu, ia mendorong adanya insentif konkret, seperti diskon khusus bagi UMKM sekitar di setiap event besar.

"Yang penting orang datang ke Bandung dan ingin balik lagi. Ini soal pengalaman kota. Bukan hanya launching logo, tapi bagaimana Bandung punya signature city experience yang bikin orang kangen," tuturnya.

Menurutnya, Bandung memiliki energi besar, terutama dari pengusaha muda. Tantangannya kini ada pada bagaimana pemerintah mampu mewadahi dan menstimulus semangat tersebut agar terlibat langsung dalam pembangunan ekonomi kota.

"Kalau orkestrasinya tepat, pengusaha muda bisa jadi motor penting ekonomi Bandung," kata Ibam.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

HIPMI Dorong Pemkot Bandung Siapkan Solusi Pertumbuhan UMKM di 2026

31 Des 2025, 18:29 WIBNews