Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sampah Menumpuk di Bandung, Wawali Ajak Warga Ikut Mengelola

IMG-20251114-WA0051.jpg
Pembersihan tumpukan sampah di Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno
Intinya sih...
  • TPSTS terus dikembangkan untuk mengurangi volume sampah
  • Warga diajak ikut mencari solusi dalam pengelolaan sampah
  • Dinas Lingkungan Hidup mengembangkan metode pengolahan sampah untuk mengurangi beban TPA
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Persoalan sampah kembali menghantui Kota Bandung. Pengurangan tonase sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti membuat kawasan Bandung Raya harus memikirkan cara agar bisa mengurangi volume sampah dari rumah tangga maupun pedagang.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin mengakui bahwa tantangan terbesar dalam pengelolaan sampah di Kota Bandung bukan hanya soal teknologi, tetapi cara pandang masyarakat terhadap sampah.

“Tantangan utama bagi kami adalah bagaimana mengubah paradigma dari ‘sampah itu dibuang saja’ menjadi ‘sampah diolah sejak awal’. Mulai dari rumah tangga, kawasan, sampai titik pengumpulan, semuanya harus berubah mindset,” ujar Erwin.

Selain perubahan perilaku, Erwin juga menyoroti keterbatasan lahan dan infrastruktur pengolahan sampah.

Menurutnya, Kota Bandung harus bergerak menuju pengelolaan sampah yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.

“Bukan hanya angkut dan buang, tapi olah dan manfaatkan potensi sampah itu sendiri,” katanya.

1. Terus kembangkan TPSTS

IMG-20251114-WA0047.jpg
Pembersihan tumpukan sampah di Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Erwin menjelaskan, pemerintah terus memperkuat pengembangan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di beberapa kawasan Kota Bandung. Salah satunya, TPST Tegallega dikembangkan untuk mengolah sekitar 25 ton sampah per hari menjadi RDF (Refuse Derived Fuel) yang digunakan industri semen.

Sedangkan TPST Nyengseret sudah mulai beroperasi dan terus meningkatkan kapasitas, sehingga berhasil mengurangi sampah yang masuk ke TPA dari wilayah sekitarnya.

Di Gedebage disiapkan TPST dengan kapasitas besar dan ditargetkan mampu mengurangi hingga 60 ton sampah per hari jika beroperasi optimal.

“Dengan kombinasi berbagai TPST ini, kami optimis volume sampah yang dibuang ke TPA bisa ditekan signifikan,” tutur Erwin.

Untuk memperkuat peran masyarakat, Pemkot Bandung menyediakan berbagai fasilitas dan sistem pendukung.

“Pertama, kami dorong warga untuk mulai memilah sampah organik dan anorganik, kurangi sampah sekali pakai, dan manfaatkan sampah organik menjadi kompos. Program Kawasan Bebas Sampah (KBS) sudah berjalan dan terus meningkat,” jelas Erwin.

2. Warga harus ikut cari solusi

Ilustrasi pilah sampah. (IDN Times/Yuko Utami)
Ilustrasi pilah sampah. (IDN Times/Yuko Utami)

Ia mengatakan, pemerintah memberikan pembinaan dan fasilitas ke permukiman, pasar, dan kawasan komersial agar pengelolaan dilakukan sedekat mungkin dari sumbernya. Warga juga diberi kemudahan melapor titik sampah liar agar bisa segera ditangani.

“Warga bukan hanya penerima layanan, tapi bagian dari solusi,” tegasnya.

Erwin mengakui bahwa tingkat pengelolaan sampah antarwilayah masih berbeda-beda. Ada kawasan yang sudah maju, namun ada juga yang masih tertinggal.

“Karena itu kami pakai pendekatan hulu ke hilir. Mulai dari rumah tangga, titik kumpul, pengangkutan, sampai pemanfaatan akhir. Bukan hanya fokus di pembuangan akhir,” katanya.

3. Bersama kurangi beban TPS

pilah sampah sesuai kategori (Unsplash.com/NareetaMartin)
pilah sampah sesuai kategori (Unsplash.com/NareetaMartin)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung terus mengembangkan berbagai metode pengolahan sampah untuk mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekaligus meningkatkan nilai manfaat sampah.

Salah satu inovasi yang kini dijalankan adalah mengolah sampah non-organik bernilai rendah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel), yaitu bahan bakar alternatif yang dapat digunakan industri sebagai pengganti batubara.

“Metode RDF ini menjadi salah satu cara kami mengubah sampah bernilai rendah menjadi energi yang bermanfaat. Industri bisa memakai RDF sebagai substitusi batubara, sehingga sampah tidak lagi hanya dibuang, tapi dimanfaatkan kembali,” ujar Ketua Tim Pengurangan Sampah DLH Kota Bandung, Syahriani pada Talkshow di Radio Sonata, Jumat 14 Desember 2025.

Saat ini, sejumlah TPSTS telah beroperasi dengan kapasitas signifikan. TPST Tegallega mampu mengolah sekitar 25 ton sampah per hari untuk dijadikan RDF.

Sedangkan TPST Gedebage tengah ditingkatkan untuk mengolah sampah organik melalui metode maggotisasi dan sampah anorganik menjadi RDF, dengan target kapasitas hingga 60 ton per hari.

“Dengan berbagai fasilitas ini, hasilnya mulai terasa. Volume sampah yang masuk ke TPA berangsur menurun, dan pemanfaatan sampah sebagai bahan bakar alternatif mulai berjalan," jelasnya.

Namun memang masih ada tantangan, seperti suplai sampah yang kadang terlalu basah atau tercampur, serta kapasitas operasional TPST yang belum sepenuhnya optimal.

Selain penguatan fasilitas, DLH juga berharap peran aktif masyarakat. Program-program berbasis komunitas terus didorong, seperti bank sampah, kampung zero waste, KBS (Kawasan Bebas Sampah) di setiap RW, serta pengomposan rumah tangga.

“Kami ingin setiap RW bisa mengelola sampahnya sendiri. Mulai dari memilah, mengolah, sampai mengurangi sampah kemasan sekali pakai. Dengan begitu, sampah yang tersisa benar-benar sedikit,” tuturnya.

4. Banyak warga buang sampah sembarang tempat

Seseorang yang sedang buang sampah sembarangan (riauaktual.com)
Seseorang yang sedang buang sampah sembarangan (riauaktual.com)

Untuk mengatasi titik sampah liar atau pengelolaan yang kurang baik, DLH kini memperkuat sistem pelaporan masyarakat. Warga dapat melaporkan kondisi lapangan melalui aplikasi maupun kelurahan.

“Kami ingin masyarakat tidak hanya ikut, tetapi juga menjadi pengawas. Ketika warga aktif melapor, mengingatkan, dan ikut bergerak, sinergi sosial kita makin kuat dalam menjaga kebersihan kota,” ujar Syahriani.

Target Lima Tahun ke Depan DLH Kota Bandung telah menetapkan sejumlah target strategis demi membangun kota yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Di antaranya, menurunkan volume residu yang masuk ke TPA secara signifikan, meningkatkan kapasitas TPST dan produksi RDF, memperluas kawasan yang memiliki sistem pengelolaan sampah mandiri, dan memperkuat partisipasi aktif masyarakat mulai dari pemilahan, pelaporan, hingga pengolahan tingkat RT/RW.

“Masyarakat adalah bagian dari solusi. Saat masyarakat mulai memilah dari rumah, bergabung dengan bank sampah, ikut mengompos, atau mendukung TPST di lingkungan," ungkapnya.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Golkar Tunjuk Daniel Mutaqien Jadi Waket EKKU, Sinyal Konsolidasi Besar Partai

14 Nov 2025, 20:51 WIBNews