PT DI Dipindahkan ke Majalengka, Dedi Mulyadi: di Bandung Sulit Akses

- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menindaklanjuti usulan pemindahan PT Dirgantara Indonesia (DI) dan BUMN Pertahanan lainnya ke wilayah Kertajati, Kabupaten Majalengka.
- Pemindahan ini disebabkan oleh keterbatasan tempat di Kota Bandung untuk pengembangan perusahaan BUMN tersebut serta adanya lahan luas di Kertajati yang dapat dijadikan pusat industri pertahanan.
- Rencana pemindahan PT DI dan PT Pindad ke kawasan aerocity Kertajati sudah ada sejak masa kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil dan bertujuan agar pabrik yang ada di Bandung bisa difungsikan menjadi bisnis yang relevan seperti pariwisata.
Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menindaklanjuti usulan pemindahan PT Dirgantara Indonesia (DI) dan juga BUMN Pertahanan lainnya dari Kota Bandung ke wilayah Kertajati, Kabupaten Majalengka.
Dedi mengatakan, sudah bertemu dengan Direktur Utama PT DI, jajaran PT Pindad, serta Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) untuk rencana pemindahan ini. Bahkan, surat resmi pun sudah disampaikan kepada pihak terkait.
Selama bertemu dengan jajaran PT DI dan PT Pindad serta Kasau, ada kesepakatan untuk mengembangkan perusahaan BUMN tersebut di daerah lain selain Kota Bandung. Alasannya, Kota Bandung tak memiliki lahan yang tepat untuk menggelar latihan dan pengujian, sehingga dikhawatirkan berdampak pada pengembangan perusahaan.
"Ya, saya kemarin kan bertemu dengan Dirut PT DI, kemudian berkomunikasi dengan Dirut Pindad dan Kasau. Pikirannya sama, bahwa tidak mungkin PT DI di Bandung berkembang pesat karena untuk tes pesawat pun terbatas landasan. Lingkungannya juga sudah padat perumahan," ujar Dedi dikutip, Sabtu (23/8/2025).
1. Fasilitas di BIJB Kertajati mendukung

Di wilayah Kertajati, Dedi menjelaskan, ada lahan yang luas dan statusnya sebagian besar merupakan tanah negara, baik yang dikuasai Kementerian Kehutanan, Perhutani, maupun kementerian lain.
Menurutnya, kawasan itu sangat memungkinkan dijadikan pusat industri pertahanan sekaligus kawasan ekonomi khusus.
"Kalau industri pertahanan dipusatkan di Kertajati, mulai dari PT DI, Pindad, hingga Dahana yang memang sudah ada di Subang, termasuk juga TNI Angkatan Udara, itu akan lebih efisien," katanya.
"Misalnya dari Lanud Husein (Bandung) bisa dipindah ke sana. Pesawat-pesawat F-16 pun bisa beroperasi di Kertajati karena fasilitasnya mendukung."
2. Kertajati bisa menjadi pusat pertahanan

Lebih lanjut, Dedi mengatakan, jika konsep ini terealisasi maka Kertajati akan menjadi dua fungsi sekaligus yaitu pusat industri pertahanan dalam negeri dan kawasan ekonomi khusus (KEK). Dia juga merasa optimistis dengan adanya KEK pertahanan. Baginya, Kertajati dapat menghidupkan kembali aktivitas penerbangan komersial yang saat ini masih terbatas.
"Kalau sudah terbentuk kawasan ekonomi khusus pertahanan di Kertajati, maka maskapai penerbangan akan ikut berjalan. Dan tidak ada halangan jika pangkalan udara dipakai bersama untuk penerbangan sipil, seperti yang dilakukan di Halim," ungkap Dedi.
3. Rencana ini sudah digarap sejak kepemimpinan Ridwan Kamil

Sebagai informasi, rencana pemindahan PT DI ini sebelumnya sudah ada sejak masa kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil. Wacana ini muncul setelah Ridwan Kamil menggelar rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo bersama para menteri, Senin (29/3/2021).
Rencana yang disampaikan antara lain agar Kertajati menjadi tempat maintenance, repair and overhaul (MRO) pesawat pemerintah. Rapat tersebut juga memutuskan PT DI dan PT Pindad memindahkan pabriknya ke kawasan aerocity Kertajati.
Dengan berpindahnya dua BUMN pertahanan tersebut, pabrik yang ada di Bandung bisa difungsikan dan diubah menjadi bisnis yang relevan seperti pariwisata.