Tak Hanya Modal, Pendampingan Usaha Dinilai Krusial bagi UMKM

- Program Mekaar dorong peran perempuan dalam ekonomi keluarga
- Kampung Madani bangun ekosistem usaha berbasis komunitas
- Literasi dan pendampingan perkuat ketahanan usaha nasabah
Bandung, IDN Times – Tantangan yang dihadapi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia tidak berhenti pada keterbatasan akses permodalan. Di lapangan, banyak pelaku usaha masih bergulat dengan persoalan pengelolaan usaha, pemasaran, hingga rendahnya literasi keuangan.
Situasi tersebut membuat pembiayaan saja belum cukup untuk mendorong UMKM tumbuh secara berkelanjutan. Tanpa pendampingan dan penguatan kapasitas, modal berisiko tidak dimanfaatkan secara optimal dan sulit menciptakan ketahanan ekonomi jangka panjang.
Sepanjang 2025, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menempatkan pemberdayaan sebagai bagian tak terpisahkan dari penyaluran pembiayaan. Pendekatan ini diarahkan untuk memperkuat kapasitas usaha sekaligus meningkatkan kesejahteraan keluarga nasabah, terutama di segmen ultra mikro.
PNM memandang bahwa penguatan literasi, ekosistem usaha, dan pendampingan berkelanjutan menjadi fondasi penting agar pelaku UMKM mampu mengelola pembiayaan secara produktif dan mandiri.
1. Program Mekaar dorong peran perempuan dalam ekonomi keluarga

Salah satu program utama PNM adalah Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) yang menyasar ibu rumah tangga dan perempuan prasejahtera, khususnya di wilayah pedesaan dan tertinggal. Program ini tidak hanya menyalurkan pembiayaan ultra mikro, tetapi juga pendampingan rutin dan pelatihan kewirausahaan.
Melalui pendekatan berbasis kelompok, Mekaar mendorong disiplin usaha, literasi keuangan, serta peran aktif perempuan dalam menopang perekonomian keluarga dan komunitas. Model ini dinilai efektif membangun kepercayaan diri dan solidaritas sosial antar nasabah.
“Melalui program pemberdayaan, PNM tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga mendampingi nasabah agar mampu mengelola usaha secara lebih mandiri dan berkelanjutan,” ujar Sekretaris Perusahaan PNM, L. Dodot Patria Ary, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Rabu (31/12/2025).
2. Kampung Madani bangun ekosistem usaha berbasis komunitas

Selain Mekaar, PNM mengembangkan Program Kampung Madani sebagai model pemberdayaan berbasis komunitas. Hingga 2025, Kampung Madani telah hadir di 20 titik di berbagai daerah dan memberikan manfaat kepada 4.603 warga, termasuk nasabah Mekaar dan masyarakat sekitar.
Program ini menekankan pembangunan ekosistem usaha lokal yang saling terhubung. Sepanjang 2025, PNM menyelenggarakan 539 kegiatan klasterisasi usaha yang diikuti lebih dari 10.000 nasabah, guna mendorong kolaborasi, peningkatan kapasitas produksi, dan perluasan akses pasar.
“Kami percaya, penguatan kapasitas, literasi, dan ekosistem usaha akan menciptakan dampak sosial yang jauh lebih besar dalam jangka panjang,” kata L. Dodot Patria Ary.
3. Literasi dan pendampingan perkuat ketahanan usaha nasabah

PNM juga memperkuat fondasi usaha nasabah melalui peningkatan literasi keuangan dan usaha. Tercatat, sebanyak 66 kegiatan literasi telah menjangkau lebih dari 38.000 nasabah sepanjang 2025, mencakup pengelolaan keuangan, perencanaan usaha, hingga pemanfaatan peluang pasar.
Dampak sosial dari program pemberdayaan ini mulai terlihat di tingkat akar rumput. Riset BRI Research Institute (2024) mencatat ketahanan keuangan nasabah Mekaar meningkat signifikan, dari hanya mampu bertahan satu hingga dua minggu menjadi satu hingga dua bulan setelah mendapat dukungan pembiayaan dan pendampingan.
“Pendekatan pembiayaan yang disertai pemberdayaan terbukti mampu memperkuat ketahanan usaha dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujar L. Dodot Patria Ary.


















