Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cerita UMKM Kue Tradisional Pertahankan Omzet dengan Bahan Berkualitas

WhatsApp Image 2025-12-11 at 5.46.42 PM.jpeg
Pedagang kue tradisional di Bandung Raya. IDN Times, Istimewa
Intinya sih...
  • Produk lokal kadang kurang bagus ke kue
    • Tepung beras kemasan memberikan tekstur, rasa, dan tampilan lebih unggul
    • Tepung beras lokal hasilkan kue lembek, kurang kenyal, dan tidak bisa mengembang sempurna
    • Lebih praktis dan mudah didapat
      • Tepung beras kemasan lebih praktis dan mudah diukur takarannya
      • Membantu menekan biaya produksi dengan proses yang lebih cepat
      • Pelaku UMKM butuh kepastian kualitas
        • UMKM memilih tepung beras kemasan karena
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Keberhasilan para pelaku industri kue rumahan sangatlah bergantung pada bahan baku yang mereka gunakan. Sebagian besar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memproduksi jajanan pasar tradisional, seperti apem, surabi, nagasari, kue lapis pelangi, pancong, cucur dan putu ayu, sangat mengandalkan bahan baku untuk mempertahankan kualitas produknya. Salah satu bahan baku yang menjadi andalan adalah tepung beras.

Semua UMKM kue tradisional yang berada di Kota Bandung dan Cimahi, Jawa Barat, memilih tepung beras kemasan bermerek sebagai bahan andalan para pelaku usaha industri kue rumahan itu. Namun, tepung beras kemasan bermerek yang dibuat dari beras pecah impor tersebut, kini mulai dibatasi bahan bakunya.

Para pembuat dan pedagang kue tradisional, seperti surabi, talam, nagasari dan lapis pelangi mengaku, tepung beras kemasan bermerek jadi pilihan karena kualitasnya jauh lebih unggul, karena dari segi tekstur, rasa dan tampilan. Hal ini karena sangat mempengaruhi pendapatan usaha mereka, jika dibanding menggunakan tepung beras giling berbahan dasar beras lokal.

“Kalau yang tepung beras kemasan warnanya lebih putih. Setelah adonannya matang, saat dimakan rasanya lebih lembut dan berpori bagus, seperti bika ambon. Kalau tepung giling (beras lokal) warnanya kuning dan hasil akhirnya lebih lembek. Secara takaran sama, tapi mengembangnya beda sekali,” ujar salah satu pedagang serabi, Afwa Latifah, melalui siaran pers diterima IDN Times, Minggu (14/12/2025).

Menurut wanita 35 tahun tersebut, perbedaan kualitas antara tepung beras kemasan bermerek dengan tepung beras giling yang sudah terlihat jelas sejak adonan pertama kali dicampur.

1. Produk lokal kadang kurang bagus ke kue

WhatsApp Image 2025-12-11 at 5.46.41 PM.jpeg
Pedagang kue tradisional di Bandung Raya. IDN Times, Istimewa

Pendapat serupa datang dari Sukirman (40), pembuat kue talam dan lapis pelangi. Sukirman yang merupakan pemilik UMKM Lapis Azka Talam, mengaku pernah bereksperimen menggunakan tepung giling dari beras lokal, namun hasilnya tidak layak jual. Tekstur kue talam dan lapis pelangi dari tepung giling menjadi lembek, kurang kenyal dan tidak bisa mengembang sempurna dibanding menggunakan tepung beras kemasan bermerek.

“Kalau pakai tepung beras kemasan teksturnya lebih lembut. Kue talam jadi lebih kenyal, sementara untuk lapis pelangi jadi lebih halus. Kalau pakai tepung beras lokal, hasilnya lebih keras dan kurang lembut,” kata Sukirman yang rata-rata memproduksi satu macam kue sebanyak 2.000 potong per hari.

Selain kualitas, kata Sukirman, pilihannya menggunakan tepung beras kemasan bermerek juga membantu para pelaku usaha menekan biaya produksi. Tepung beras lokal memerlukan proses giling yang lebih mahal dan memakan waktu. Sedangkan tepung beras kemasan bermerek tidak hanya lebih praktis tetapi juga lebih mudah diukur takarannya, sehingga memudahkan konsistensi produk kue yang dihasilkan.

UMKM Lapis Azka Talam yang terletak di Jl. Karang Anyar, Cimahi, kini memiliki tiga karyawan dengan omzet mencapai Rp1,5 juta per hari untuk satu jenis kue. Kini usaha yang dikenal dengan julukan “Kue Lapis Bokir” tersebut memasarkan produknya ke berbagai wilayah seperti Cimahi, Cililin, Batujajar, hingga toko-toko kue di Kota Bandung.

2. Lebih praktis dan mudah didapat

WhatsApp Image 2025-12-11 at 5.46.43 PM.jpeg
Pedagang kue tradisional di Bandung Raya. IDN Times, Istimewa

Pedagang lainnya, Nursalim mengaku membeli tepung beras yang bermerek karena kemudahan dan kepraktisan saat pembuatan kue. Ini menjadi faktor terbesar mengapa pedagang kue tradisional ini lebih memilih tepung beras kemasan bermerek.

Menurutnya, tepung beras lokal membutuhkan proses yang lebih panjang karena harus digiling sendiri di pasar dan hasil gilingannya pun tidak selalu halus. “Tepung dari gilingan beras lokal itu lebih kasar. Prosesnya lama, nggak kayak yang kemasan. Kalau tepung beras kemasan tinggal adonin aja. Buat kita jauh lebih simpel, nggak banyak kerjaan tambahan,” ujar Nursalim.

3. Pelaku UMKM butuh kepastian kualitas

ilustrasi tepung beras dan tepung tapioka
ilustrasi tepung beras dan tepung tapioka (freepik.com/jcomp)

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Perindustrian Kota Cimahi, Hella Haerani menyatakan, UMKM yang bergerak di industri pembuatan kue sebagian besar akan menggunakan tepung beras kemasan bermerek daripada gilingan beras lokal, karena pertimbangan lebih efektif dan menghemat waktu dalam proses pembuatan.

“Sekarang dengan logika aja, kalau UMKM tepung berasnya bikin sendiri waktunya lama. Ya pasti mereka beli yang kemasan, kita bicara yang riil aja,” kata Hella.

Ia menambahkan, untuk menjaga proses produksi setiap hari para pembuat dan pedagang kue jelas akan memilih menggunakan tepung beras kemasan bermerek daripada harus menggiling tepung beras sendiri, karena lebih mudah dan praktis.

“Ya itu lebih mudah daripada nyieun (bikin) sendiri. Kalau ngegiling beras, cape,” ungkapnya.

Hella mengakui, hasil kue yang dibuat dengan bahan baku tepung beras kemasan bermerek jauh lebih baik dibanding dengan tepung beras giling lokal. Perhitungan biaya produksi jauh lebih murah, sehingga mempengaruhi harga jual kepada konsumen. Pemilihan bahan baku pembuatan kue bagi UMKM, tambah Hella, sangatlah penting agar proses pembuatannya menjadi lebih efisien.

Dengan kualitas kue yang bagus dan harga jual yang lebih murah, pada akhirnya akan mempengaruhi omzet penjualan dan pendapatan para pelaku usaha industri kue rumahan tersebut.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Sambut 2026, TEGUK Serius Garap Produksi Frozen Food

14 Des 2025, 20:34 WIBNews