Kereta Api Jadi Andalan Turis Asing, Cirebon Kebagian Arusnya

- Destinasi favorit dan pola perjalanan wisatawan asing meliputi kota besar di Pulau Jawa, terhubung langsung melalui jalur kereta api jarak jauh.
- Kenaikan penumpang mancanegara disebabkan oleh keandalan layanan kereta api, ketepatan waktu, kenyamanan selama perjalanan, serta kemudahan akses tiket secara digital.
- Lonjakan penggunaan kereta api oleh wisatawan mancanegara membawa implikasi langsung bagi sektor pariwisata dan jasa transportasi, memperkuat ekosistem ekonomi daerah yang dilalui jalur kereta.
Cirebon, IDN Times - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon mencatat sebanyak 21.760 penumpang warga negara asing (WNA) menggunakan layanan kereta api jarak jauh dari stasiun-stasiun di wilayah operasional Cirebon sepanjang Januari hingga Desember 2025.
Wisatawan asing memanfaatkan kereta api untuk menjangkau berbagai pusat aktivitas ekonomi dan destinasi wisata di Pulau Jawa, dengan Cirebon berfungsi sebagai salah satu simpul perlintasan strategis.
1. Destinasi favorit dan pola perjalanan

Berdasarkan catatan operasional KAI Daop 3 Cirebon, tujuan perjalanan wisatawan mancanegara dari wilayah ini tersebar ke sejumlah kota besar. Destinasi yang paling banyak dipilih meliputi Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Bandung, Jakarta, hingga Banyuwangi.
Kota-kota tersebut dikenal sebagai pusat wisata budaya, pendidikan, dan ekonomi yang terhubung langsung melalui jalur kereta api jarak jauh.
Adapun layanan kereta yang paling sering digunakan penumpang asing antara lain KA Ranggajati dengan rute Cirebon–Surabaya Gubeng–Jember, KA Cakrabuana yang melayani lintasan Gambir–Cirebon–Purwokerto, serta KA Gunungjati dengan rute Gambir–Cirebon–Semarang.
Manager Humas Daop 3 Cirebon, Muhibuddin mengatakan, pilihan ini mengindikasikan kecenderungan wisatawan asing menggunakan kereta api untuk perjalanan lintas provinsi dengan durasi menengah hingga panjang.
"Pola tersebut memperlihatkan wisatawan tidak hanya berfokus pada satu destinasi, tetapi membangun perjalanan berantai (multi-destination trip) yang menuntut konektivitas antarkota yang efisien," ujar Muhibuddin, Rabu (31/12/2025).
2. Faktor ekonomi di balik kenaikan penumpang

Muhibuddin menyebutkan, meningkatnya jumlah penumpang mancanegara tidak terlepas dari keandalan layanan kereta api. Ketepatan waktu, kenyamanan selama perjalanan, serta kemudahan akses tiket secara digital menjadi faktor yang berkontribusi terhadap kepercayaan pengguna asing.
Aplikasi digital yang dimiliki PT KAI, kata Muhibuddin, menyediakan antarmuka berbahasa Inggris turut mempermudah wisatawan mancanegara dalam merencanakan perjalanan.
Di sisi lain, peningkatan infrastruktur transportasi dan integrasi antarmoda juga berperan dalam memperkuat daya saing kereta api dibandingkan moda transportasi lain.
"Tren ini mencerminkan pergeseran preferensi wisatawan asing ke moda transportasi yang lebih efisien, stabil dari sisi biaya, serta minim ketergantungan pada fluktuasi lalu lintas jalan raya," katanya.
3. Implikasi bagi pariwisata di Ciayumajakuning

Menurut Muhibuddin, lonjakan penggunaan kereta api oleh wisatawan mancanegara membawa implikasi langsung bagi sektor pariwisata dan jasa transportasi. Transportasi rel tidak hanya mendukung pergerakan manusia, tetapi juga memperkuat ekosistem ekonomi daerah yang dilalui jalur kereta.
Selain itu, kereta api menawarkan alternatif transportasi yang lebih ramah lingkungan, sejalan dengan tuntutan wisata berkelanjutan yang semakin menjadi perhatian wisatawan global.
"Dengan tren ini, transportasi rel berpotensi menjadi tulang punggung mobilitas wisatawan mancanegara di Jawa, sekaligus indikator pertumbuhan ekonomi jasa yang berbasis konektivitas dan efisiensi," tutupnya.


















