Kritisi Soal Umroh Bareng Bupati, Mahasiswa Cianjur Kena Bogem
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Ketua Jaringan Intelektual Muda (JIM) Cianjur, Alief Irfan menjadi korban penganiayaan dan pengancaman oleh salah seorang peserta umroh bareng pejabat Pemkab Cianjur, Jamaludin pada Senin (25/9/2023).
Arif menjelaskan, peristiwa ini bermula saat dirinya dan beberapa mahasiswa lainnya akan menggelar aksi unjuk rasa untuk mempertanyakan sumber dana umroh Bupati Cianjur bersama rombongan MUI, dan lainnya.
Setelah itu, Arif dikontak salah satu staf dari lingkup Pemerintah Kabupaten Cianjur berinisial R untuk tabayun dan menjelaskan semua soal kecurangan mengenai sumber biaya umroh berjamaah ini.
"Kemudian janji bertemu di salah satu kafe di halaman Gedung As Sakinah, Jalan Abdullah Bin Nuh, Kelurahan Sawah Gede, Kecamatan Cianjur," kata Arif, Rabu (27/9/2023).
1. Korban sempat tabayun pada pejabat di lingkungan Pemkab Cianjur
Setelah bertemu, Arif mengatakan, seketika rombongan Jamaludin datang ke lokasi pertemuan dengan R. Setelah itu kondisi mulai tidak kondusif, rombongan Jamaludin pun turut melemparkan beberapa barang yang ada di caffe pertemuan.
"Saya sempat bersalaman dulu dengan rombongan Jamaludin. Namun setelah mereka mengetahui kalau saya yang mempertanyakan sumber dana umroh bareng ini, salah satunya langsung melempar sesuatu ke muka saya," ungkapnya.
Dia menjelaskan, adu argumen dengan rombongan pun dilakukan. Namun, seketika Jamaludin menghampirinya dan ditengah adu argumen Arif langsung ditampar di wajah bagian kiri.
"Saya masih mau beradu argumen soal masalah ini. Tapi Jamaludin ini langsung mendekat dan menampar hingga pelipis saya sampai bengkak," ungkapnya.
2. Korban juga mengklaim dapat ancaman
Selain itu, Arif juga mendapatkan ancaman dari gerombolan Jamaludin bahwa jika tetap menggelar aksi maka akan di bentrokkan dengan kelompok ormas.
"Kata Jamaludin, dia akan membentrokan massa kami dengan ormas jika lakukan unjuk rasa mempertanyakan sumber dana umroh bareng ini. Selain itu, dia juga sempat ancam akan mendatangi rumah saya," katanya.
Dari peristiwa ini, Arif kemudian membuat laporan pada pihak kepolisian. Dia juga menyertakan beberapa bukti visum dati tindakan Jamaludin.
"Akhirnya saya lakukan visum dan langsung melaporkan kejadian ini ke Polres Cianjur," katanya.
3. Polisi akan proses laporan korban
Sementara, Kasatreskrim Polres Cianjur Iptu Tono Listianto mengatakan, laporan sudah diterima. Jajananya juga akan menindaklanjuti laporan penganiayaan dengan korban seorang mahasiswa ini.
"Sudah diterima laporannya, dibuat laporan polisi. Tentunya akan kami tindak lanjuti dengan prosedur yang berlaku. Terkait pengancaman nanti kami akan tindaklanjuti juga," kata dia.
Disinggung soal apakah Jamaludin merupakan anggota tim sukses Bupati Cianjur. Tono mengaku, tidak mengetahui soal hal tersebut. Kata dia, polisi hanya akan memproses laporan dari kejadian ini.
"Kami hanya memproses laporan," kata dia.
4. Jamaludin bantah, melakukan penganiayaan
Terpisah, Jamaluddin mengakui dirinya memang menampar korban. Namun dia membantah telah melakukan penganiayaan. Hal itu juga diartikannya sebagai bentuk perhatian agar korban bisa lebih bersopan santun dalam menyampaikan pendapat.
"Tidak ada pemukulan, tapi hanya menampar korban. Itupun sebagai bentuk peringatan agar korban dapat bersikap lebih sopan terhadap orang yang lebih tua. Karena, saat itu, korban ini sempat menggebrak meja," jelas dia.
Berdasarkan informasi yang didapatkannya, sumber dana umroh ini bukan dari APBD. Dia juga meminta agar korban bisa lebih teliti dalam merespon persoalan ini. Jamaludin juga membantah akan mengadukan balik korban.
"Kita ini juga aktivis, mana mau jika harus berangkat ibadah (Umroh) dari sumber dana yang tidak jelas. Kita akan laporkan balik dugaan hoaks," katanya.
Sebagai informasi, baru-baru ini tersebar daftar umroh bareng pejabat Cianjur. Dalam daftar tersebut ada sekitar 127 orang yang berangkat, dimana ada beberapa kelompok mulai dari kelompok MUI, Bupati Cianjur, Dubai, berbayar, dan tanpa keterangan. Keberangkatan itupun disoroti banyak pihak, terutama terkait pendanaannya.
Baca Juga: Terdampak Kekeringan, Warga Cianjur Dapat Bantuan Air Bersih Gratis
Baca Juga: 32 Ribu Warga Cianjur Ikut Jalan Sehat Merah Putih