Sejak Awal 2025, Sebanyak 73 Orang Meninggal Akibat Bencana di Jabar

- Sejak Awal 2025, 73 Orang di Jabar Meninggal Akibat Bencana- BPBD Jabar mencatat 1.214 kejadian bencana sejak Januari hingga Oktober 2025.
- Bencana Alam di Akhir Oktober- Terdapat 95 kejadian bencana alam dengan 19.962 jiwa terdampak.- 4 orang meninggal, 3.655 rumah terendam banjir, dan kerusakan bangunan.
- Langkah Mitigasi dan Kesadaran Individu- BPBD memberikan surat edaran kesiapsiagaan dan meningkatkan mitigasi.- Pentingnya kesadaran individu dalam mengurangi risiko bencana dan perilaku manusia sebagai penyebab utama bencana.
Bandung, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mencatat peristiwa bencana yang terjadi sejak Januari sampai akhir Oktober 2025, membuat ribuan orang menjadi korban, dan 73 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Jawa Barat, Teten Ali Mulku Engkun mengatakan, bencana yang terjadi tidak hanya bencana alam, melainkan beberapa lainnya dan sifatnya terjadi secara langsung dan tidak langsung.
"Sebetulnya setahun ini kita cukup banyak kejadian bencana ada 1.214 kejadian bencana. Sekitar 73 yang meninggalnya mah di tahun ini karena bencana ya baik langsung maupun tidak langsung," kata Teten, Rabu (29/10/2025).
1. Bulan Oktober cenderung banyak peristiwa bencana alam

Pada akhir bulan Oktober ini, Teten mengungkapkan, bencana alam yang terjadi cukup banyak, tercatat ada 95 kejadian bencana di berbagai wilayah hingga membuat 19.962 jiwa terdampak.
"Selain itu ada sebanyak empat orang meninggal dunia, serta 3.655 rumah terendam banjir, 171 bangunan rusak berat, 405 rusak sedang, dan 1.908 rusak ringan," katanya.
Untuk menekan jumlah dampak dari bencana, BPBD Jabar, sudah memberikan surat edaran kesiapsiagaan kepada kabupaten dan kota yang mana meminta agar meningkatkan mitigasi dan penanganan kebencanaan.
"Kita juga sudah melakukan imbauan, surat edaran yang dilakukan oleh Kepala BPBD, Pak Sekda, dan Pak Gubernur sendiri sudah menekankan berkali-kali untuk antisipasi segala macam," katanya.
2. Pemerintah daerah diminta tingkatkan kesiapsiagaan

Langkah mitigasi, dikatakannya tidak hanya dilakukan melalui pembangunan fisik atau infrastruktur penanggulangan bencana, tetapi juga lewat edukasi dan pembiasaan masyarakat untuk menjaga lingkungan. Salah satu hal yang ditekankan adalah disiplin dalam menjaga kebersihan sungai dan saluran air.
"Sudah kita sosialisasikan, sudah kita sampaikan berulang-ulang karena biasanya kita suka lupa. Melalui perangkat kewilayahan, kita minta agar masyarakat sadar akan potensi bencana di lingkungannya," ujarnya.
3. Jabar paling sering terjadi bencana banjir dan longsor

Teten mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan dan kesadaran individu dalam mengurangi risiko bencana. Menurutnya, peristiwa bencana bukan sesuatu hal yang dapat dihindari.
"Masyarakat perlu tahu kondisi daerahnya seperti apa, potensi bencana yang ada apa. Tetap waspada, jangan panik. Cek jalur evakuasi dan titik kumpul yang sudah ditetapkan oleh teman-teman di kewilayahan," ujarnya.
Dia juga menegaskan bahwa perilaku manusia masih menjadi penyebab utama bencana, terutama banjir dan longsor.
"Di Jawa Barat paling tinggi itu banjir dan longsor, dan sebagian besar diyakinkan oleh ulah manusia sendiri. Buang sampah sembarangan, perubahan tata guna lahan, mengganti pohon penyerap air dengan tanaman yang tidak bisa menyimpan air," jelasnya.
















