Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

PTPN Tepis Isu Banjir di Cisarua Bogor Akibat Alih Fungsi Lahan Kebun

Dokumentasi PTPN I

Bandung, IDN Times - Banjir kawasan Puncak Kabupaten Bogor melanda sebanyak delapan desa dan tiga kecamatan pada Minggu (2/3/2025) malam. Akibatnya, ratusan jiwa turut terdampar dan rumah hingga fasilitas umum juga terdampak bencana tersebut.

Banjir ini pun disebut-sebuta akibat banyaknya alih fungsi lahan yang terjadi di perbukitan termasuk area kebun teh, Namun, isu ini ditepis oleh PTPN I. Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan PTPN I Regional 2, Dinnar mengungkapkan bahwa optimalisasi lahan yang dilakukan oleh perusahaan tanpa mengubah fungsi utama lahan dan melalui proses resmi oleh Pemerintah Daerah.

Di sisi lain memang terdapat fenomena alih fungsi lahan secara ilegal yang terjadi di beberapa wilayah Regional 2, termasuk okupasi oleh oknum-oknum tertentu dengan membuat bangunan dan villa liar serta mengubah fungsi lahan menjadi tanaman sayuran.

"Aktivitas ilegal yang terjadi di PTPN I Regional 2 ini dilakukan tanpa izin dan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan maupun sosial. Sampai dengan saat ini kami dan pemdan terus berupaya mengatasi tantangan ini melalui koordinasi dan penegakan hukum, meskipun kompleksitas masalah okupasi memerlukan penanganan yang sistematis dan melibatkan banyak pihak," kata Dinnar, Selasa (4/3/2025).

1. Mitigasi kurangi dampak lingkungan dalam penggunaan lahan

Potret Puncak, Bogor (commons.wikimedia.org/69farhan_)

Menurutnya, banjir yang terjadi di Puncak Cisarua bukan merupakan fenomena yang sederhana, melainkan hasil dari interaksi berbagai faktor kompleks. Berbagai pihak telah menyampaikan analisis dan pendapat, termasuk yang mengaitkan banjir dengan perubahan tata guna lahan. Untuk memahami situasi secara menyeluruh, penting meninjau kembali data dan konteks serta fakta-fakta yang relevan.

Bahkan, data meteorologi menunjukkan bahwa wilayah Puncak Cisarua mengalami curah hujan yang sangat tinggi dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi ini secara signifikan meningkatkan volume air yang mengalir di wilayah tersebut ditambah dengan karakteristik topografi Puncak Cisarua dengan lereng curam dan lembah sehingga mempercepat aliran air serta meningkatkan risiko banjir yang tinggi.

"Dalam setiap perubahan penggunaan lahan, PTPN senantiasa selalu mempertimbangkan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak lingkungan," kata dia.

2. Sudah lakukan penghijauan

Ilustrasi penghijauan hutan yang sudah selesai selama beberapa tahun (unsplash.com/Gustav Gullstrand)

Beberapa upaya pun dilakukan untuk memperbaiki resapan air seperti penanaman kembali vegetasi di area-area tertentu untuk menjaga keseimbangan ekosistem seperti yang sebelumnya seringkali dilakukan di Kawasan Agrowisata Gunung Mas. Kemudin, pengelolaan daerah resapan air guna memastikan air hujan dapat terserap dengan baik dan koordinasi dengan pemerintah daerah serta pihak terkait untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan.

"Kami senantiasa terbuka untuk berkolaborasi dengan semua pihak dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi tantangan yang ada, termasuk masalah alih fungsi lahan ilegal yang terjadi di luar kendali perusahaan” tutup Dinnar.

Sekretaris Perusahaan PTPN I Aris Handoyo menyampaikan hal yang senada bahwa PTPN I sejak lama mematuhi regulasi pemanfaatan lahan serta mendukung pembangunan berkelanjutan yang berbasis pelestarian alam dan keseimbangan aspek sosial ekonomi.

“PTPN I sejauh ini selalu mematuhi regulasi pemanfaatan lahan dan berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi," kata dia.

3. Penanganan dampak banjir masih dilakukan

Tangkapan layar banjir Puncak di Kampung Pensiunan, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). (Akun media sosial Tiktok @baihaqiumar).

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mengungkapkan sedang berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten dan Kota Bogor serta pemerintah setempat untuk terus melakukan pencarian terhadap korban hilang akibat bencana banjir di daerah itu.

"BPBD Jabar berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten dan Kota Bogor dan pemerintah setempat untuk asesmen guna penanganan bencana. Hingga Senin siang, tim BPBD masih terus melakukan pencarian korban yang hilang," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar Bambang Imanudin dalam keterangannya.

Sementara BPBD Kabupaten Bogor mencatat sebanyak 423 jiwa di Kampung Pensiunan, Desa Tugu Selatan, Cisarua, terdampak bencana banjir akibat luapan Sungai Ciliwung.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor Adam Hamdani menyebut, banjir bandang itu akibat hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengakibatkan aliran Sungai Ciliwung meluap ke rumah-rumah warga yang berada di sekitarnya.

BPBD mencatat di Kota Bogor, banjir melanda delapan desa dan tiga kecamatan, delapan rumah terendam. Sementara di Kabupaten Bogor, banjir melanda 13 desa di tujuh kecamatan. Selain itu, ada juga longsor pada 13 desa di delapan kecamatan

Secara total di Kabupaten Bogor, banjir merendam 257 rumah dan memberikan dampak pada 260 Kepala Keluarga dan 988 jiwa. Terdapat dua kepala keluarga dan delapan jiwa mengungsi dan dilaporkan satu korban hilang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
Debbie sutrisno
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us