AstraZeneca dan Siloam Hospitals Manfaatkan AI untuk Diagnosis Kanker Payudara

- Kolaborasi AstraZeneca dan Siloam Hospitals untuk deteksi HER2-Low dan HER2-Ultralow
- Hadirkannya diagnosis lebih cepat, tepat, dan terintegrasi di rumah sakit Siloam
- Komitmen untuk transformasi kesehatan nasional dengan digitalisasi layanan dan penerapan pengobatan berbasis data
Bandung, IDN Times — Dalam momentum Bulan Kesadaran Kanker Payudara, AstraZeneca Indonesia dan Siloam International Hospitals resmi menjalin kolaborasi strategis dalam penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) di bidang komputasional patologi anatomi (computational anatomical pathology).
Inovasi ini menandai langkah baru dalam transformasi kesehatan digital di Indonesia, khususnya untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi diagnosis kanker payudara.
1. Kolaborasi perdana di Indonesia untuk deteksi HER2-Low dan HER2-Ultralow

Kerja sama antara AstraZeneca Indonesia dan Siloam Hospitals Group menjadi kolaborasi pertama di Indonesia yang memanfaatkan AI dalam mendeteksi sub-kategori kanker payudara HER2-Low dan HER2-Ultralow.
Kategori HER2-Ultralow adalah bentuk kanker payudara baru dengan tingkat ekspresi HER2 yang sangat rendah, yang sebelumnya sulit diidentifikasi secara manual.
Dengan dukungan teknologi computational pathology berbasis AI, proses analisis jaringan kini bisa dilakukan jauh lebih cepat dan akurat. Teknologi ini juga membantu tenaga medis mengurangi variasi interpretasi antar pengamat, sehingga hasil diagnosis menjadi lebih presisi dan konsisten.
“Pemanfaatan AI dalam computational pathology kini memungkinkan deteksi ekspresi HER2-Ultralow dengan presisi lebih tinggi—sebuah terobosan yang menandai perubahan paradigma dalam pengobatan kanker payudara,” ujar Esra Erkomay, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia.
2. Hadirkan diagnosis lebih cepat, tepat, dan terintegrasi

Pada tahap awal, layanan laboratorium Komputasional Patologi Anatomi berbasis AI dapat diakses di Siloam International Hospitals Lippo Village dan MRCCC Siloam Hospitals Semanggi.
Teknologi ini memungkinkan hasil patologi anatomi terintegrasi dan dapat diakses secara real-time di seluruh jaringan rumah sakit Siloam di Indonesia.
Integrasi ini membuat proses interpretasi, pengiriman hasil, dan pengambilan keputusan klinis menjadi lebih efisien.
“Transformasi digital bukan lagi sekadar wacana masa depan, melainkan kebutuhan nyata dalam layanan kesehatan modern,” kata dr. Grace Frelita Indradjaja, Chief Medical Officer Siloam Hospitals Group.
“Kolaborasi ini memperkuat kemampuan tenaga medis dalam menghadirkan diagnosis yang lebih cepat dan tepat, serta meningkatkan mutu layanan bagi pasien,” tambahnya.
3. Wujud komitmen untuk transformasi kesehatan nasional

Kerja sama ini sejalan dengan agenda transformasi kesehatan nasional yang digagas oleh Kementerian Kesehatan RI, yang menekankan digitalisasi layanan dan penerapan pengobatan berbasis data.
“Kerja sama ini mencerminkan visi jangka panjang AstraZeneca untuk menjadi mitra strategis dalam transformasi kesehatan di Indonesia,” jelas Esra Erkomay.
“Kami berkomitmen mempercepat adopsi inovasi yang mampu mengubah cara diagnosis dan pengobatan dilakukan, demi masa depan layanan kesehatan yang lebih cerdas dan inklusif,” lanjutnya.
Kolaborasi AstraZeneca dan Siloam Hospitals menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju precision medicine di Indonesia—membuka peluang pengobatan yang lebih personal, efektif, dan berkeadilan bagi setiap pasien.

















