Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pemkot Bandung Ajak Siswa-Guru Persempit Celah Bullying di Dunia Maya

IMG_20251029_093338.jpg
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan. IDN Times/Debbie Sutrisno
Intinya sih...
  • Sekolah harus jadi tempat yang aman
    • Deklarasi Zero Bullying untuk memperkuat perlindungan anak di lingkungan pendidikan.
    • Bullying dapat terjadi di mana saja, termasuk di sekolah yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak.
    • Siapkan sejumlah langkah konkret
      • Program Senandung Perdana, pelatihan pencegahan dan penanganan bullying, konvensi hak anak, dan deklarasi sekolah ramah anak.
      • Penandatanganan dokumen komitmen bersama untuk mendukung "Bandung Menuju Zero Bullying".
      • Pemantauan dilakukan secara menerus
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan yang aman dan ramah bagi anak-anak melalui Deklarasi Zero Bullying. Upaya tersebut agar para sisa terbebas dari segala bentuk kekerasan dan perundungan, baik secara fisik maupun digital.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyampaikan, pencapaian “zero bullying” bukan hal yang mudah. Namun, langkah ini menjadi bagian penting dalam mewujudkan Bandung sebagai Kota Layak Anak tingkat Utama.

“Sekarang ini Kota Bandung baru berada di tingkat Nindya. Masih ada satu level lagi, yaitu Utama, dan kita sedang menuju ke sana,” ujar Farhan pada kegiatan Deklarasi Kota Bandung Menuju Zero Bullying di SDN 113 Banjarsari, Rabu (29/10/2025).

Menurut Farhan, saat ini bentuk perundungan tidak hanya terjadi secara langsung (fisik), tapi juga melalui dunia digital. Masalahnya, literasi digital kita masih di bawah 70 persen, sementara akses internet sudah di atas 80 persen, dan kepemilikan ponsel bahkan lebih dari 100 persen.

"Artinya, perkembangan teknologi harus diimbangi dengan literasi yang baik agar tidak disalahgunakan untuk bullying,” bebernya.

Selain itu, Pemkot Bandung juga terus memperkuat perlindungan dan edukasi bagi anak-anak agar tidak menjadi korban maupun pelaku kekerasan.

“Kami sedang benar-benar mengkurasi semua upaya perlindungan anak supaya berjalan efektif, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah,” tambahnya.

1. Sekolah harus jadi tempat yang aman

Ilustrasi Perundungan. IDN Times/ istimewa
Ilustrasi Perundungan. IDN Times/ istimewa

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, Uum Sumiati menyampaikan, deklarasi ini menjadi bagian penting dari komitmen bersama untuk memperkuat perlindungan anak di lingkungan pendidikan.

“Upaya strategis untuk mewujudkan Kota Bandung yang ramah anak kami wujudkan lewat deklarasi Bandung menuju zero bullying di level sekolah dasar. Ini adalah bentuk nyata komitmen kita untuk melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan dan perundungan,” ujar Uum di SDN 113 Banjarsari, Rabu 29 Oktober 2025.

Menurutnya, bullying atau perundungan adalah tindakan kekerasan yang dilakukan secara sengaja dan berulang oleh individu atau kelompok terhadap orang lain, baik secara verbal, fisik, maupun psikologis, yang dapat menimbulkan trauma dan rasa tidak berdaya bagi korbannya.

“Perundungan bisa terjadi di mana saja di rumah, di lingkungan masyarakat, di tempat kerja, bahkan di sekolah. Tapi di sekolah, dampaknya bisa lebih besar karena seharusnya sekolah menjadi tempat anak merasa aman, belajar, dan berkembang,” jelasnya.

2. Siapkan sejumlah langkah konkret

Ilustrasi Perundungan. IDN Times/ istimewa
Ilustrasi Perundungan. IDN Times/ istimewa

Dalam upaya menuju zero bullying, DP3A Kota Bandung telah menjalankan sejumlah program konkret:

1.Program Senandung Perdana (Sekolah Perlindungan Perempuan dan Anak) yang telah dilaksanakan di 30 SMP dan 15 SD Negeri di Kota Bandung.

2.Pelatihan pencegahan dan penanganan bullying bagi kepala sekolah dan guru di 60 sekolah SMP Negeri dan Swasta.

3.Konvensi Hak Anak yang diikuti 180 tenaga pendidik, dilaksanakan pada 30 September – 2 Oktober 2025, sebagai salah satu komponen penting menuju sekolah ramah anak.

4.Konvensi Anak untuk forum anak tingkat kecamatan dan kelurahan pada 21 Oktober 2025.

5.Deklarasi dan edukasi sekolah ramah anak di Taruna Bakti pada 10 Oktober 2025.

Puncak dari rangkaian kegiatan ini adalah penandatanganan dokumen komitmen bersama antara para kepala sekolah, guru, dan peserta didik untuk mendukung “Bandung Menuju Zero Bullying”.

“Kami berharap kegiatan ini bisa meningkatkan kesadaran semua pihak baik kepala sekolah, guru, siswa, maupun tenaga kependidikan untuk bersama-sama menciptakan sekolah yang aman, nyaman, bersih, indah, dan bebas dari bullying,” tambahnya.

3. Pemantauan dilakukan secara menerus

Ilustrasi Perundungan Istock
Ilustrasi Perundungan Istock

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Asep S. Gufron menyebut, tantangan terbesar adalah memastikan seluruh sekolah benar-benar menerapkan nilai-nilai anti-bullying.

“Tidak mudah mendistribusikan program ini ke seluruh sekolah, tapi kami punya komitmen kuat untuk memastikan pengelolaan sekolah dan perlindungan anak berjalan baik,” ujar Asep.

Dinas Pendidikan, lanjutnya, juga terus melakukan pemantauan dan evaluasi di setiap jenjang pendidikan.

“Kami terus mencermati perkembangan di tiap sekolah, dari TK hingga SMP. Kami juga siapkan tenaga psikolog bagi anak-anak yang membutuhkan pendampingan,” jelasnya.

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen lintas sektor, Pemkot Bandung berharap seluruh elemen masyarakat dapat turut menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan bebas dari segala bentuk perundungan.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Tubuh Siswi MTs Itu Tergantung Tak Bernyawa di Pintu Kamar

29 Okt 2025, 20:20 WIBNews