Penghijauan Terus Digalakkan di Puncak Bogor Demi Minimalisir Bencana

Bandung, IDN Times - Kasus penggunaan lahan hijau di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, menjadi persoalan serius karena dampaknya pada sejumlah bencana alam. Pemerintah Provinsi Jabar dan Kementerian LH pun bergerak cepat melakukan peninjauan dan menghentikan operasional sejumlah tempat wisata yang dianggap tak sesuai aturan.
Di sisi lain, penghijauan terus dilakukan demi melestarikan kembali kawasan tersebut salah satunya yang ada di Kebun Gunung Mas, kawasan Puncak Bogor. Kegiatan tanam pohon ini merupakan langkah nyata PTPN I mendukung pemerintah dalam pelestarian alam.
Aksi tanam pohon oleh PTPN I dilakukan bertahap setiap tahunnya, tidak hanya di Puncak Bogor melainkan di wilayah kerja PTPN I yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, hingga Sulawesi. Program besar PTPN I ini bertajuk
"Penanaman Satu Juta Pohon" dengan skema Multiyears (maksimum 5 Tahun) secara berkelanjutan melalui penggunaan pola yaitu tanam, rawat, dan tumbuh.
" Program ini bertujuan mengembalikan kelestarian alam dan fungsi daerah resapan air. Dari aspek sosial, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan, khususnya dalam menjaga keseimbangan ekosistem" kata Direktur Utama PTPN I Teddy Yunirman Danas melalui siaran pers, Senin (24/3/2025).
1. Luas pelestarian sampai 600 ribu hektare

Menurutnya, program ini dilaksanakan di areal internal yaitu konsensi PTPN I dan areal eksternal yaitu diluar konsensi PTPN I. Areal konsensi PTPN I meliputi Daerah Aliran Sungai (Sempadan), Areal Marjinal (kemiringan ekstrim dan gersang), Tanaman Pinggir Jalan Kebun (Main Road dan Production Road) serta Areal Emplasemen (Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum). Sedangkan areal eksternal meliputi, Taman Kota, Kawasaan Hutan, Daerah Aliran Sungai (Sempapdan) dan Areal Kerja Sama Konsensi sehingga total luas areal untuk program ini capai 638,9 ribu hektare.
Realisasi kegiatan penanaman pohon di Kebun Gunung Mas atau Kawasan Puncak Bogor selama ini sudah sering dilaksanakan dan dilakukan secara berkelanjutan.
"Kami sebelumnya telah melakukan aksi tanam pohon di Kebun Gunung Mas PTPN I Regional 2 atau Kawasan Puncak Bogor secara berkelanjutan setiap tahunnya. Seperti tanam pohon mandiri di beberapa titik Gunung Mas seluas 48,09 Ha sebanyak 19,622 pohon dan tanam pohon bersama Kementerian Kehutanan seluas 2.5 Ha sebanyak 1,110 pohon," kata Teddy.
Adapun jenis pohon yang ditanam yaitu Tanaman Konversi (Pinus, Mahoni, Cemara, Akasia, Sangon, Aren dan Bambu), Tanaman Produktif (Durian, Mangga, Alpukat, Kopi dan Kako), serta Tanaman Endemik (ditentukan berdasarkan spesies asli tiap daerah untuk menjaga keseimbangan ekosistem).
2. Bantu dalam normalisasi DAS Citarum

Selain itu, PTPN I dengan Pemerintah Kabupaten Bogor tengah berkolaborasi dalam kegiatan normalisasi area DAS Hulu Ciliwung sepanjang 2,5 Km dan reboisasi kawasan puncak di area okupasi lahan seluas 65,37 Ha atau sebanyak 43.185 Pohon.
Kegiatan penanaman atau penyulaman tanaman teh di Kebun Gunung Mas PTPN I Regional 2 dilaksanakan dibeberapa areal blok Kebun Gunung Mas dengan total sebanyak 20.000 pohon. Hal ini menunjukkan komitmen PTPN I tidak hanya dalam pelestarian lingkungan, tetapi juga dalam menjaga produktivitas dan kualitas tanaman teh sebagai salah satu komoditas unggulan perusahaan.
PTPN I juga telah berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya menjaga pelestarian alam melalui penanaman pohon, di antaranya ikut serta dalam Program Penghijauan di Kawasan Konversi Das Landak, Program Agroforestry dengan Mabes AD serta ikut andil dalam raker dan pembibitan konservasi.
“Kami berharap dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam menerapkan praktik-praktik bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Program Penanaman Satu Juta Pohon diharapkan dapat menjadi langkah awal yang signifikan dalam upaya pelestarian alam dan pengembalian fungsi puncak sebagai daerah resapan air," paparnya.
Dia memastikan bahwa program penanaman satu juta pohon ini merupakan langkah nyata perusahaan dalam mendukung upaya pemerintah untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan timbulnya cuaca ekstrem dan curah hujan yang tinggi serta sebagai upaya menjaga kelestarian alam.
3. Pemprov Jabar minta PTPN cek data lahan alih fungsi

Sebelumnya, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) diminta untuk menghentikan aktivitas alih fungsi lahan di Puncak akibat banjir yang menggenangi kawasan Puncak Bogor pada Minggu (2/3/2025). Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan dari data yang diperolehnya, terdapat lebih dari 1.000 hektare lahan perkebunan teh di Puncak Bogor telah berubah fungsi sehingga berdampak pada ekosistem dan meningkatkan risiko bencana.
“Saya tidak tahu penyebab Sungai Jayanti di Cisarua Bogor meluap dan banjir kenapa tapi paling pertama saya meminta kepada PTPN untuk menghentikan berbagai aktivitas alih fungsi lahan di Puncak. Ada lebih dari 1.000 hektare yang mengalami alih fungsi. Jangan hanya tujuannya kepentingan ekonomi saja,” ujarnya dalam keterangan dikutip akun Instagram @dedimulyadi71, Senin (3/3/2025).
Sejak era kolonial Belanda, penanaman pohon teh di kawasan Puncak bukan hanya untuk kepentingan ekonomi tetapi juga sebagai bagian dari konservasi dan perlindungan lingkungan. Pihaknya akan memanggil seluruh jajaran PTPN dan Perhutani untuk membahas langkah perbaikan lingkungan alam di Jawa Barat.