Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pelabuhan Diincar Jadi Magnet Wisata Teranyar di Cirebon

Warga menikmati kemegahan KRI Dewaruci yang bersandar di Pelabuhan Cirebon. (IDN Times/Wildan Ibnu)
Warga menikmati kemegahan KRI Dewaruci yang bersandar di Pelabuhan Cirebon. (IDN Times/Wildan Ibnu)
Intinya sih...
  • Pelabuhan Cirebon direncanakan menjadi destinasi wisata bahari baru
  • Transformasi pelabuhan menjadi ruang publik dengan fasilitas wisata heritage, wisata perahu, dan pusat kegiatan budaya
  • Potensi bahari dan sejarah maritim dijadikan paket wisata edukatif, serta festival seni FKSM 2025 sebagai uji coba perdana
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cirebon, IDN Times - Pemerintah Kota Cirebon merencanakan wajah baru kawasan Pelabuhan Cirebon sebagai destinasi wisata bahari.

Upaya ini akan diwujudkan melalui kolaborasi resmi antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dengan PT Pelindo yang memiliki aset strategis di area pelabuhan.

Tidak hanya mengandalkan kuliner dan sejarah keraton, Cirebon kini mulai menyasar laut sebagai magnet baru kunjungan wisatawan.

1. Transformasi pelabuhan menjadi ruang publik

Pelabuhan Cirebon di Kota Cirebon
Pelabuhan Cirebon di Kota Cirebon

Kesepakatan teknis kerja sama ditandatangani pada Rabu (10/9/2025) di Balai Kota Cirebon. Perjanjian tersebut mencakup pemanfaatan lahan, fasilitas, dan ruang terbuka di pelabuhan yang selama ini dikenal sebagai titik bongkar muat barang.

Kepala Disbudpar Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya, menegaskan, pelabuhan memiliki kekuatan yang bisa dikembangkan menjadi ruang publik baru.

Sejarah panjang perdagangan maritim, arsitektur bangunan tua, dan atmosfer khas pesisir menjadi modal yang sulit ditiru oleh daerah lain.

“Pelabuhan tidak lagi dipandang semata sebagai area logistik. Kami ingin menghadirkan pengalaman baru bagi wisatawan, dari tur bahari hingga pertunjukan seni,” kata Agus, Minggu (14/9/2025).

Rencana induk menargetkan area seluas 3,5 hingga 4 hektare. Lahan tersebut akan disulap menjadi zona terpadu: wisata heritage, wisata perahu, hingga pusat kegiatan budaya. Dengan tata kelola yang tepat, kawasan pelabuhan diyakini mampu menjadi ikon baru kota.

2. Potensi bahari dan sejarah maritim

KRI Dewaruci bersandar di Pelabuhan Cirebon. (IDN Times/Wildan Ibnu)
KRI Dewaruci bersandar di Pelabuhan Cirebon. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Pelabuhan Cirebon dikenal sebagai salah satu jalur utama perdagangan sejak masa kolonial. Kapal-kapal dari berbagai daerah di Nusantara hingga mancanegara pernah singgah di dermaga ini, menjadikannya simpul pertukaran barang sekaligus budaya.

Nilai sejarah tersebut dinilai dapat dikemas menjadi paket wisata edukatif. Wisatawan tidak hanya berjalan menyusuri bangunan tua, tetapi juga diajak memahami bagaimana jalur laut membentuk identitas Cirebon.

Selain itu, Disbudpar berencana menghadirkan aktivitas wisata perahu. Tur keliling perairan dengan kapal wisata atau perahu tradisional akan memberi pengalaman baru bagi pengunjung.

Konsep ini sekaligus mendukung ekonomi lokal, karena membuka peluang bagi nelayan dan komunitas maritim untuk terlibat langsung.

Agus menambahkan, keunikan arsitektur kolonial di sekitar pelabuhan berpotensi menjadi panggung acara besar. “Nilai estetika bangunan bisa dipadukan dengan cahaya dan musik, menciptakan atmosfer berbeda yang sulit ditemui di tempat lain,” ujarnya.

3. Festival seni jadi uji coba perdana

KRI Dewaruci bersandar di Pelabuhan Cirebon. (IDN Times/Wildan Ibnu)
KRI Dewaruci bersandar di Pelabuhan Cirebon. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Salah satu agenda yang akan memanfaatkan pelabuhan sebagai panggung adalah Festival Komunitas Seni Media (FKSM) 2025. Cirebon ditunjuk menjadi tuan rumah acara nasional ini pada November mendatang.

Festival tersebut berlangsung selama dua pekan dengan melibatkan seniman nasional serta komunitas lokal. Ribuan pengunjung diperkirakan hadir, dan pelabuhan akan menjadi pusat aktivitasnya.

Pemerintah daerah melihat festival ini sebagai momentum penting untuk menguji kesiapan pelabuhan sebagai lokasi wisata. Jika penyelenggaraan berjalan sukses, ke depan pelabuhan akan semakin dikenal sebagai ruang kreatif dan pusat kebudayaan.

“FKSM bukan sekadar acara seni, tetapi juga ujian pertama bagi wajah baru pelabuhan. Harapannya, masyarakat dan wisatawan mendapat gambaran jelas bahwa pelabuhan bisa lebih dari sekadar dermaga,” jelas Agus.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Patut Dicontoh Nih! Ribuan Warga Gelar Aksi Bebersih Kota Bandung

14 Sep 2025, 11:26 WIBNews