PDIP Bingung, Elektabilitas Ganjar-Mahfud di Majalengka Masih Rendah

Majalengka, IDN Times- Tingkat popularitas Capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Kabupaten Majalengka dinilai masih rendah. Popularitas itu bertolak-belakang dengan kampanye yang dilakukan dalam bentuk pemasangan alat peraga kampanye (APK).
Berdasarkan hasil survei, elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud masih kalah oleh pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Yang pertama adalah Pak Prabowo bareng Gibran. Itu surveinya," kata ketua Tim pemenangan Ganjar-Mahfud Majalengka, Karna Sobahi.
1. APK Ganjar-Mahfud di Majalengka unggul

Karna menilai, ada ketidak-selarasan antara elektabilitas dan penyebaran APK pasangan itu. Berdasarkan survei, APK Ganjar-Mahfud tertinggi dibanding dua kandidat lainnya.
"Ada sebuah keunikan di Majalengka bahwa survei Pak Ganjar belum maksimal, tapi pergerakan APK tertinggi. Kalau yang lain, yang dua (paslon) masih 15-an, Ganjar-Mahfud sudah 37 persen peragaan APK-nya," kata Karna.
Padahal, kata dia, pergerakan untuk mensosialisasikan Ganjar-Mahfud sudah dilakukan sejak lama. Karna mengaku, ia sudah mensosialisasikan Ganjar-Mahfud saat masih menjabat sebagai bupati.
"Artinya, berdasarkan survei SMRC APK-APK Ganjar-Mahfud sudah ada di desa-desa. Bahkan tim SMRC sudah menilai, pergerakan dari pengambil kebijakan , seperti yang sudah viral, itu luar biasa," kata dia.
"Saya bertemu dengan ribuan honorer, saya manfaatkan pertemuan saat jadi bupati, dan saya titipkan Ganjar-Mahfud. Gak bisa dihindari, kan sebagai bupati," kata Karna.
"Saya bicara begitu karena saya ketua DPC (PDIP). Bukan Bupati murni, dan hari libur. Jadi gak usah dipermasalahkan ya seharusnya. Nah itu sudah luar biasa. Jadi APK kami sudah tertinggi," kata dia.
2. Elektabilitas Ganjar-Mahfud pun tak selaras dengan PDIP

Di sisi lain, elektabilitas PDIP di Majalengka juga cukup bagus. Tidak selarasnya suara partai dan capres, menjadi pemicu adanya teguran DPP untuk DPC PDIP Majalengka.
"Survei partai bagus. Nah jadi dipertanyakan, kenapa survei bagus, Ganjar-Mahfudnya di bawah. Tentu menjadi teguran DPP kepada saya, 'tolong pak ketua DPC itu dianalisa. Mengapa terjadi seperti itu?" kata dia.
Karna menjelaskan, dari penyebaran APK, setiap Caleg PDIP dipastikan sudah menyertakan Ganjar-Mahfud.
"Kalau caleg-caleg semuanya sudah menyertakan. Setiap caleg memasang baligo, ada Ganjar-Mahfud. Bayangkan kalau ada 50 (caleg), satu orang Caleg di desa, umpamanya empat baligo. DPP mengirim satu desa, sepuluh baligo. Sudah 30 ribu sekian kan baligo di Majalengka," kata dia.
"Belum (lagi) run way. Run way di Majalengka dikuasi oleh Ganjar-Mahfud kan, yang di mobil itu. Nah ini, dan semuanya dibiayai oleh DPP. Jadi kami masih akan terus mencari solusi bagaimana agar Ganjar-Mahfud di Majalengka berbanding lurus dengan survei partai dan pergerakan APK," lanjut Bupati Majalengka periode 2018-2023 itu
3. Lakukan evaluasi kerja tim

Melihat hasil survei itu, Karna memastikan segera melakukan evaluasi. Kedatangan Ganjar ke Majalengka pada Sabtu (23/12/2023) ini, sekaligus jadi momentum tim untuk melakukan evaluasi.
"Jadi sedang dievaluasi, di mana letak kelemahan tidak signifikannya. Bahwa pergerakan APK Ganjar-Mahfud luar biasa, tapi angka popularitas dan elektabilitas tidak sebanding dengan pergerakan," kata dia.
Ia menegaskan, dari hasil survei SMRC, popularitas Ganjar-Mahfud masih di bawah Prabowo-Gibran. Namun, posisi Capres-cawapres yang diusung PDIP itu, masih di atas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar
"Untuk popularitas saja, Ganjar-Mahfud masih sama dengan Pak Anies. Walaupun ya (Ganjar-Mahfud) kedua di Majalengka, yang pertama adalah Pak Prabowo bareng Gibran. Itu surveinya," ujar Karna.
"Ya (kedatangan Ganjar ke Majalengka) meningkatkan popularitas, elektabilitas di Majalengka," ujarnya.