Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Lawan Bank Emok, Dedi Mulyadi Beri Pinjaman Bunga Satu Persen

WhatsApp Image 2025-06-17 at 12.34.15 (3).jpeg
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Hotel Borobudur Jakarta Pusat (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Intinya sih...
  • Bank Emok, perbankan gelap dengan suku bunga mencekik yang membuat masyarakat terjerat utang.
  • Masyarakat Jawa Barat akan mendapat cicilan nol bunga di Bank Bjb dengan subsidi dari Pemprov Jabar.
  • Dedi Mulyadi berencana menurunkan suku bunga pinjaman dari lima persen menjadi satu persen untuk meringankan beban masyarakat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Peredaran bank emok atau perbankan gelap masih banyak ditemukan di wilayah Jawa Barat. Gubernur Dedi Mulyadi pun tidak menampik mengenai hal tersebut, di mana masyarakat saat ini khususnya di pedesaan-pedesaan banyak terjerat pinjaman dengan suku bunga yang bisa mencekik.

Bank Emok, kata Dedi, memberikan bunga bisa sampai harian, misalnya, jika warga meminjam pinjam Rp1 juta maka uang yang akan diterima Rp900 ribu, karena Rp100 ribunya disebut sebagai biaya administrasi. Keesokan harinya warga harus sudah mencicil lagi, degan total bunga 10 sampai 20 persen.

"Kadang-kadang kalau kepepet ya 15-20 persen juga diberikan, kalau kepepet ya. Dan itu bergulir, itu terus dan kemudian nanti biasanya warga ini ketika di bank emok dia enggak kebayar, dia bayar lewat bank keliling. Ketika bank keliling enggak kebayar dia bayang lewat bank MBK. Jadi berputar sebenarnya," ujar Dedi dikutip Rabu (23/7/2025).

1. Baru akan diuji coba terlebih dahulu

WhatsApp Image 2025-07-10 at 15.01.34.jpeg
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Rakor KPK Jakarta Utara (YouTube.com/KPK)

Satu warga Jabar, kata Dedi, bisa terjerat utang di empat bank yang berbeda-beda suku bunganya. Dengan kondisi tersebut, Dedi menyampaikan ada beberapa hal yang nantinya akan diterapkan kepada masyarakat Jabar, salah satunya diberikan cicilan nol persen bunga di Bank Bjb dengan bantuan langsung dari pemerintah provinsi.

Hanya saja rencana itu nantinya baru akan dilakukan uji coba di salah satu kecamatan terlebih dahulu untuk kemudian disebarkan ke daerah lainnya dengan metode serupa.

"Kami tidak akan menyebar dulu (program itu) di Jabar, tapi misalnya difokuskan di satu kecamatan sebagai pilot project. Bank Bjb ngasih pinjaman, kemudian bunganya itu mendapat subsidi dari Pemprov Jabar. Bunganya misalnya ini sudah ada sih, tapi kita lagi mau ngitung dulu," ujarnya.

2. Pemprov Jabar siap biayai empat persen bunga ke BJB

Kang Dedi Mulyadi Berbicara Saat Rapat (jabarprov.go.id)
Kang Dedi Mulyadi Berbicara Saat Rapat (jabarprov.go.id)

Perhitungan yang dimaksudkan Dedi yaitu bunga umum 5 persen yang biasanya dikenakan kepada masyarakat yang meminjam uang. Bagaimana caranya agar bunga tersebut ditekan menjadi 1 persen, setelah itu empat persen nantinya akan dibayar oleh Pemerintah Provinsi Jabar ke Bank Bjb.

"Kalau umumnya bunga misalnya 5 persen sehingga mereka nanti menjadi 1 persen. Sisanya, yang 4 persen-nya nanti disubsidi lewat bedeng APBD. Ini yang lagi kami siapkan dan kami akan pilih beberapa desa dalam satu kecamatan. Nantinya akan kami lihat pertumbuhannya dengan pinjaman itu, menyelesaikan atau tidak," katanya.

3. Bagian dari membebaskan warga tentang beban ekonomi yang besar

Dedi Mulyadi di Gedung KPK pada Senin (19/5/2025). (dok. Humas KPK)
Dedi Mulyadi di Gedung KPK pada Senin (19/5/2025). (dok. Humas KPK)

Dedi melanjutkan, dengan biaya pinjaman yang ringan, maka masyarakat tidak akan terjerat utang di Bank emok. Kebijakan ini menurutnya berkaitan dengan pelarangan studi tur dan hal-hal lainnya, yang membuat orangtua harus berutang agar sang anak bisa mengikuti kegiatan piknik tersebut.

"Kebijakan ini bagian dari membebaskan warga dari kewajiban bayar sekolah. Begitu kan. Membebaskan warga untuk bayar studi tour. Membebaskan warga untuk anak-anaknya tidak ikut outing class, biaya perpisahan, biaya wisuda," katanya.

"Nah, sebenarnya itu strategi saya untuk menekan agar masyarakat Jabar tidak lagi pinjam untuk atas nama sekolah," ucap Dedi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us