Bey Pastikan Susu untuk Makan Bergizi Gratis di Jabar Aman

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan ketersediaan susu untuk menopang Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam kondisi aman. Penjabat Gubernur Bey Machmudin turut memantau langsung pabrik PT. Ultrajaya Milk Industry di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat awal pekan ini.
Dalam kunjungannya Bey didampingi oleh Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat Siti Rochani, Kepala Biro BUMD dan Investasi Setda Jabar Lusi, Kepala DESDM Jabar dan Direksi PT. Migas Utama Jabar.
Menurut Bey, pemantauan industri pengolahan susu (IPS) lokal ini dilakukan untuk melihat langsung persiapan dalam melengkapi kebutuhan MBG yang akan ditetapkan awal 2025.
"Karena itu, IPS didorong untuk bisa memaksimalkan produksi melalui produk yang berasal dari susu segar dalam negeri (SSDN)," katanya, dikutip dari keterangan resmi, Selasa (20/11/2024).
1. MBG sudah diuji-cobakan di beberapa kabupaten dan kota

Bey melihat kesiapan dan proses produksi sekaligus melihat penggunaan energi baru terbarukan yang diterapkan pihak Ultrajaya. Ia optimistis program ini berjalan secara maksimal, mengingat sudah diuji-cobakan di beberapa kabupaten dan kota di Jabar. Salah satunya di Sumedang.
"Evaluasinya bagus dan semua mendukung, jadi artinya memang baik program itu dan memberdayaakan ekonomi lokal," katanya.
2. Para petani sapi perah ketiban untung

DKPP Jabar juga memastikan para pelaku usaha sudah berkomitmen mendukung peningkatan produksi dan populasi ternak sapi perah di Jawa Barat serta menindaklanjuti program quickwins Astacita (makan bergizi dan minum susu) Presiden Prabowo Subianto.
Plt Kepala DKPP Jabar Siti Rochani mengatakan bahwa ia akan menindaklanjuti hasil komitmen dukungan penambahan populasi sapi perah antara Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI dengan para pengusaha.
Dalam rapat yang digelar pekan lalu, ia menjelaskan, salah satu upaya peningkatan populasi dan produksi sapi perah di Jawa Barat adalah melalui impor sapi perah.
"Impor sapi perah dilakukan dalam bentuk investasi swasta, yang menghadirkan penambahan tenaga kerja, optimalisasi pemanfaatan lahan, peningkatan kualitas bibit di masyarakat dan sebagainya," ujarnya.
Dari pertemuan itu, para pengusaha juga meminta dukungan dari pemerintah seperti kemudahan importasi sapi, kemudahan pemanfaatan lahan, kemudahan perizinan, tax allowance/kemudahan pajak, insentif/skema pembiayaan, asuransi ternak, dukungan sarana prasarana, dukungan logistik, pendampingan teknis, dan regulasi.
3. Total populasi impor sapi perah capai 337.350 ekor

Menurut Siti, hasilnya menggembirakan karena total perusahaan sapi perah yang sudah berkomitmen untuk berinvestasi di Jawa Barat selama tahun 2025-2029 ada sebanyak 12 perusahaan.
"Di mana total populasi impor sapi perah adalah 337.350 ekor, dan pada tahap pertama di tahun 2025 total populasi adalah 5.004 ekor," ujarnya.
Selain itu, masih ada empat perusahaan besar yang akan berinvestasi di Jawa Barat namun terkendala di pemanfaatan dan kerja sama lahan yang akan dijadikan sebagai tempat berinvetasi di Jawa Barat.
"Sementara kerja sama dengan GKSI kurang lebih kandang kosong di Jawa Barat bisa menampung 21.550 ekor dari total kandang kosong 65.000 ekor," katanya.
Presiden Direktur PT Ultrajaya Sabana Prawirawidjaja mengapresiasi kunjungan Bey Machmudin. Memastikan dukungan pada MBG, Ketua Asosiasi Industri Pengolah Susu ini berharap program tersebut bisa memicu bergeraknya roda ekonomi UMKM, khususnya di sektor peternakan rakyat.