Ini Indikator Makro Pembangunan 27 Kabupaten/Kota di Jabar

Bandung, IDN Times - Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin memberikan beberapa catatan kepada kabupaten dan kota yang masuk dalam indikator makro pembangunan. Menurutnya ada beberapa yang harus diperhatikan.
Misalnya soal penanganan stunting dan kemiskinan. Adapun indikator makro pembangunan daerah tersebut terdiri dari angka kemiskinan, angka pengangguran, pertumbuhan ekonomi, ketimpangan ekonomi, dan indeks pembangunan manusia.
"Jabar itu agregat dari kabupaten kota. Jadi kami ingatkan para bupati dan wali kota agar terus tekan stunting, kemiskinan, dan indikator makro pembangunan lainnya. Kalau mereka berhasil, maka provinsi juga berhasil," ujar Bey saat memimpin rapat koordinasi dengan kepala daerah di 27 kabupaten dan kota di Jabar di Hotel Resinda Karawang, dikutip Selasa (19/11/2024).
1. Persampahan harus ditangani

Bey kemudian menyoroti masalah persampahan khususnya di wilayah Bandung Raya agar dapat perhatian khusus. Menurutnya, hal ini harus turut diselesaikan dengan cara memperhatikan prosesnya dari hulu hingga hilir.
"Tadi kami juga ingatkan kembali tentang persampahan," ucapnya.
Selain itu, Bey berharap Kabupaten Karawang, Indramayu, dan Subang, sebagai salah satu lumbung padi nasional untuk terus menjaga hasil panen hingga akhir tahun ini. Sebab, Jabar telah menargetkan bisa swasembada pangan dengan memproduksi 11,1 juta ton gabah kering giling (GKG) hingga akhir 2024.
"Karawang, Indramayu dan Subang lumbung padi. Jadi, kami minta betul-betul diperhatikan bagaimana kondisi tahun ini. Panen harus bisa terjaga sampai akhir tahun ini karena kami punya target 11,1 juta GKG," harapnya.
2. Pariwisata harus didongkrak

Kemudian untuk sektor pariwisata, para kepala daerah harus berkomitmen untuk terus mendongkrak kunjungan wisatawan. Salah satunya dengan memanfaatkan potensi wisata lebih maksimal.
"Pariwisata harus terus didongkrak jangan sampai kita punya banyak potensi wisata tapi tidak bisa memanfaatkannya," kata Bey.
Di sisi lain, sebagai daerah rawan bencana, Bey sudah meminta 27 kabupaten kota di Jabar untuk menetapkan status siaga bencana hingga April 2025.
"Kami sudah tetapkan siaga darurat bencana di seluruh kabupaten kota sampai April 2025," ucapnya.
3. Anggaran darurat kebencanaan harus dimanfaatkan dengan baik

Bey meminta beberapa daerah rawan mulai melakukan mitigasi dengan serius untuk mengurangi dampak dari peristiwa bencana alam. Dalam status darurat yang sudah ditetapkan, anggaran darurat kebencanaan juga sudah bisa digunakan dengan baik.
"Wilayah yang jadi perhatian seperti Bogor, Sukabumi, KBB, tapi secara umum seluruh wilayah. Kita harus hati-hati semua tapi tak perlu terlalu berlebihan melainkan harus waspada dan siap untuk mengantisipasi," kata dia.