Banyak Warga Kena ISPA Akibat Jalan Parung Panjang, Dedi Mulyadi Sindir Kaum Kapitalis

- Jalan Parung Panjang rusak berat akibat aktivitas pertambangan di Kabupaten Bogor, menyebabkan banyak warga terkena Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).
- Perbaikan Jalan Parung Panjang memerlukan anggaran fantastis sekitar Rp1,2 triliun, sementara wilayah tersebut mengalami degradasi lingkungan dan pertumbuhan kelas-kelas baru.
- Dedi Mulyadi menginginkan pemerataan pembangunan tidak hanya di perkotaan, tetapi juga di pedesaan serta perlu dilakukan recovery lingkungan bersama pemerintah provinsi Banten dan Jakarta.
Bandung, IDN Times - Aktivitas pertambangan di wilayah Kabupaten Bogor membuat Jalan Parung Panjang rusak berat. Di balik kerusakan tersebut banyak warga yang terdampak secara kesehatannya. Hal ini disampaikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Persoalan ini pun sudah disampaikan langsung oleh Dedi saat Rapat Kerja Gubernur Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama (FKD-MPU) di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (17/6/2025).
"Parung Panjang hari ini sebagian besar masyarakatnya menderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). Kemudian infrastruktur jalannya mengalami kerusakan parah," ujar Dedi, dikutip Rabu (18/6/2015).
1. Sumber daya alam di desa jangan hanya dikeruk saja

Adapun untuk perbaikan memerlukan anggaran yang fantastis. Belum lagi urusan kesehatan masyarakatnya. Dedi mengatakan, Jalan Parung Panjang jika dibuat jalan bermutu memerlukan dana sekitar Rp1,2 triliun, tetapi hal itu tidak mungkin dikeluarkan Rp1,2 triliun untuk me-recovery satu kecamatan saja.
"Tetapi di situ ada catatan penting, pada satu sisi masyarakatnya mengalami degradasi lingkungan, di sisi lain tumbuh kelas-kelas baru, kota-kota baru di sekitar Jawa Barat," ucapnya.
Dedi kemudian menyindir beberapa kaum kapitalis yang menikmati hasil dari semua dampak lingkungan terhadap masyarakat ini. Di wilayah Parung Panjang juga banyak hotel baru perumahan baru, dan aktivitas pertambangan.
"Tumbuh perhotelan, properti, dari situ pasti lahir pendapatan bagi daerahnya, kesejahteraannya, kaum kapital yang menikmati dari penjualan batu dari daerah yang relatif murah itu," katanya.
2. Pembangunan harus dilakukan secara bersama-sama

Oleh karena itu, Dedi berharap pemerataan harus dilakukan tidak hanya di wilayah perkotaan saja, melainkan pedesaan sudah waktunya untuk bangkit, tidak hanya dikeruk saja sumber daya alamnya.
"Ini kan harus dibahas bersama-sama sehingga pembangunan bisa seiring sejalan. Tidak lagi perkotaan mengalami kemajuan dan pemajuan, perdesaan mengalami degradasi kemiskinan dan pemiskinan. Ini catatan-catatan penting," katanya.
3. Peringatkan juga Jakarta dan Banten

Menurutnya, recovery lingkungan juga perlu dilakukan bersama dengan pemerintah provinsi Banten dan Jakarta. Sebab sumber air Waduk Jatiluhur yang berasal dari Gunung Wayang dan Gunung Windu di Kabupaten Bandung, kini mengalami degradasi atau perubahan yang disebabkan alih fungsi lahan hingga kerusakan lingkungan.
"Suatu saat kalau tidak di-recovery dengan melakukan perubahan tata ruang hari ini dan reboisasi dengan biaya yang sangat besar, tentunya akan menjadi ancaman bagi Jakarta untuk masa depan," katanya.
"Ancamannya bukan hanya air bersih, tapi juga krisis energi karena kebutuhan Tarum Timur Tarum Barat akan tergradasi," ucapnya.