Tak Bisa Dapat Investor, Jokowi "Semprot" Sejumlah Menteri Terkait
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku kena semprot Presiden Joko “Jokowi” Widodo beberapa waktu lalu. Alasannya, pemerintah dianggap gagal menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Jokowi tidak hanya memarahi Enggartiasto, melainkan semua menterinya yang berkaitan dengan dunia investasi asing. “Bapak presiden marah kepada kami, kepada para pembantunya (jajaran menteri). Investasi uang itu kaya air, dia mengalir ke mana yang menguntungkan,” kata Enggartiasto, saat ditemui awak pers di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Senin (16/9).
1. Ada yang salah dengan kondisi dalam negeri
Lewat analogi “investasi bagai air mengalir”, Enggartiasto ingin mengatakan bahwa banyak hal di yang bikin investor enggan menanamkan modalnya di Indonesia. Faktor-faktor tersebut tak lepas dari kondisi politik dan berbagai macam kekhawatiran lainnya.
2. Vietnam yang diuntungkan
Salah satu momentum lepasnya investor asing yang berpotensi menanamkan modalnya di Indonesia terjadi pekan lalu. Ketika itu, sekitar 33 perusahaan China memutuskan untuk memindahkan industrinya dan tengah mencari negara dengan kondisi investasi yang sehat.
Indonesia, dikabarkan sempat menjadi salah satu negara incaran. Namun, harapan tersebut kandas setelah sebagian besar perusahaan China tersebut memilih Vietnam sebagai ladang investasinya.
“Dari 33 perusahaan, 23 di antaranya menanamkan modal di Vietnam. Sisanya dibagi di beberapa negara Asia Tenggara lainnya,” kata Enggartiasto.
3. Mengapa Indonesia kalah menarik dari Vietnam?
Ada beberapa faktor yang membuat investor asing enggan menanamkan modalnya di Indonesia. Di antaranya, Enggartiasto mencontohkan, ialah kondisi politik di Indonesia yang bikin mereka khawatir.
“Di sini buruh demo cuma 50 orang, dibilangnya 5 ribu orang. Itu dipersoalkan (oleh investor). Metro, Kompas TV, meliputnya begitu. Repot juga kita,” ujarnya.
4. Ribetnya birokrasi daerah
Tak hanya itu faktor yang bikin investor kabur dari Indonesia. Ada hal lainnya, tutur Enggartiasto, misalnya banyaknya perizinan yang kudu ditempuh investor jika menanamkan modalnya di Indonesia.
“Bayangkan, kami berikan berbagai fasilitas di pemerintah pusat untuk para investor. Tapi begitu masuk ke daerah, urusannya jadi panjang,” ujar dia.
“Ambil contoh, ada orang mau bangun resource, selama 2,5 tahun izinnya belum keluar. Orang asing marah dia, jadi sudah lupakan saja begitu,” kata Enggartiasto.
5. Enggartiasto juga pernah mengalami hal serupa
Sebelum menjadi menteri, atau di medio 1990-an, Enggartiasto merupakan seorang pengusaha tulen. Maka itu, ia tak heran dengan keluhan berbagai aturan daerah yang membuat investor jengah.
“Saya merasakan juga. Saya bangun hotel, ini mau berbuat baik agar air limbah tidak langsung digelontorin ke got, ke kali. Ternyata harus punya izin dari cipta karya, izin dari dinas linkgukngan. Lalu, karena menyangkut bawa alat segala macam, harus ada izin juga dari dinas tenaga kerja. Kami mau bikin ekskalator, harus ada izin juga dari dinas tenaga kerja. Apa urusannya?” tutur dia.
6. Pemerintah berencana memotong jalur birokrasi
Enggartiasto mengatakan, maka jangan heran jika Presiden Jokowi selalu menekankan agar pemerintah daerah senantiasa dapat memudahkan urusan perizinan, terutama bagi investor asing. “Regulasi harus diubah. Bapak presiden sudah meminta kita setiap minggu ada laporan peraturan-peraturan yang menghambat,” ujarnya.
Investasi merupakan salah satu senjata Indonesia dalam menghadapi krisis global dampak perang dagang Amerika Serikat-China. Dalam prediksi Enggartiasto, dampak perang dagang tersebut akan melanda seluruh negara di dunia pada 1-1,5 tahun ke depan.
Selain ditopang oleh kelancaran investasi, nasib ekonomi Indonesia selama krisis global juga tergantung pada nilai ekspor.