Ratusan PL di Bandung Demo Minta Pemkot Izinkan Karaoke Segera Buka

Banyak pemandu lagu Kota Bandung kehilangan mata pencarian

Bandung, IDN Times - Ratusan Pemandu Lagu (PL) serta pegawai tempat hiburan malam karaoke menggelar aksi damai di Jalan Wastukencana, Balai Kota Bandung, Senin (3/8/2020). Mereka datang untuk mendesak Pemkot Bandung membuka kembali tempat hiburan malam selama Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Berdasarkan pantauan IDN Times, masa aksi datang dengan membawa spanduk masing-masing dengan seragam lengkap dari tempat kerja. Sejumlah masa juga terlihat tertib menggunakan masker.

1. Aksi diinisiasi atas dorong para pegawai tempat hiburan

Ratusan PL di Bandung Demo Minta Pemkot Izinkan Karaoke Segera Buka(Aksi damai pemandu lagu Kota Bandung di Balai Kota) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Ketua Perkumpulan Pegiat Pariwisata Bandung (P3B) Jabar, Rully Panggabean mengatakan, aksi damai diinisiasi atas dorong dari sejumlah anggota. Menurutnya, kondisi tempat hiburan saat ini banyak membuat para pegawainya dirumahkan.

"Beberapa sektor lain sudah diizinkan beroperasi, para pegawai juga saat imi banyak yang di rumah kan," ujar Rully saat di temui di Balai Kota Bandung, Senin (3/8/2020).

2. Ekonomi pemandu lagu terpuruk selama di rumah kan

Ratusan PL di Bandung Demo Minta Pemkot Izinkan Karaoke Segera Buka(Aksi damai pemandu lagu Kota Bandung di Balai Kota) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Di tempat yang sama, salah seorang PL di salah satu tempat karaoke di Bandung, Kiki mengatakan, saat ini ia sudah di rumahakan sejak beberapa bulan lalu. Ia juga meminta tempat hiburan karaoke kembali beroperasi.

"Kami berharap dapat kepastian karena kita tidak dapat gaji, kita dapat penghasilan dari mana. Udah dua bulan lebih kebijakan dari kantor ada tapi tidak cukup," ujarnya.

3. Pemandu lagu minta kepastian Pemkot Bandung

Ratusan PL di Bandung Demo Minta Pemkot Izinkan Karaoke Segera Buka(Aksi damai pemandu lagu Kota Bandung di Balai Kota) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Ibu dari dua anak tersebut juga mengaku, saat ini kondisi ekonomi pasca dirumahkan oleh manajemen tempatnya bekerja, membuat ia harus banting stir berjualan online. Adapun penghasilan dari berjualan tersebut tidak cukup dan tidak sebanding dengan penghasilan bekerja sebagai PL.

"Sudah keluarga anak dua, makanya kami butuh kepastian juga, saya sekarang jualan online. Perbulan empat jutan kalau PL. Sekarang enggak. Kalau sekarang jauh banget," katanya.

Baca Juga: Pemkot Bandung Minta Sekolah Inklusi Perketat Protokol COVID-19

Baca Juga: Kebijakan AKB Bandung Diubah, Wali Kota Setuju Ada Sanksi Masker!

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya