Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Santunan Rp50 Juta untuk Keluarga Korban Longsor Gunung Kuda

Keluarga korban tragedi Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon

Cirebon, IDN Times - Keluarga para korban meninggal akibat bencana longsor di kawasan tambang batu Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, menerima santunan kemanusiaan yang totalnya mencapai hampir Rp50 juta per kepala keluarga. 

Penyerahan bantuan dilakukan pada Senin (2/6/2025) di Bale Jaya Dewata, Kota Cirebon, oleh sejumlah pihak yang terlibat dalam penggalangan dana. 

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, santunan berasal dari empat sumber utama, yakni Baznas, BJB Peduli, para pejabat Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan sumbangan pribadinya. 

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Cirebon turut memberikan bantuan langsung sebesar Rp5 juta. "Kalau dihitung semua, dari kabupaten dan pihak-pihak lain seperti Kapolda, Kapolres, dan Bupati, jumlahnya hampir mencapai Rp50 juta untuk tiap keluarga korban," ujar Dedi.

Ia menambahkan, bantuan tersebut diberikan sebagai bentuk rasa empati dan solidaritas untuk meringankan beban keluarga yang kehilangan anggota tercinta dalam insiden naas tersebut.

Peristiwa longsor di tambang Gunung Kuda terjadi pada Jumat siang, 30 Mei 2025, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari. 

Runtuhnya tebing batu menyebabkan puluhan penambang tertimbun material tambang, dan hingga berita ini ditulis, operasi pencarian masih berlangsung di hari keempat.

Tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, relawan, dan pekerja tambang lokal terus berjibaku di medan berat untuk menemukan korban yang masih tertimbun. Cuaca dan kontur medan menjadi tantangan serius dalam upaya evakuasi.

Sampai Senin pagi, tercatat 19 korban berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Seluruh jenazah telah diidentifikasi oleh tim forensik, dan sebagian besar sudah diserahkan kepada keluarga untuk proses pemakaman.

Nama-nama korban yang telah diidentifikasi antara lain Sukandra bin Hadi, Andri bin Surasa, Sukadi bin Sana, Sanuri bin Basar, Dendi Irawan, serta Rio Ahmadi bin Wahyudin dan Ikad Budiargo bin Arsia. Beberapa korban lain yang turut ditemukan termasuk Jamaludin, Toni, Sunadi, dan Wahyu Galih.

Sementara itu, enam orang penambang masih dinyatakan hilang, dan pencarian akan terus dilakukan hingga semua korban ditemukan.

Mengenai dugaan adanya kelalaian dalam operasi tambang, Dedi menegaskan bahwa hal tersebut sepenuhnya menjadi ranah penyelidikan aparat kepolisian. “Kalau ada unsur kelalaian, biarkan pihak berwenang bekerja secara profesional. Kita tunggu saja hasil penyelidikan resmi,” katanya.

Pemerintah daerah juga mengeluarkan imbauan keras kepada masyarakat untuk tidak mendekati lokasi tambang, mengingat potensi longsor susulan masih tinggi. 

Petugas keamanan saat ini menjaga ketat perimeter kawasan untuk mencegah jatuhnya korban tambahan dari warga yang mungkin mendekati lokasi tanpa izin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us