Profil Nana Suryana Mahesa, Wakil Wali Kota Banjar

Banjar, IDN Times - Nana Suryana Mahesa merupakan Wakil Wali Kota Banjar periode 2019–2023. Nana Suryana ditetapkan sebagai wakil wali kota terpilih, menemani Ade Uu Sukaesih yang menjabat wali kota, usai menang pada Pilkada Kota Banjar 2018.
Sebelum menjadi orang nomor dua di Banjar, pria yang kerap disapa Nana Enyos ini adalah seorang wiraswasta dan penggemar bonsai. Rekam jejak politiknya berawal saat Nana bergabung PAC PDIP Kecamatan Purwaharja. Berikut profil Nana Suryana Mahesa selengkapnya.
1. Profil Nana Suryana Mahesa

Nama: H. Nana Suryana Mahesa, S.Pd.
Tempat dan tanggal lahir: Ciamis, 16 Mei 1969
Pasangan: Elis Kartini
Agama: Islam
Partai politik: PDI Perjuangan
Pekerjaan: Politisi
Almamater: IKIP Bandung (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia)
2. Perjalanan merintis karir politik

Usai menamatkan jenjang pendidikan tinggi di IKIP Bandung, Nana Suryana sempat menjalani kesehariannya dengan beternak ayam jago. Ia juga pernah menjadi karyawan di PT. Istana Kanematsu Indonesia selama beberapa tahun.
Karier politik Nana dijalani bersama PDI Perjuangan, berawal sebagai pengurus di tingkat kecamatan. Ia pun didapuk untuk mengisi kursi ketua PAC PDIP Kecamatan Purwaharja pada tahun 2003.
Selang dua tahun, Nana naik jabatan menjadi Bendahara DPC PDIP Kota Banjar sejak 2005 hingga 2010. Melihat adanya peluang dan dukungan dari rekan-rekannya, Nana kemudian dipercaya menjadi Wakil Ketua DPC PDIP Kota Banjar hingga tahun 2015.
Tiga tahun kemudian, Ade Uu Sukaesih menggandeng Nana untuk ikut berkontestan pada Pilkada Kota Banjar 2018. Pasangan tersebut diusung oleh Partai Golkar, PDIP, dan PKB.
Nana berharap dinas instansi pemerintahan bekerja bersama agar tercapai
perekonomian yang ditargetkan. Pembinaan usaha kecil dan menengah juga diharapkan mengalami peningkatan ke arah positif. Hasil pilkada pun menyatakan paslon Ade-Nana menang dengan 52,36 persen suara.
3. Mendapat inspirasi kepemimpinan dari bonsai

Diketahui, Nana Suryana adalah seorang fan bonsai sejak usia muda. Di beberapa kesempatan, ia gemar menunjukkan koleksi bonsainya yang menawan. Bahkan beberapa kali memenangkan kontes bonsai.
Melansir sakata.id, bonsai telah banyak memberi inspirasi terjadap perjalanan hidup dan karier politik Nana. Ia menganalogikan pengabdian di dunia politik bagai proses menanam bonsai.
Di mana dalam penanaman bonsai, memiliki visi dan rencana terkait bentuk yang diinkan sejak tunggul kayu akan ditanam sangat penting. Dari sanalah, Nana dapat mengambil falsafah hidup berupa pentingnya penghargaan terhadap proses dan konsistensi.