Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Indonesia Harus Curi Peluang pada Babak Baru Geopolitik dan Ekonomi

IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Kebijakan Presiden Amerika Donald Trump membuat perubahan arah pada perpolitik dan ekonomi secara global. Kondisi ini memengaruhi hampir seluruh negara termasuk mereka yang telah bekerja sama dengan Amerika dalam berbagai bidang.

Pendiri organisasi kebijakan luar negeri Indonesia Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal mengatakan, saat ini dunia sedang memasuki babak baru di mana Amerika yang selama ini dekat dengan Eropa pun mulai renggang. Kondisi ini pun membuat banyak negara mempersiapkan diri untuk menjalin kerja sama dengan negara yang selama ini kurang dekat.

"Sekarang Eropa dengan Cina dan Indo-Pasifik, kemudian Global South dengan Cina dan lainnya mulai terbuka. Banyak peluang di sana," ungkap Dino ditemui di Bandung, Rabu (16/4/2025).

1. Kepemimpinan yang aktif diperlukan

IDN Times/Debbie Sutrisno

Dengan perubahan ini, maka Indonesia harus berani menganbil langkah menjadi pemimpin dalam perubahan tersebut. Dengan langkah politik luar negeri bebas aktif yang digaungkan, maka keaktifan itu harus sejalan dengan perubahan geopolitik dan ekonomi sekarang.

Strategi terperinci harus dibuat sehingga kebebasan dan keaktifan Indonesia di kancah internasional lebih jelas. Harapannya, negara ini bisa kembali dipercaya sebagai pemimpin seperti ketika Indonesia ikut serta dalam mengumpulkan negara dalam Konferensi Asia-Afrika (KAA).

"Indonesia ini jangan hanya jadi peserta tapi harus bisa menajdi pemain bahkan pelopor. Kita harus berani memposisikan diri sebagai negara pentolan di global south," papar Dino.

2. Indonesia dan Bandung selalu dikenal banyak negara

potret bendera Indonesia (pixabay.com/Reinaldoreinhart)

Menurutnya, saat ini Indonesia dan Kota Bandung masih diingat banyak negara sahabat kaitannya dengan KAA. Dasasila Bandung dan Semangat Bandung menjadi dua hal kunci banyak kawasan mampu berkembang setelah masa penjajahan.

Dengan semangat ini pemerintah Indonesia seharusnya bisa mengajak banyak negara lain untuk kembali memikirkan jalan terbaik bagi tatanan baru di tengah persoalan global yang terus bermunculan. Apalagi sekarang banyak negara yang mengalami krisis kepercayaan pada organisasi internasional termasuk sejumlah negara dengan adanya standar ganda untuk banyak hal, salah satunya persoalan di Gaza, Palestina.

"Nah dalam situasi di mana kepercayaan terhadap aturan international semakin tipis, prinsip Dasasila Bandung ini menjadi relevan untuk membangun kembali kepercayaan terhadap lembaga internasional. Jadi negara-negara berkembang yang benar-benar percaya dan meyakini manfaat dari Semangat Bandung ini, mereka perlu menjadi pendekar, menjadi juara dari Dasasila Bandung, jangan justru semakin berpaling," paparnya.

3. Dunia butuh tatanan baru

Ilustrasi Bumi (Pexels.com/Zelch Csaba)

Sementara itu, Head of Indonesian Foreign Policy Strategy Agency Ministry of Foreign Affairs of the Republik of Indonesia, Yayan Ganda Hayat Mulyana mengatakan, sekarang prinsip itu masih tetap relevan dengan adanya perang di Ukranina dan Gaza yang menjadi sebuah pengingat banyak negara bahwa tatanan dunia saat ini perlu dikalibrasi ulang.

Menurutnya, ada sejumlah alasan mengapa Dasasila Bandung sangat penting bagi gagasan untuk merekonstruksi tatanan dunia yang ada menjadi tatanan di mana norma dan prinsip menjadi kekuatan pendorong bagi kohesinya serta penerimaan dan ketaatan penuh oleh para pelakunya.

"Pertama, perdamaian atas perang, pembicaraan atas pelepasan. Tatanan dunia yang layak membutuhkan kebiasaan para pelakunya untuk selalu menggunakan cara-cara damai ketika terjadi pertikaian. Kebijakan dan strategi yang mengutamakan perdamaian memerlukan komitmen yang kuat terhadap berbagai format diplomatik," ujar Yayan.

Persoalan ini dekat dengan prinsip ke-8 Dasasila Bandung, yaitu semua sengketa internasional diselesaikan melalui cara-cara damai, seperti negosiasi, konsiliasi, arbitrase atau penyelesaian hukum serta cara-cara damai lainnya yang dipilih oleh para pihak, sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us