Flare dan Petasan di Perayaan Persib Sebabkan Sejumlah Orang Terluka

- Perayaan kemenangan Persib diwarnai insiden flare dan petasan, melukai 6 anggota keamanan.
- Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat kecewa dengan insiden tersebut, menekankan pentingnya merayakan kemenangan dengan bijak.
- Persib Bandung terancam sanksi dari FIFA dan PSSI karena insiden tersebut, serta keprihatinan atas kerusakan fasilitas stadion pasca pertandingan.
Bandung, IDN Times - Perayaan Persib yang dilakukan saat pertandingan terakhir di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) diwarnai pemyalaan flare dan petasan, menyebabkan sejumlah penonton termasuk aparat keamanan terluka.
Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar megngaku kecewa. Laga yang seharusnya menjadi pesta kemenangan bagi Maung Bandung justru diwarnai insiden tak terpuji dari segelintir oknum suporter.
"Setidaknya enam anggota Dalmas Polda Jabar harus dilarikan ke RS Sartika Asih karena mengalami luka-luka. Saya sangat menyesalkan kejadian ini. Tadi saya sudah menjenguk langsung para korban di rumah sakit. Ada yang luka di kepala karena lemparan benda keras, bahkan ada yang terkena air keras,” kata Umuh Muchtar, Senin (26/5/2025).
1. Perayaan harus dirayakan secara bijak

Ia menambahkan euforia kemenangan seharusnya dirayakan dengan cara yang bijak, bukan dengan aksi yang membahayakan orang lain.
“Kita sudah juara, tapi jangan sampai euforia merusak segalanya. Ini sangat menyedihkan,” tegas Umuh.
Terkait kerusakan fasilitas di Stadion GBLA, pendiri PT Persib Bandung Bermartabat ini mengaku belum mendapatkan laporan resmi mengenai jumlah kerugian.
“Saya belum tahu berapa nilai kerugian. Belum ada laporan yang masuk,” ujarnya.
2. Insiden menjadi sorotan FIFA

Insiden ini semakin disorot karena disaksikan langsung perwakilan FIFA dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Situasi stadion sempat mencekam akibat kepulan asap tebal yang membuat penonton panik dan berhamburan keluar stadion.
Dengan adanya kejadian ini, Persib Bandung terancam menerima sanksi dari pihak otoritas sepak bola nasional, bahkan internasional. "Sebuah pelajaran mahal bahwa kemenangan seharusnya dirayakan dengan semangat positif, bukan dengan kekerasan dan aksi berbahaya," kata dia.
3. Stadion GBLA harus dijaga bersama

Di sisi lain, usai pertandingan terakhir terdapat beberapa laporan mengenai kerusakan fasilitas stadion. Deputy CEO PT Persib Bandung Bermartabat, Adhitia Putra Herawan menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi stadion kebanggaan warga Bandung tersebut.
“Kami sangat menyayangkan adanya kerusakan di beberapa bagian stadion GBLA pasca pertandingan kemarin. Padahal, saat ini kami sedang terus berupaya untuk membenahi dan mempercantik GBLA agar bisa menjadi tempat yang semakin nyaman dan membanggakan, baik untuk pemain maupun seluruh pendukung Persib,” ujar Adhitia.
Menurutnya, GBLA bukan hanya sekadar stadion tempat pertandingan digelar, melainkan juga ikon kota Bandung yang memiliki nilai historis dan emosional yang kuat bagi masyarakat.
“GBLA adalah salah satu ikon kota Bandung yang harus kita jaga bersama. Ini adalah rumah bagi klub yang kita cintai dan kita banggakan, yaitu Persib. Semua pihak tentu memiliki tanggung jawab untuk merawat dan menjaga tempat ini, agar tetap menjadi kebanggaan kita semua,” tambahnya.
Adhitia menegaskan pihaknya tidak dalam posisi untuk menyalahkan pihak manapun, namun lebih mendorong agar seluruh elemen suporter dan masyarakat bisa bersama-sama menjaga fasilitas publik, khususnya yang berkaitan dengan sepak bola.