Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dedi Mulyadi Diduga Hadir Saat Pesta Rakyat di Pendopo Garut

IMG_20250718_221522.jpg
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi usai meninjau warga yang dirawat di RSUD Slamet. IDN Times/Debbie Sutrisno
Intinya sih...
  • Warga antusias ingin bertemu Dedi Mulyadi
  • Keselamatan warga harus jadi keutamaan
  • Polisi bakal lakukan investigasi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Kepolisian telah mendatangi sejumlah korban pingsan akibat berdesakan pada acara Pasar Rakyat rangkaian perayaan pernikahan Maula Akbar Mulyadi Putra yang merupakan anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina anak dari Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto, di Lapangan Oto Iskandar Dinata, Garut, Jumat (18/7/2025).

Kegiatan di area Pendopo Garut ini berakhir pilu, sebab membuat tiga orang meninggal dunia. Polisi pun telah mendapatkan sejumlah informasi kronologi kejadian termasuk dari para korban pingsan.

Salah satunya adalah Syifa Fauziah. Dari keterangan yang diterima kepolisian, insiden bermula saat Syifa bersama keluarganya tengah mengantre makanan gratis sekitar pukul 14.00 WIB. Pada saat yang bersamaan, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi hadir di lokasi, yang kemudian memicu antusiasme masyarakat untuk mendekat dan bertemu langsung dengan orang nomor satu di Jawa Barat tersebut.

Lonjakan massa yang tidak terkendali menyebabkan kericuhan. Dalam situasi yang penuh desakan itu, Syifa terpisah dari keluarganya dan terjatuh. Petugas medis yang sigap segera memberikan pertolongan pertama dan membawa korban menggunakan ambulans menuju RSUD dr. Slamet Garut.

1. Warga antusias ingin bertemu Dedi Mulyadi

WhatsApp Image 2025-07-19 at 12.08.42 PM (1).jpeg
Suasa rumah duka korban tragedi Pasar Rakyat Wabup Garut. IDN Times/Debbie Sutrisno

Dalam kegiatan tersebut, ribuan warga memadati lokasi acara dengan harapan bertemu langsung tokoh-tokoh yang hadir dan menikmati hiburan bersama keluarga. Namun, dalam momentum yang begitu padat tersebut, terjadi insiden di area masuk--yang menyebabkan beberapa warga terdesak saat gerbang dibuka sebagian.

Salah satu yang menjadi korban adalah Iyah Sadiah, seorang ibu berusia 51 tahun asal Kecamatan Tarogong Kidul. Meski sempat terjatuh dan mengalami luka ringan akibat desakan massa, Iyah Sadiah kini dalam kondisi stabil dan tengah menjalani perawatan di RSUD dr. Slamet Garut.

"Saya datang karena ingin ikut memeriahkan acara, ingin lihat langsung Pak KDM (Dedi Mulyadi). Suasananya meriah sekali, cuma memang terlalu ramai dan saya sempat jatuh. Alhamdulillah sudah ditangani dengan baik, dan saya sangat bersyukur atas perhatian semua pihak," ujar Ibu Iyah melalui siarna pers Polda Jabar dikutip, Selasa (22/7/2025).

2. Keselamatan warga harus jadi keutamaan

IMG-20250719-WA0027.jpg
Perawatan korban tragedi di Garut. Dokumen Humas Polda Jabar

Kapolda Jawa Barat Irjen Rudi Setiawan, secara langsung menjenguk Ibu Iyah Sadiah di rumah sakit. Kehadirannya bertujuan guna memastikan bahwa korban mendapatkan perawatan terbaik.

"Saya hadir untuk memastikan bahwa Ibu Iyah dan korban lainnya mendapat perawatan terbaik. Kami sangat menghargai partisipasi masyarakat dalam kegiatan seperti ini, dan kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pengamanan serta koordinasi di setiap kegiatan publik," ujar Irjen Rudi dengan penuh empati, Minggu (20/7/2025)

Pesta rakyat Garut tetap menjadi momentum berharga bagi masyarakat, sebagai ruang berkumpul dan berbagi kebahagiaan. Dengan adanya peristiwa ini, semua pihak diingatkan kembali tentang pentingnya sinergi antara panitia, aparat, dan masyarakat demi menciptakan acara yang tidak hanya meriah, tetapi juga aman dan nyaman untuk semua.

3. Polisi bakal lakukan investigasi

WhatsApp Image 2025-07-19 at 12.08.41 PM (3).jpeg
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochman

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Hendra Rochmawan mengatakan aparat masih melakukan penyelidikan awal. Ini untuk mengetahui penyebab utama insiden bisa terjadi.

"(Penanganan) Diambil ke Polda. Kami masih terus lakukan asistensi terhadap jalannya acara tersebut," kata dia saat dikonfirmasi, ditulis Senin, (21/7/2025).

Hendra menjelaskan penyelenggara atau event organizer (EO) berpotensi diperiksa oleh Polda Jabar lantaran disebut bertanggung jawab dalam pelaksanaan acara. Tragedi ini terjadi pada Jumat, 18 Juli 2025, di Pendopo Garut, siang. Polisi menyebut warga berdesakan karena hendak mengambil makanan gratis yang jumlahnya sekitar 5.000 paket makanan. Sedangkan massa yang datang hampir dua kali lipat dari jumlah ketersediaan makanan.

"Nah, kronologi awalnya itu di pendopo itu disiapkan paket makanan gratis. Jumlahnya informasi awal yang kita dapatkan adalah 5.000 pack. Kemudian masyarakat itu mengantre di luar dari pada pintu-pintu pendopo ini," kata Hendra.

Sebelum acara dimulai, ribuan warga dari dalam dan luar Kabupaten Garut sudah memadati kawasan pendopo. Mereka datang sejak pagi hari untuk menghadiri berbagai kegiatan yang direncanakan berlangsung hingga malam. Saat gerbang pendopo dibuka, massa membludak. Aparat pun menutup sebagian pintu masuk untuk mengantisipasi kepadatan. Namun, langkah tersebut tak cukup menahan desakan massa dari luar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us