Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bandung Butuh Rp400 Miliar untuk Instalasi Penyambung Air Limbah Rumah

IPAL Bojongsoang, Kabupaten Bandung. IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Perusahaan PDAM Tirtawening milik Pemkot Bandung menjadi pihak pengelolaan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) Bojongsoang, yang lokasinya ada di Kabupaten Bandung.

Pelaksana tugas (Ptl) Wali Kota Bandung Yana Mulyana menuturkan, IPAL domestik Bojongsoang memiliki luas 85 hektare milik Pemkot Bandung. Dari luas saat ini eksisting 65 hektare digunakan kolam untuk pengolahan air limbah, dari pengolahan ini melayani 100 ribu rumah setara dengan 500 ribu jiwa.

Menurutnya, IPAL Bojongsoang telah berumur 30 tahun dan masih teknologi konvensional. Namun, rencananya akan mendapatkan bantuan dari World Bank Pemerintah Jerman yaitu 1 teknologi. Dari luas 85 hektar itu, dengan kolam seluas 65 hektar ini hanya cukup dengan 5 hektar akan disimpan kawasan tersebut.

"Di sini sementara melayani Bandung barat dan selatan. Apabila itu direalisasikan, kebutuhan 65 hektare kolam melayani 5 hektare bisa melayani 600 ribu rumah. Setara dengan 3 juta penduduk Bandung," ujar Yana melalui siaran pers dikutip IDN Times, Rabu (15/3/2022).

1. Anggaran pengolahan air limbah tidak murah

Ilustrasi sistem IPAL (IDN Times/Istimewa)

IPAL Bojongsoang berfungsi untuk mengolah air limbah rumah tangga dari Kota Bandung yang bertujuan untuk menurunkan tingkat pencemaran sungai-sungai di Kota Bandung, di samping membantu mengurangi beban pencemar yang masuk ke sungai Citarum.

"Dan untuk memberikan layanan yang lebih prima, kami membutuhkan anggaran sekitar Rp400 miliar untuk instalasi penyambung air limbah rumah," ujar Yana.

Dia menjelaskan, jenis buangan rumah tangga yang diolah pada IPAL Bojongsoang adalah air limbah yang berasal dari kamar mandi, dapur dan pencucian. Limbah industri tidak dapat diolah pada instalasi pengolahan ini.

Sumber limbah rumah tangga (limbah domestik ) yang masuk ke IPAL Bojongsoang dapat juga berasal dari hotel, restoran, mal, sekolah, rumah sakit, perkantoran dan sejenisnya.

2. Menko Luhut apresiasi pengelolaan IPAL Bojongsoang

Dok. Humas Jabar

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi pengelolaan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) Bojongsoang Kabupaten Bandung.

"Saya ucapkan terimakasih juga kepada pihak yang terus berupaya mendukung program ini (pengelolaan limbah domestik)," ujarnya.

Luhut menerangkan, semua pemerintah daerah harus bekerja keras menangani air limbah domestik. Harapannya, pada tahun 2025, sebanyak 645 ribu Kepala Keluarga di 795 desa dan kelurahan serta 10 kabupaten kota terlayani sanitasi yang layak.

Ia berharap, program pengelolaan limbah domestik terus berkesinambungan. Termasuk bersinergi dengan para pakar dan akademisi.

"Sekitar 80 persen kita selesaikan. Tinggal bagaimana kita terus kolaborasi pemerintah. Kata kuncinya disiplin ini agar terintegrasi juga monitoring dan evaluasi," ujarnya.

3. IPAL ini berikan manfaat untuk warga Bandung Raya

Dok. Humas Jabar

Sementara itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menilai kehadiran IPAL itu memberikan kebermanfaatan tidak hanya bagi warga Kota Bandung. Melainkan, akan terasa dampak baiknya kepada warga yang tinggal di wilayah cekungan Bandung.

IPAL tersebut merupakan program Citarum Harum yang limbahnya telah diolah. Sehingga sudah dinyatakan 100 persen bersih saat dibuang ke Sungai Citarum.

"Walau asetnya milik kota, kebermanfaatan itu tidak hanya untuk Kota Bandung. Ini kan wilayahnya kabupaten, maka nanti lokasi ini koordinasi gubernur harus memberi manfaat bagi lima wilayah di Cekungan Bandung," ungkap pria yang kerap disapa kang Emil.

Lima wilayah yang dimaksud Kang Emil adalah Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, bahkan hingga Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
Debbie sutrisno
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us