Ketua TKD Akui Kekalahan Suara Jokowi dari Prabowo di Jawa Barat

Serangan berita hoaks jadi salah satu faktor kekalahan

Bandung, IDN Times - Ketua Tim Kemenangan Daerah (TKD) Joko "Jokowi" Widodo - Ma'ruf Amin Jabar, Dedi Mulyadi mengakui kekalahan dalam kontestasi Pemilu 2019 di Provinsi Jawa Barat.

Meskipun proses penghitungan suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar masih berlangsung. Namun, TKD Jabar telah menerima kekalahan terulang seperti pada Pilpres 2014 lalu. 

Sebab, kata Dedi, berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei, termasuk quick count internalnya, pasangan capres-cawapres nomor urut 01 itu kalah atas pesaingnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

1. Hasil hitung cepat lembaga survei tidak jauh beda dengan internal

Ketua TKD Akui Kekalahan Suara Jokowi dari Prabowo di Jawa BaratANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Dedi menerangkan, hasil quick count internalnya pun tak jauh berbeda dengan hasil quick count sejumlah lembaga survei yang sudah dirilis media massa nasional. Dedi menyebutkan, quick count internalnya menghasilkan data akhir Prabowo-Sandi meraih suara sekitar 60 persen dan Jokowi-Ma'ruf 40 persen.

"Saya percaya dengan metode yang digunakan lembaga survei untuk quick count, 90 persen layak dipercaya," tegas Dedi saat ditemui di Hotel Novotel, Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Kamis (18/4/2019).

2. Kecil kemungkinan hasil quick qount lembaga survei ngarang data

Ketua TKD Akui Kekalahan Suara Jokowi dari Prabowo di Jawa BaratDok. Pribadi

Dedi  mengungkapkan, pengalaman membaca hasil hitung cepat pernah dialaminya di saat  berkontestasi di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018, lalu. Ketika itu, kata Dedi, hasil quick count lembaga survei tak jauh berbeda dengan hasil perhitungan suara secara manual yang dilakukan KPU Jabar.

Dia meyakinkan, lembaga survei tak mungkin mengarang hasil perhitungannya karena kredibilitas menjadi taruhannya. "Saat saya dinyatakan kalah di Pilgub Jabar berdasarkan quick count, saya langsung mengucapkan selamat kepada Ridwan Kamil (pemenang Pilgub Jabar 2018)," ungkapnya.

3. Serangan hoaks yang mengakibatkan Jokowi-Ma'ruf kalah di Jabar

Ketua TKD Akui Kekalahan Suara Jokowi dari Prabowo di Jawa BaratPixabay.com

Dedi mengungkapkan, alasan utama Jokowi-Ma'ruf kalah di Jabar. Menurut dia, alasan utama kekalahan Jokowi-Ma'ruf tak lain karena masifnya serangan yang dialamatkan kepada Jokowi, terutama berita bohong (hoaks).

Dia menilai, serangan itu sangat efektif mempengaruhi persepsi masyarakat Jabar terhadap Jokowi. "Persepsi warga Jabar tidak mengalami perubahan dari 2014. Rumor dan gosip di medsos mendominasi pikiran masyarakat Jabar yang memang akses informasinya tinggi. Diserangnya sentimen agama, ini sudah sampai ke ujung kampung," papar Dedi.

4. TKD Jabar sudah bekerja maksimal

Ketua TKD Akui Kekalahan Suara Jokowi dari Prabowo di Jawa BaratIDN Times/Yogi Pasha

Padahal, lanjut Dedi, pihaknya sudah bekerja maksimal untuk mendongkrak raihan suara Jokowi-Ma'ruf di Jabar, termasuk meluruskan berbagai informasi miring yang kerap dialamatkan kepada Jokowi maupun Ma'ruf Amin. Namun, diakui Dedi, upayanya itu tak cukup mampu mengubah pemikiran sebagian besar warga Jabar yang sudah terpengaruh politik identitas itu.

"Ikhtiar politik sudah maksimal, dari mulai pembentukan opini, door to door ke masyarakat. Saya pun ikut terjun kampanye ke masyarakat," katanya.

"Bahkan, dari sisi hitungan politik atau program tanpa ngomongin infrastruktur, seperti PKH (Program Keluarga Harapan) saja yang sudah disalurkan kepada 1,7 juta penerima manfaat di Jabar tak memberikan efek signifikan," sambungnya.

Dedi menambahkan, terkait sentimen agama terhadap Jokowi-Ma'ruf, sosok cawapres Ma'ruf Amin yang dikenal luas sebagai seorang ulama dan kyai pun ternyata tak cukup kuat menangkalnya.

"Karena persepsi negatif yang sudah dibangun kepada Jokowi sudah sangat masif," ujar Dedi.

5. Tetap bangga dengan hasil quick count yang menyatakan Jokowi-Ma'ruf menang di nasional

Ketua TKD Akui Kekalahan Suara Jokowi dari Prabowo di Jawa BaratIDN Times

Meski begitu, Dedi tetap mengaku bangga karena hasil quick count sejumlah lembaga survei menunjukkan bahwa Jokowi-Ma'ruf menang di tingkat nasional. Meski masih sebatas hasil quick count, pihaknya sangat yakin Jokowi-Ma'ruf memenangi kontestasi Pilpres 2019.

"Kita kan bisa lihat bahwa hasil hitung cepat Jokowi menang secara nasional, kita yakin hasil perhitungan KPU pun tak akan jauh berbeda," ujar dia.

Baca Juga: QC Charta Politika: Jokowi Menang di 14 Provinsi, Prabowo 20 Provinsi

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya