Ridwan Kamil Dinilai Lebih Baik Ikut Pilpres Ketimbang Pilgub
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil santer dikabarkan akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2024. Namun, pemilihan presiden itu akan berselang satu tahun usai masa jabatan sebagai gubernur selesai.
Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran Muradi mengatakan, peluang untuk masuk dalam bursa pemilihan presiden (Pilpres) maupun pemilihan gubernur (Pilgub) masing imbang, 50:50. Karena waktu yang sangat bedekatan atau berselang satu tahun, maka pertimbangan untuk masuk Pilpres atau Pilgub harus matang.
Meski demikian, Muradi menilai bahwa kesempatan Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, untuk maju dalam Pilpres lebih terbuka pada 2024. Musababnya, Presiden Joko Widodo telah memasuki dua periode, sehingga persaingan dalam Pilpres 2024 akan lebih menguntungkan bagi semua pihak, termasuk Emil.
"Momentumnya ini Pak Jokowi kan sudah dua periode. Maka harus ada orang baru, dan karakter beliau (Emil) kan memang begitu. Saat ada pejabat sudah dua periode seperti dulu di Bandung dan Jabar, akhirnya dia maju dan menang," ujar Muradi saat dihubungi, Selasa (23/2/2021).
1. Sebaiknya Emil lakukan loncatan politik
Menurutnya, Emil lebih baik melakukan loncatan politik untuk masuk dalam Pilpres. Sebab peluang ini ada di mana dia sudah masuk dalam bursa pemilihan yang kerap disampaikan lembaga survei politik.
Jika Pilkada dan Pilpres dilakukan secara terpisah, maka Emil akan kesulitan untuk maju jadi presiden maupun wakil presiden, ketika nantinya ikut serta dalam Pilgub. Ketika dia terpilih kembali maka tidak lama persyaratan untuk maju dalam Pilpres sudah dibuka oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Makanya harus jumping (lompat). Kecuali memang tidak ada sama sekali yang mengusung, ya. Tapi saya pikir dengan karakter beliau masih memungkinkan karena masih ada waktu persiapan," paparnya.
2. Masuk ke partai politik bisa jadi opsi terakhir
Saat ini Emil disebut-sebut akan masuk salah satu partai politik. Langkah tersebut guna memuluskannya untuk melenggang ke Istana Negara. Namun, Muradi menyebut bahwa karakter Emil tidak seperti itu. Sebagai orang nonpolitik, maka masuk dalam partai politik tertentu akan jadi opsi terakhir.
Ini bisa terlihat pada pemilihan Walikota Bandung dan Gubernur Jabar, di mana Emil sebenarnya bukan kader partai, melainkan diusung saat pemilihan segera diselenggarakan.
"Itu juga yang dilakukan Jokowi sebelumnya untuk maju. Dia bukan ketua partai, tapi punya elektabilitas. Jadi semua itu masih memungkinkan," ungkapnya.
3. Mainkan media sosial untuk dongkrak elektabilitas
Muradi pun memberi saran agar Emil bisa kembali meningkatkan elektabilitas salah satunya melalui media sosial. Mulai dari Twiiter, Instagram, Facebook, Youtube, atau TikTok bisa dimanfaatkan.
Sejauh ini nama Emil masih meredup karena kurang dikenal masyarakat di luar Jawa Barat. Melalui media sosial yang dikelola secara masif maka dia bisa memperkenalkan diri ke berbagai daerah di Indonesia.
Hal ini harus dilakukan sekarang karena langkah untuk menjadi presiden butuh waktu lama. Tidak sekedar satu atau dua tahun saja.
"Termasuk dalam hal pekerjaan sebagai gubernur pun harus dimaksimalkan. Sehingga bisa diingat oleh masyarakat sebagai pemimpin yang memang bekerja, Ya minimal dia maju sebagai wapres lah," pungkasnya.
Baca Juga: Cari Perahu Politik, Ridwan Kamil Bantah Incar Kursi Pimpinan Golkar
Baca Juga: Duet di Pilpres 2024? Ini Tanggapan Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno