Klaster Kihiyang Picu Kenaikan Kasus COVID-19 di Subang

Penderita COVID-19 meningkat dari 128 jadi 218 orang

Subang, IDN Times - Kabupaten Subang mengalami peningkatan kasus penularan COVID-19 yang cukup tinggi. Salah satu pemicu kenaikannya adalah kemunculan klaster baru di Desa Kihiyang, Kecamatan Binong.

Menurut data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 daerah setempat, warga yang terkonfirmasi positif secara aktif saat ini berjumlah 218 orang. Padahal, pekan lalu jumlahnya terdata sebanyak 128 orang.

1. Sebanyak 73 orang positif COVID-19 di klaster baru

Klaster Kihiyang Picu Kenaikan Kasus COVID-19 di SubangIlustrasi seorang pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Satgas mencatat penambahan kasus penularan COVID-19 di daerahnya sebanyak 66 orang sehari. Bahkan, pada hari sebelumnya jumlahnya mencapai 99 orang. Sebagian di antaranya memang berasal dari klaster yang baru.

Kemunculan klaster baru itu diakui Ketua Bidang Data Satgas Covid-19 Subang, Komara Nugraha. "Klaster Kihiyang didapat 73 orang positif," katanya melalui pesan singkat, Kamis (10/6/2021).

2. Satgas COVID-19 Subang menyangkal penamaan klaster hajatan

Klaster Kihiyang Picu Kenaikan Kasus COVID-19 di SubangPernikahan di tengah pandemik virus corona di Indonesia (IDN Times/Candra Irawan)

Berdasarkan isu yang berkembang, penyebabnya ditengarai dari satu perayaan atau hajatan warga. Namun, Komara menegaskan Satgas COVID-19 Subang belum menetapkan nama atau penyebab kemunculan klaster kali ini.

Hal itu sekaligus menyangkal penyebutan klaster hajatan di sana. "Kami tidak menyebut klaster hajatan, sebut saja klaster Kihiyang," ujar Komara meluruskan.

Ia menambahkan, petugas tengah melakukan pelacakan terhadap orang-orang yang melakukan kontak erat dengan warga terkonfirmasi positif Covid-19. Selebihnya, Komara juga masih mendiskusikan langkah pembatasan sosial di sana bersama para pemangku kebijakan lainnya.

"Intinya, Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Subang akan mengambil sikap dalam upaya menekan angka peningkatan kasus. Dengan cara, sosialisasi, pengawasan ketat di tempat publik atau keramaian atau kerumunan, menghentikan perizinan jika dipandang perlu," tutur Komara.

3. Klaster Kihiyang diawali seorang pasien yang masuk RSUD Subang

Klaster Kihiyang Picu Kenaikan Kasus COVID-19 di SubangIlustrasi petugas medis melakukan perawatan terhadap pasien terinfeksi virus corona (COVID-19) di instalasi khusus. ANTARA FOTO/REUTERS/Ronen Zvulun

Keterangan Komara dikuatkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Maxi. Ia menceritakan kronologis kemunculan klaster tersebut awalnya dari satu pasien positif Covid-19 asal Desa Kihiyang.

"Pasien Covid-19 itu masuk ke RSUD Subang. Berdasarkan informasi dari RS, selanjutnya Puskesmas melakukan tracing dengan tes swab antigen," kata Maxi. Dari 73 orang yang dinyatakan positif di klaster tersebut, enam orang di antaranya saat ini dirawat di RSUD.

4. Okupansi tempat tidur untuk isolasi semakin minim

Klaster Kihiyang Picu Kenaikan Kasus COVID-19 di SubangIlustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19, ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Alih-alih akibat hajatan, Maxi menduga kenaikan kasus Covid-19 kali ini dipicu pelaku perjalanan mudik dan libur Lebaran lalu. Setelah melakukan rapat evaluasi, Satgas Covid-19 Subang belum juga bisa menentukan langkah penanganan ke depannya.

Pencegahan penyebaran Covid-19 diperlukan karena okupansi tempat tidur untuk isolasi pasien di Rumah Sakit Umum Daerah setempat semakin minim. "Kami juga mendengar informasi dari Direktur RSUD bahwa rumah sakit ini sudah mulai keteteran. Keterisian ruangannya sudah berada diangkat 89 persen penuh," ujar Maxi.

Baca Juga: Anggota DPR: Jabar Masih Hadapi Tantangan COVID-19 Luar Biasa

Baca Juga: Masyarakat Diharap Tak Panik Atas Keterisian BOR COVID-19 di RS

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya