BRT Bandung Raya Terhambat Biaya, Masih Andalkan Enam Jalur

- Proyek BRT Bandung Raya terhambat biaya, masih mengandalkan enam jalur eksisting.
- Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat optimistis BRT dapat beroperasi penuh pada awal 2028 dengan bantuan Bank Dunia.
- Proyek ini direncanakan memiliki 34 stasiun, 21 rute layanan langsung, 579 unit bis, dan 768 koridor pemberhentian dengan estimasi biaya pembangunan Rp1,3 triliun.
Bandung, IDN Times - Proyek Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya atau Metro Jabar Trans (MJT) saat ini mengalami kendala pembiayaan. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat, Dhani Gumelar menjelaskan hingga kini BRT masih mengandalkan enam rute eksisting.
Adapun enam rute ini yaitu, Leuwipanjang–Soreang, Kota Baru Parahyangan–Alun-Alun Bandung, Baleendah–BEC (Jalan Purnawarman), Leuwipanjang–Dago, Dipatiukur–Jatinangor, serta Leuwipanjang–Majalaya.
"Kami masih menjalankan skema kemarin. Sementara ini, karena keterbatasan anggaran, kami masih menjalankan trayek eksisting dulu. Jadi tidak ada penambahan jalur," kata Dhani dikutip Rabu (24/12/2025).
1. Diproyeksikan bisa beroperasi penuh pada 2027

Kendati demikian, Dhani tetap merasa optimistis BRT Bandung Raya dapat beroperasional penuh selambat-lambatnya pada awal 2028. Sebab di 2026, rencananya Kementerian Perhubungan akan membangun jalur rute BRT.
"Jadi sampai dengan pertengahan 2027. Nanti baru bisa beroperasi full di antara periode akhir 2027 atau 2028 awal," ucapnya.
2. Pembangunan fisik dan infrastruktur akan lebih didahulukan

Mengenai anggaran, Dhani mengatakan, pendanaannya akan bersumber dari bantuan Bank Dunia yang kemudian dikelola Kemenhub untuk merampungkan transportasi publik untuk Bandung Raya ini.
"Sesudah pembangunan fisik atau infrastrukturnya selesai, baru nanti akan dioperasikan oleh Pemprov Jabar," kata Dhani.
Proyek ini direncakan ada 34 stasiun dengan 21 rute layanan langsung BRT Bandung Raya. Total ada 579 unit bis dan 768 koridor pemberhentian yang akan dibangun.
3. Kantung parkir juga sudah dirancang

Estimasi biaya pembangunan koridor dan stasiun BRT di angka Rp1,3 triliun, meliputi Jatinangor Sumedang, Soreang, Stasiun Tegalluar, Majalaya Kabupaten Bandung, Kota Baru Parahyangan, Stasiun Padalarang Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bandung.
Sejumlah kantung parkir untuk kawasan Kota Bandung dalam BRT juga telah dirancang, dimana usulan area potensial parkir yakni Jl Sudirman, Mayapada Tower, Jl Balong Gede, Jl ABC, Asia-Afrika, Stasiun Bandung, Bandung Banceuy Center, ITC Kebon Kalapa.
Kemudian, Sanitation Agency Land. Depo BRT Cekungan Bandung Rancanumpang Gedebage, Terminal Cicaheum, Kantor Dishub Kota Bandung Leuwipanjang (Kota Bandung).


















