Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Kelola Stres Ala Gen Z, Gak Ribet dan Realistis!

Ilustrasi seseorang yang bahagia karena berhasil mengelola stres.
Ilustrasi seseorang yang bahagia karena berhasil mengelola stres. (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Mute dan deactivate media sosial untuk menghindari stres dan overthinking
  • Membuat playlist sesuai mood untuk menyalurkan emosi dan meningkatkan semangat
  • Interaksi ringan di media sosial sebagai pelarian dalam stres dan tempat aman untuk meluapkan emosi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Siapa yang tidak mungkin stres saat menjalani hidup? sebaagi Gen Z dengan jiwa bebas, tentu juga tidak bisa lepas dari stres. Terkenal sebagai generasi dengan pikiran unik dan berani, akhirnya Gen Z memunculkan akal kreatif untuk mengatasi stres yang mereka alami. Bukan cara yang aneh, melainkan cara simpel yang tidak ribet dan realistik.

Dalam pengelolaan stres, Gen Z memiliki keunggulan jika dibandingkan generasi lain. Dengan senantiasa berpegang teguh untuk lebih aware dengan kesehatan mental diri sendiri. Kira-kira seperti apa cara Gen Z mengelola stres dengan tidak ribet dan realistik? Dan apakah cara ini juga cocok untuk dilakukan oleh generasi lain? Yuk simak di bawah.

1. Mute dan deactivate media sosial

Ilustrasi orang yang sedang deactive media sosial. (pexels.com/Tofros.com)
Ilustrasi orang yang sedang deactive media sosial. (pexels.com/Tofros.com)

Tidak dipungkiri, media sosial bisa menyebabkan penggunanya mengalami overwhelmed yang nantinya bermuara pada stres dan overthinking. Sebagai pengguna aktif media sosial, ada kalanya Gen Z akan menghindar dari media sosial jika merasa sesak, dengan cara mute atau deactive.

Hal ini cukup sering dilakukan, terutama untuk media sosial yang umum digunakan sebagai komunikasi. Contohnya yaitu dengan melakukan mute di beberapa grup yang dianggap toxic dan deactive media sosial yang membuat diri menjadi iri dan dengki atas pencapaian orang lain.

Cara ini memang terkesan seperti lari dari masalah, tetapi cara ini sangat efektif untuk seseorang yang memiliki kecemasan saat melihat pesan atau postingan di media sosial. Melalui cara mute dan deactive media sosial ini, Gen Z akan fokus pada diri sendiri secara nyata di dunianya yang asli, sehingga tidak ada waku kosong yang nantinya bisa dimasuki pikiran-pikiran buruk yang mneyebabkan stres.

Akan tetapi, ada kalanya cara ini juga menjadi boomerang, karena semua pekerjaan atau hubungan sosial saat ini sangat bergantung pada media sosial, sehingga lebjh baiknya untuk memberikan jangka waktu atau pun clue sebelum memutuskan untuk menghilang di dunia maya.

2. Membuat playlist sesuai dengan mood

Ilustrasi orang yang sedang mendengarkan musik dari playlist bahagia yang dibuat.
Ilustrasi orang yang sedang mendengarkan musik dari playlist bahagia yang dibuat. (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebagai Gen Z bukan hal aneh untuk membuat berbagai playlist sesuai dengan keadaan mood pada saat itu. Lagu dalam setiap playlist bisa disesuaikan dengan genre kehidupan yang saat itu sedang dirasakan, terutama jika ingin melakukan hal yang produktif. Seringkali, dalam menjalankan aktivitas sehari-hari Gen Z menggunakan lagu dengan lirik atau nada yang membuat diri menjadi lebih bersemangat dalam memulai hari.

Tidak hanya lagu yag membuat bersemangat saja, ada kalanya Gen Z juga memanfaatkan lagu tersebut untuk menuangkan emosi. Lagu sedih atau lagu dengan lirik yang sesuai dengan kondisi pada saat itu umumnya bisa digunakan jika ingin menuangkan emosi sedih. Sebagai Gen Z yang peduli dengan kesehatan mental, tidak apa-apa untuk memvalidasi perasaan sedih saat larut dalam lagu karena terkadang seseorang bisa melepaskan topeng bahagianya untuk menikmati kesedihan sebagai cara mengelola stres dalam hidupnya.

3. Interaksi ringan di media sosial

Ilustrasi orang yang sedang berinteraksi melalui media sosial. (pexels.com/dlxmedia.hu)
Ilustrasi orang yang sedang berinteraksi melalui media sosial. (pexels.com/dlxmedia.hu)

Kontradiksi dengan penjelasan pada poin pertama, media sosial juga bisa dimanfaatkan Gen Z sebagai pelarian dalam stres. Secara umum, media sosial Gen Z tidak hanya 1, tetapi terdapat beberapa akun yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Tidak hanya itu, seringkali setiap akun yang dimiliki juga memiliki personal branding yang berbeda-beda.

Umumnya, Gen Z akan menggunakan akun anonim, dan second account yang penuh dengan teman dekatnya. Interaksi ringan di media sosial sebagai anonim dapat menaikkan mood karena melalui interaksi ini terkadang akan muncul kekonyolan di luar nalar yang bisa digunakan sebagai bahan hiburan. Sedangkan interaksi di second account ini dijadikan sebagai tempat aman dan nyaman.

Hal ini karena Gen Z sudah memilih beberapa teman yang memang dia percaya, dan tidak akan menghakimi apapun yang dia posting sehingga Gen Z bisa meluapkan emosi dan amarah dengan bebas tanpa ada cacian.

4. Berolahraga

Ilustrasi olahraga padel yang dilakukan gen z.
Ilustrasi olahraga padel yang dilakukan gen z. (pexels.com/ khezez | خزاز)

Olahraga bisa jadi kegiatan yang pas untuk menyalurkan emosi. Melalui olahraga, seseorang tidak hanya mendapatkan manfaat melalui fisiknya, tetapi juga secara mental dan pikiran. Saat berolahraga, seseorang bisa menyalurkan emosi stres sebagai pemicu semangat dalam berolahraga, bahkan setelah berolahraga juga dapat membuat tidur lebih nyenyak dan tidak ada masa untuk overthinking.

Sebagai Gen Z yang disebut si paling fomo dalam olahraga, gen z akan memanfaatkan momentum olahraga sebagai penyalur stres. Tidak sekadar pergi ke gym, bahkan saat ini mulai banyak bermunculan event olahraga seperti lari, padel , pilates dan lain sebagainya. Melalui olahraga, gen z tidak hanya menciptakan tubuh yang proporsional, segar dan bugar tetapi juga kewarasan jiwa.

5. Menyalurkan stres lewat kegiatan kreatif

Ilustrasi orang yang sedang menjahit sebagai kegiatan kelola stres.
Ilustrasi orang yang sedang menjahit sebagai kegiatan kelola stres. (pexels.com/Michael Burrows)

Sebagai Gen Z yang penuh akal, sekadar berdiam diri tidak akan memberikan karya apaun sehingga banyak saat ini Gen Z yang mulai explore kegiatan baru untuk menuangkan ide kretaif meraka. Bahkan terkadang ide kreatif ini nantinya tidak hanya bermanfaat untuk menyalurkan stres tetapi juiga sebagai peluang usaha. Ide kreatif ini tidak hanya bisa dilakukan oleh orang yang mempunyai hobi tertentu, tetapi banyak juga Gen Z yang baru belajar dan akhirnya menikmati kegiatan tersebut.

Contohnya menjahit, merajut, membuat desain dari gambar, membuat gantungan kunci, membuat manik-manik, bahkan sebagai content creator. Nyatanya, banyak hal yang bisa di-explore dalam seni kreatif, bahkan menciptakan hal baru juga tidak ada batasan. Oleh karena itu, banyak gen z yang memanfaatkan segala sesuatu yang disukai, maupun sesuatu hal baru yang ingin dicoba sebagai sarana penyalur pikiran negatif pemicu stres.

Pada dasarnya, sebagai gen z hidup tidak bisa lepas dari stres. Akan tetapi, cara untuk melepaskan atau bahkan hidup berdampingan dengan stres harus dilalui dengan melakukan berbagai hal menyenangkan untuk mengubah pikiran negatif menjadi kegiatan positif. Jadi, mana cara yang paling efektif untuk mengatasi stres ala Gen Z?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest Life Jawa Barat

See More

6 Penyakit Infeksi yang Mudah Menyebar di Tengah Banjir

28 Des 2025, 22:30 WIBLife