150 Ton Produk Kopi dari Subang Diekspor ke Arab Saudi

Nilainya mencapai 1 juta dolar AS

Bandung, IDN Times - Sebanyak 150 ton kopi Java Preanger Arabica Speciality, produksi Koperasi Gunung Luhur Berkah, Jawa Barat, diekspor ke Arab Saudi. Nilai ekspor ini mencapai 1 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp14,2 miilar.

Pelepasan ekspor kali ini dilakukan Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki bersama perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, mencapai 18 ton (satu kontainer) senilai 148.320 dolar AS atau setara dengan Rp 2.076.480.000, yang selanjutnya akan dilakukan secara bertahap tiap bulan 1 kontainer.

Teten menuturkan, ekspor kopi dari Jabar ini membuktikan kualitas kopi Indonesia dapat memenuhi standar kualitas pembeli di luar negeri. Pelepasan ekspor ini juga menjadi contoh konkret bahwa, jika para petani kopi yang awalnya menanam secara sendiri-sendiri di lahan yang terbatas sempit, dapat dikonsolidasikan baik lahan maupun para petani tersebut ke dalam wadah koperasi.

"Sehingga memiliki skala ekonomi dan dapat memenuhi permintaan buyer (pembeli)," kataTeten dala acara Pelepasan Ekspor Komoditas Kopi Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah di Subang, Jawa Barat, dikutip dari siaran pers, Jumat (17/9/2021).

1. Petani harus bisa berkonsolidasi demi kesejahteraan bersama

150 Ton Produk Kopi dari Subang Diekspor ke Arab SaudiIDN Times/Istimewa

Menurutnya, pendekatan seperti ini yang dimaksudkan sebagai upaya strategis, dalam mengembangkan korporatisasi petani melalui koperasi. Keberadaan koperasi harus didorong karena berperan sebagai konsolidator sekaligus agregator, yaitu di samping konsolidasi petani dan lahan, koperasi juga menjadi offtaker pertama yang membeli hasil panen, mengolah dan menjalin kemitraan usaha dengan pembeli.

Sebagai koperasi eksportir, ia berharap ekspor kali ini menjadi momentum bagi gerakan Koperasi Indonesia lainnya, khususnya di provinsi Jawa Barat dan kabupaten Subang, untuk segera bangkit dan menangkap peluang-peluang pasar yang masih terbuka luas untuk produk-produk pangan Tanah Air.

Yang perlu diapresiasi dari ekspor kopi oleh Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah ini pun tetap bisa diatasi walau kesulitan kontainer bahkan harganya naik hingga tiga kali lipat. "Atas bantuan banyak pihak, bersyukur ekspor tetap berjalan. Ini yang harus kita bantu bersama-sama dengan berkolaborasi," ujar Teten.

2. Bantuan dari pemerintah penting dalam menggerakan perekonomian

150 Ton Produk Kopi dari Subang Diekspor ke Arab SaudiIlustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Jawa Barat, Herawanto, merasa bangga dan bersyukur atas keberhasilan Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah, yang merupakan mitra BI Jabar. Keberadaan para pelaku usaha ini turut berkontribusi dalam pemulihan ekonomi melalui ekspor komoditas unggulan.

Ke depan, Bank Indonesia melalui sinergi bersama pemerintah dan seluruh komponen pentahelix terkait berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan ekonomi daerah melalui pemberdayaan sektor rill dan Kklaster UMKM termasuk koperasi dan pondok pesantren.

"Berbagai upaya sinergi dan kolaborasi tersebut akan terus dilakukan untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi Jawa Barat dan Indonesia," kata dia.

3. Kopi dari Subang akan coba diekspor ke Belanda

150 Ton Produk Kopi dari Subang Diekspor ke Arab Saudipexels.com/Adam Lukac

Ketua Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah Miftahudin Shaf bersyukur banyak pihak dari pemerintah yang membantu pengembangan usahanya. Kehadiran pemerintah mampu membuka akses pembiayaan bagi koperasi hingga suplai bahan baku.

"Kami juga difasilitasi berbagai sertifikasi untuk ekspor. Sehingga ke depan kami bukan hanya bisa mengekspor bahan mentah kopi saja, saja tetapi juga lahan, sehinhga membuat nilai tambah yang lebih besar. Setelah ini kami rencana prospek ekspor ke Belanda," jelasnya.

Sementara dalam mengembangkan pasar di dalam negeri, Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah juga difasilitasi pameran agar tetap eksis di pasar lokal. Selain itu pihaknya juga melakukan digitalisasi koperasi untuk budidaya kopi oleh kementerian, sehingga kegiatan usahanya memang fokus perkebunan dari hulu ke hilir.

Baca Juga: Irfan Kopi Kiwari: Kuliah Sampai Jerman, Pulang Jadi Petani Kopi

Baca Juga: Pandemik COVID-19, Potensi Kopi Purwakarta Kian Meredup

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya