Satu Desa di Cirebon Masuk Status Rawan Pangan

- Struktur pendapatan mempengaruhi kerentanan pangan di Desa Sinarancang
- Tidak ada desa lain di Kabupaten Cirebon yang masuk kategori rawan pangan
- Perlunya intervensi ekonomi jangka panjang untuk mengatasi kerentanan pangan
Cirebon, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Cirebon mengidentifikasi Desa Sinarancang di Kecamatan Mundu sebagai satu-satunya wilayah yang masuk kategori rawan pangan pada 2025.
Penetapan ini merujuk pada kondisi cadangan pangan daerah dan capaian ekonomi rumah tangga yang dinilai tidak mampu menjaga akses warga terhadap kebutuhan pokok.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon, Sudiharjo menjelaskan, pemicunya bukan kekosongan stok di tingkat kabupaten, melainkan daya beli masyarakat yang melemah dalam beberapa bulan terakhir.
Ia menuturkan, keluarga di desa tersebut mengalami keterbatasan dalam memperoleh pangan, sehingga pemerintah daerah mengarahkan dukungan langsung guna mengurangi risiko kekurangan konsumsi dasar.
"Fokus intervensi diarahkan kepada kelompok paling terdampak agar cadangan pangan tetap terjaga di tingkat komunitas," kata Sudiharjo, Kamis (27/11/2025).
DKPP mencatat cadangan pangan pemerintah daerah mencapai sekitar 193 ton, namun penyalurannya diarahkan terlebih dahulu kepada wilayah yang terdeteksi rentan.
Di Desa Sinarancang, penanganan awal diberikan kepada sekitar 300 kepala keluarga dengan total distribusi sekitar tiga ton untuk memperkuat ketersediaan pangan di tingkat warga.
1. Struktur pendapatan jadi faktor penentu kerentanan

Sudiharjo menekankan, persoalan utama berasal dari pola pendapatan penduduk yang didominasi pekerja sektor harian seperti buruh bangunan dan tenaga produksi pabrik soun di kawasan sekitarnya.
Meski desa memiliki area pertanian luas, banyak lahan tidak digarap karena biaya pengolahan dinilai tidak sebanding dengan keuntungan. "Masyarakat setempat lebih memilih bekerja di sektor upah harian sehingga ketergantungan pada pasar menjadi tidak terhindarkan," kata Sudiharjo.
Menurutnya, situasi tersebut menjadikan fluktuasi harga dan ketidakpastian pendapatan sebagai variabel utama yang menentukan kecukupan pangan rumah tangga.
Ketika harga beras dan komoditas pokok meningkat, kemampuan membeli warga langsung menurun, sehingga ancaman kerawanan muncul meski pasokan fisik tersedia.
Sudiharjo menyebut kondisi ini sebagai contoh kesenjangan antara ketersediaan pangan dan kemampuan warga untuk mengaksesnya.
"Desa dengan komposisi pekerja harian rentan mengalami tekanan pangan dibanding desa agraris yang memiliki sumber produksi sendiri. Karakter ekonomi tersebut menjadikan Sinarancang lebih mudah terdampak perubahan harga pasar dalam waktu singkat," katanya.
2. Tidak ada wilayah lain yang masuk kategori sama

DKPP memastikan tidak ada desa lain di Kabupaten Cirebon yang memiliki status serupa pada tahun berjalan. Data pemantauan sementara menunjukkan desa-desa lain masih berada dalam kondisi stabil, meski evaluasi berkala tetap dilaksanakan untuk mengantisipasi perubahan situasi.
Sudiharjo menyebut penetapan Sinarancang memunculkan diskusi mengenai daya tahan sistem pangan lokal dan kemampuan daerah menjaga pemerataan akses.
Menurutnya, fokus pemerintah daerah saat ini adalah menahan meluasnya dampak agar tidak berkembang menjadi persoalan lintas kecamatan. "Pemutakhiran data dari desa-desa lain masih berlangsung, dan DKPP menunggu laporan tambahan guna memastikan tidak muncul gejala baru kerentanan pangan di wilayah lain," tuturnya.
3. Perlunya intervensi ekonomi, tidak sekadar distribusi bantuan

Sudiharjo menegaskan perlunya strategi yang menyentuh aspek pemberdayaan ekonomi warga. Ia menilai penanganan jangka panjang harus melampaui distribusi beras atau stok cadangan, sebab tekanan harga dan ketergantungan pasokan berisiko memicu desa lain mengalami kondisi serupa di kemudian hari.
Pendekatan penguatan pendapatan rumah tangga dipandang menjadi kunci agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan pangan tanpa bergantung pada bantuan.
Ia menyebutkan, tanpa peningkatan daya beli, desa-desa dengan pola pekerjaan serupa dapat mengikuti jejak Sinarancang apabila tren harga komoditas terus naik.
"DKPP berencana mengevaluasi model kebijakan mitigasi agar tidak hanya reaktif terhadap gejala kerentanan, tetapi juga mampu memperkuat fondasi ekonomi lokal yang menopang akses pangan berkelanjutan," kata Sudiharjo.
















