Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Intip Kolaborasi ITB-Pemkot Pekalongan untuk Kurangi Risiko Banjir

Kolaborasi ITB-Pemkot Pekalongan untuk Kurangi Risiko Banjir (Dok. IDN Times)
Kolaborasi ITB-Pemkot Pekalongan untuk Kurangi Risiko Banjir (Dok. IDN Times)
Intinya sih...
  • Mengoptimalkan drainase melalui data dan teknologi
    • Pemutakhiran data dimensi saluran drainase lokal
    • Pengambilan foto udara menggunakan drone untuk analisis topografi dan aliran air
    • Penyusunan rekomendasi teknis untuk pengembangan infrastruktur drainase
    • Apresiasi dari pemerintah Kota Pekalongan
      • Dukungan akademik membantu mempercepat langkah penanganan banjir maupun rob
      • Pemerintah tengah mempersiapkan rencana besar untuk menata kawasan kumuh yang terdampak luapan Sungai Bremi dan Meduri
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Kota Pekalongan terus memperkuat langkah-langkah penanggulangan banjir yang selama ini menjadi tantangan utama warganya. Tahun 2025, upaya tersebut mendapat dukungan penting dari Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui program Pengabdian Masyarakat Desanesha Skema Bottom-Up Tahap III yang berlangsung sepanjang September hingga November 2025.

Fokus kegiatan tahun ini diarahkan pada peningkatan efektivitas infrastruktur sumber daya air di Sub-sistem Bremi, sebuah wilayah yang kerap terdampak genangan.

Program yang bertajuk “Peningkatan Efektivitas Fungsi Infrastruktur Sumber Daya Air bagi Mitigasi Bencana Banjir di Sub-sistem Bremi, Kota Pekalongan” ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi jangka panjang ITB dengan Pemkot Pekalongan sejak 2021.

Dalam penerapannya, kegiatan menggandeng dua lembaga penting pemerintah daerah, yaitu Bapperida Kota Pekalongan dan Disperkim Kota Pekalongan. Kegiatan ini juga melibatkan empat dosen ITB antara lain Arno Adi Kuntoro, Rizqi Abdulharis, Eka Oktariyanto Nugroho, dan Widyaningtias, serta satu dosen dari Politeknik Pekerjaan Umum, Ingerawi Sekaring Bumi.

Enam mahasiswa ITB juga turut berperan sebagai anggota tim. Pelaksanaan kegiatan menggandeng dua mitra utama, yaitu Bapperida Kota Pekalongan dan Disperkim Kota Pekalongan.

1. Mengoptimalkan drainase melalui data dan teknologi

Kolaborasi ITB-Pemkot Pekalongan untuk Kurangi Risiko Banjir (Dok. IDN Times)
Kolaborasi ITB-Pemkot Pekalongan untuk Kurangi Risiko Banjir (Dok. IDN Times)

Menurut Arno Adi Kuntoro, tim melanjutkan pondasi kerja sama yang sebelumnya telah dibangun melalui berbagai riset dan program penataan kawasan rawan banjir. Tahun ini, pekerjaan teknis diperkuat, terutama yang berkaitan langsung dengan sistem drainase.

Beberapa kegiatan utama mencakup pemutakhiran data dimensi saluran drainase lokal, pengambilan foto udara menggunakan drone untuk analisis topografi dan aliran air, penyusunan rekomendasi teknis untuk pengembangan infrastruktur drainase.

“Seluruh hasil rekomendasi disampaikan kepada Bappeda Kota Pekalongan sebagai dasar pengambilan kebijakan penanganan banjir, khususnya untuk wilayah Kelurahan Pasir Kraton Kramat yang menjadi fokus prioritas,” ujar Arno Adi Kuntoro, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Rabu (26/11/2025).

2. Apresiasi dari pemerintah Kota Pekalongan

Kolaborasi ITB-Pemkot Pekalongan untuk Kurangi Risiko Banjir (Dok. IDN Times)
Kolaborasi ITB-Pemkot Pekalongan untuk Kurangi Risiko Banjir (Dok. IDN Times)

Pemerintah kota memberi respons positif terhadap kontribusi ITB. Andrianto, Kepala Bapperida Kota Pekalongan, mengungkapkan bahwa dukungan akademik tersebut sangat membantu mempercepat langkah penanganan banjir maupun rob.

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah saat ini tengah mempersiapkan rencana besar untuk menata kawasan kumuh yang terdampak luapan Sungai Bremi dan Meduri.

“Harapan kami, hasil kegiatan ini dapat memberikan kontribusi besar dalam pelaksanaan pembangunan,” kata Andrianto.

Tak hanya Bapperida, Disperkim Kota Pekalongan juga terlibat langsung dalam pendampingan kegiatan.

Efrayim, tenaga ahli perencana perumahan dan kawasan, menyatakan bahwa program serupa sebaiknya terus berlanjut karena masih banyak wilayah rawan banjir yang memerlukan intervensi teknis dan perencanaan jangka panjang.

“Kegiatan seperti ini perlu diteruskan, karena masih banyak lokasi rawan banjir lain yang membutuhkan penanganan,” ujarnya.

3. Contoh kolaborasi pentahelix yang efektif

Kolaborasi ITB-Pemkot Pekalongan untuk Kurangi Risiko Banjir (Dok. IDN Times)
Kolaborasi ITB-Pemkot Pekalongan untuk Kurangi Risiko Banjir (Dok. IDN Times)

Lebih jauh, kolaborasi ini dinilai sebagai salah satu implementasi nyata dari prinsip pentahelix, di mana pemerintah, akademisi, masyarakat, dunia usaha, dan media saling berkontribusi untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Andrianto menegaskan bahwa keberhasilan program daerah tidak mungkin tercapai tanpa sinergi lintas sektor.

Peran perguruan tinggi, khususnya dalam memberikan solusi berbasis riset untuk persoalan masyarakat, menjadi elemen penting dalam strategi ini. Program Desanesha DPMK ITB pun dinilai telah menunjukkan bahwa pengabdian akademik dapat memberikan dampak langsung dalam meningkatkan ketahanan wilayah terhadap risiko bencana.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Kenapa Surat Edaran Sering Jadi Polemik? Ini Penjelasan Pakar

26 Nov 2025, 22:59 WIBNews