Dinkes KBB Bantah Pelajar SMKN Cihampelas Meninggal Dunia Karena MBG

- Bunga Rahmawati (17 tahun) meninggal dunia pada Selasa (30/9/2025) dalam perjalanan ke RSUD Cililin.
- 176 orang menjadi korban keracunan massal di SMKN 1 Cihampelas, termasuk Bunga yang sempat menyantap program makan siang bergizi (MBG).
- Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat membantah kematian Bunga berkaitan dengan keracunan MBG, mengklaim bahwa Bunga memiliki riwayat sakit lambung.
Bandung, IDN Times - Murid SMKN Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Bunga Rahmawati (17 tahun) meninggal dunia pada Selasa (30/9/2025). Bunga meninggal dalam perjalanan dari rumahnya menuju ke RSUD Cililin.
Bunga kini sudah disemayamkan tidak jauh dari rumahnya di Kampung Selakopi, Desa Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (1/10/2025) pukul 09.30 WIB. Kematian Bunga ini banyak dikaitkan dengan kejadian keracunan program makan siang bergizi (MBG).
Hal ini dikarenakan SMKN 1 Cihampelas, menjadi tempat keracunan pada Rabu (24/9/2025). Adapun dari insiden keracunan massal ini ada 176 orang menjadi korban. Kakak kandung dari Ibu Bunga, Nanang (53 tahun) mengakui, almarhum sempat menyantap MBG.
"(Waktu kejadian) almarhum makan (MBG) sampai dua kali nambah," kata Nanang pada awak media di kediamannya.
1. Sempat mengeluh tidak enak badan

Bunga merupakan anak kedua dari empat bersaudara, sementara sang Ibu kini tengah mengais rezeki di negeri orang, tepatnya di Saudi Arabia, dan ayahnya bekerja sebagai sopir ekspedisi di Tangerang.
Sejak kejadian Rabu kemarin di sekolahnya, Bunga tak mengeluhkan sakit apapun. Kemudian dua hari setelahnya, Bunga tidak nampak mengalami sakit. Usia kejadian keracunan di SMKN Cihampelas itu, Bunga tidak masuk karena sekolah diliburkan.
Kemudian pada Senin kemarin, Bunga masuk sekolah dan pulang lebih cepat dari biasanya, degan kondisi mengeluhkan tidak enak badan. Hal ini disampaikannya kepada sang kaka. Pihak keluarga menduga, Bunga masuk angin.
"Masuk angin mungkin," ucap Nanang.
2. Tensi darah masih ada saat di bawa ke bidan

Hanya saja, Bunga tidak urung membaik hingga pada Selasa dini hari sebelum kakaknya bekerja, Bunga meminta izin untuk tidak masuk sekolah. Nanang menduga, pada waktu kemarin kemungkinan kondisi kesehatan Bunga semakin memburuk.
Nanang menyampaikan, setelah pulang dari sekolah, sang adik melihat Bunga ada di dalam kamar dan melihat sudah dalam kondisi mengalami banyak muntah, matanya terbuka dengan tangan yang mengepal. Nanang pun membawa Bunga bersama warga lainnya ke bidan. Setelah diperiksa, kondisi tensi darah masih normal.
"Di bidan tensi darah itu masih ada. Kemudian diminta untuk segera di rujuk. Enggak lama ambulance datang dan di bawa ke RSUD Cicilin. Saya sih menduganya di ambulance sudah tidak ada. Itu sekitar pukul 13.30 WIB, siang kemarin," ucapnya.
Sesampainya di RSUD, kondisi Bunga tak sadarkan diri. Hanya berselang pemeriksaan tak lebih dari lima menit dengan penanganannya, pihak dokter pun menyampaikan kabar duka Bunga kepada pihak keluarga.
"Maaf sudah tidak tertolong," kata Nanang menirukan dokter di RSUD Cililin.
3. Perwakilan dari pusat datang ke rumah Bunga

Hampir satu malam jenazah Bunga berada di rumah menunggu kedatangan sanak saudara termasuk ayahnya yang tengah bekerja di Tangerang. Selama semalaman kemarin banyak yang mendatangi rumah duka.
"Ada perwakilan dari Bupati, terus juga ada dari pusat. Cuma gak tahu siapa. Yah mereka memastikan saja datang ke sini," katanya.
Pihak keluarga sempat ditawarkan untuk melakukan autopsi terhadap jenazah Bunga. Namun hasil rembukan, pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi. Nanang menyebut, pihak keluarga menerima apa yang sudah menjadi takdir.
"Kami enggak mau menyalahkan siapa-siapa. Kami menerima (sebagai takdir)," katanya.
Nanang mengatakan selama hidup, Bunga tidak pernah mengeluhkan sakit kepada keluarga. Namun sedikit cerita Bunga kepada ibunya, bahwa ia kerap mengalami sakit maag.
Bunga sendiri pada bulan depan genap menginjak usia 18 tahun. Di pertengahan Oktober 2025 ini. Di sisi lain, Siswi SMKN 1 Cihampelas kelas XII itu sebenarnya tinggal menunggu ujian, sebelum ia nantinya akan dinyatakan lulus sekolah dengan jurusan teknik listrik.
3. Dinkes KBB bantah Bunga meninggal karena MBG

Diwawancarai terpisah, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengklaim jika meninggalnya Bunga tidak berkaitan dengan keracunan MBG. Hal itu disampaikan Plt Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat, Lia Nurliana.
Lina menegaskan tidak ada kaitan antara keracunan MBG dengan meninggalnya Bunga. Dia mengatakan, dari hasil keterangan pihak keluarga, Bunga memiliki riwayat sakit lambung.
"Kejadian meninggalnya pasien bukan akibat konsumsi MBG, karena gejala muncul lebih dari 2x24 jam setelah pasien mengonsumsi makanan tersebut," kata Lia, terpisah saat wawancarai wartawan.
"Keterangan keluarga juga menyebutkan pasien tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan ke posko, puskesmas, maupun rumah sakit setelah mengonsumsi MBG pada 24 September," tuturnya.