Dari 373 Ribu Pendaftar, Hanya 210 Ribu Siswa yang Diterima Dalam PPDB Tahap I Jabar

- Dari 373.311 pendaftar, hanya 210.912 siswa diterima di PPDB tahap I Jawa Barat.
- Pendaftar mayoritas memilih sekolah negeri, dengan 204.676 siswa diterima di sekolah negeri dan 6.236 siswa diterima di sekolah swasta.
- SPMB tahap dua akan digelar pada 24 Juni hingga 1 Juli 2025, dengan alokasi 30% untuk SMA dan 35% untuk SMK.
Bandung, IDN Times - Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat telah mengumumkan hasil Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahap I untuk jenjang SMA, SMK, dan SLB di Jawa Barat. Hasilnya, dari 373.311 orang pendaftar, hanya 210.912 siswa yang diterima.
Para pendaftar mayoritas memilih sekolah negeri sebanyak 370.115 orang, sementara ke sekolah swasta tercatat hanya 3.196 pendaftar, dan yang diterima 210.912 siswa. Rinciannya; 204.676 di sekolah negeri, 6.236 di sekolah swasta.
1. Calon peserta didik bisa minta kejelasan

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Purwanto memastikan, Disdik tetap membuka ruang bagi masyarakat yang merasa ada kejanggalan dalam proses seleksi. Namun pengaduan harus dilengkapi dengan bukti yang valid.
"Jika terasa ada kejanggalan, pendaftar diimbau mempersiapkan data-datanya dan dilaporkan ke tim pengaduan sekolah dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah. Nanti akan dilakukan penelusuran dan jika terbukti akan dilakukan pembatalan," ucap Purwanto, Kamis (19/6/2025).
"Jika pengaduan disetujui, murid akan didiskualifikasi menggunakan form diskualifikasi, dan dilanjutkan diskualifikasi pada aplikasi," katanya.
2. SPMB SLB dilakukan dengan pendampingan psikolog

Lebih lanjut, bagi yang belum lolos, Purwanto mengatakan, masih ada harapan di SPMB tahap dua yang akan digelar pada 24 Juni hingga 1 Juli 2025. Pada tahap ini, pendaftaran akan difokuskan melalui jalur prestasi, dengan alokasi 30 persen untuk SMA dan 35 persen untuk SMK.
Sementara untuk Sekolah Luar Biasa (SLB) menurutnya, pendaftaran tidak mengacu pada jalur prestasi atau zonasi, melainkan mempertimbangkan kebutuhan khusus calon siswa berdasarkan hasil diagnosa oleh tim ahli.
"Diagnosa dilakukan oleh psikolog, tenaga medis, atau tim ahli lain yang bekerja sama dengan SLB tujuan atau Resource Centre," tutup Purwanto.
3. Berencana meningkatkan jumlah rombongan belajar

Diketahui, Pemerintah Provinsi Jawa Barat kini tengah berencana meningkatkan jumlah rombongan belajar (rombel) pada tahun ajaran baru 2025/2026. Hal ini dilakukan untuk memfasilitasi para siswa dari keluarga berpenghasilan rendah tetap diterima di sekolah negeri.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jabar Herman Suryatman mengatakan, rencana ini sudah disampaikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti saat pertemuan beberapa hari kemarin.
"Sekarang ada sekolah yang rombelnya 36 orang, Menteri memberikan ruang bisa bahkan sampai 50 orang. Kami sedang hitung, dan tentu ini kami dedikasikan untuk anak-anak yang miskin dengan tetap memberikan ruang sekolah swasta," ujar Herman, Kamis (19/6/2025).
Herman menjelaskan, rencana ini masih dalam pembahasan sekaligus menunggu hasil evaluasi secara keseluruhan dari Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). Namun yang pasti, Pemprov Jabar ingin memberikan ruang lebih terhadap keluarga dengan penghasilan rendah tetap bersekolah di negeri.
"Administrasinya juga sudah dilayangkan dan setelah itu kami dibimbing oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk tindak lanjut, salah satunya alternatif untuk yang optimasi sekolah negerinya bagi yang miskin dengan penambahan jumlah siswa pada rombongan belajar," ujarnya.
Meski begitu, nantinya calon siswa-siswi SMA dan SMK dari keluarga berpenghasilan rendah akan tetap diberikan pilihan untuk sekolah di negeri atau swasta dengan pembiayaan yang dijamin oleh Pemprov Jabar.
"Karena di negeri, di-backup oleh pemerintah, kami akan optimalkan yang di negeri, tetapi yang di swasta juga sama. Karena kita kan ada BPMU, yang mungkin nanti direct bantuannya ke anak-anak yang miskin itu," katanya.