Ada yang Tak Wajar, Polisi Bongkar Makam Korban Dugaan Penganiayaan Perempuan

- Keluarga curiga pada bagian leher almarhumah
- Sejumlah warga sudah dimintai keterangan oleh polisi
- Almarhumah baru tinggal di Heleut sekitar empat bulan
Majalengka, IDN Times - Dugaan kematian tidak wajar seorang istri terjadi di Desa Heleut, Kecamatan Leuwimunding. Akibat dugaan itu, makam warga dengan inisial NN terpaksa dibongkar polisi agar dapat melakukan otopsi terhadap jenazah.
Pembongkaran makam dilakukan setelah jenazah dimakamkan pada Jumat (8/8/2025). Polisi memutuskan untuk membongkar makam NN setelah menerima laporan keluarga terkait adanya kecurigaan bekas penganiayaan pada tubuh almarhumah.
"Pihak keluarga melaporkan ada dugaan tidak wajar pada tubuh korban. Akhirnya kecurigaan itu dilaporkan ke polisi, dan hari ini makamnya dibongkar lagi," kata kuwu (Kades) Heleut Andri, kepada IDN Times, Selasa (12/8/2025).
1. Keluarga curiga pada bagian leher almarhumah

Andri menjelaskan, dugaan penganiayaan muncul setelah jenazah almarhumah dimakamkan. Seusai jenazah dimakamkan, beredar kabar bahwa ada yang tidak wajar pada bagian leher NN.
"Awalnya dari obrolan ibu-ibu, katanya bagian leher tidak wajar. Kaya lemas gitu, miring. Itu ketahuan pas dimandikan," kata Andri.
Dari obrolan itu, akhirnya dugaan menyebar luas, dan sampai ke kantor desa. Setelah itu, dengan diantar aparat desa, pihak keluarga memutuskan untuk melaporkan dugaan tersebut ke polsek setempat.
"Akhirnya ditangani polres, dan hari ini diputuskan untuk membongkar makamnya," katanya.
2. Sejumlah warga sudah dimintai keterangan oleh polisi

Laporan kepada Polsek dilakukan sehari setelah pemakaman NN yakni Sabtu (9/8/2025). Sejak dugaan tersebut dilaporkan, kata Andri, beberapa warga sudah dimintai keterangan oleh polisi.
"Ada beberapa yang sudah dipanggil. (Di antaranya) Pihak tetangga, yang memandikan, sudah dimintai keterangan," ujarnya.
Dalam hal pemeriksaan warganya, Andri memastikan pemerintah desa (pemdes) setempat memberikan fasilitas. "Kami hanya antar jemput. Kalau apa-apa aja yang ditanyakan mah, kami gak tau," tuturnya.
"Insya Allah, kami dari Pemdes akan memberi fasilitas kepada warga, kalau memang nantinya masih ada lagi yang akan dimintai keterangan oleh polisi," kata Andri.
3. Almarhumah baru tinggal di Heleut sekitar empat bulan

Almarhumah sendiri diketahui berasal dari Desa Heleut, meski bersama suaminya ia sempat tinggal desa lain.
Almarhumah sendiri baru kembali ke Heleut sekitar empat bulan. "Orang sini, tapi sudah lama tinggal di luar (desa), mengontrak gitu. Pas Pemilu juga gak masuk DPT Heleut," katanya.
"Nah saat mengontrak, dia bikin rumah di sini. Dan setelah jadi, dia tinggal lagi di Heleut. Baru sekitar empat bulan tinggal di sini. Kalau suaminya mah katanya orang Bandung," ujar Andri.