Rawan Ricuh dan Narkoba, Ribuan Petugas Lapas dan Imigrasi Dikumpulkan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) berencana mengumpulkan ribuan petugas imigrasi, rumah tahanan (rutan), dan lembaga permasyarakatan (lapas), pada Senin (8/7), di Sarana Olahraga (SOR) Arcamanik, Kota Bandung.
Mereka akan menerima pengarahan dari Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Jawa Barat Inspektur Jenderal (Irjen) Rudy Sufahriadi; Panglima Daerah Militer III Siliwangi, Mayor Jenderal Tri Soewandono; dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Barat, Brigadir Jenderal Sufyan Syarif.
Kegiatan itu juga rencananya akan dihadiri Menkumham, Yasona Laoly. Atas dasar apa kegiatan tersebut diwacanakan?
1. Demi pengamanan rutan, lapas, dan kantor imigrasi
Menurut Kepala Divisi Permasyarakatan Kantor Wiliayah Kemenkumham Jabar, Abdul Aris, aparat yang dikumpulkan adalah mereka yang bertugas di bagian keamanan lapas, rutan, dan bagian detensi kantor imigrasi.
Kegiatan itu dilakukan sebagai kegiatan antisipasi setelah adanya kekacauan lapas seperti yang terjadi di Langkat, Pekanbaru, Loksuken, juga Polewali Mandar.
2. Pengendalian peredaran narkoba di bandara dan lapas
Dari sisi imigrasi, kata Aris, aparat ingin membekali petugasnya agar lebih maksimal mengawasi pintu masuk dan keluar bandara. “Kami juga berkaca pada kasus-kasus penyelundupan narkotika di bandara, seperti temuan kemarin di Bandara Husein Sastranegara (Kota Bandung),” ujar Aris, kepada wartawan di kantornya, Jalan Kebon Waru, Kota Bandung, Jumat (5/7).
Tak hanya itu, “Kami juga ingin memastikan tidak ada lagi pengendalian narkotika di lapas dan rutan,” tuturnya.
3. Tugas berat tahanan di Jawa Barat
Meski terkesan formal, menurut Aris, pembekalan oleh tiga pejabat yang bertanggungjawab atas stabiltias keamanan Provinsi Jawa Barat itu amatlah penting. Alasannya, tak lain mengingat terdapat 23.500 warga binaan di seluruh lapas di Jawa barat yang rata-rata hanya berkapasitas 15 ribu penghuni.
"Maka itu menjadi pekerjaan luar biasa, karena kami hanya punya sekitar 3.500 petugas di seluruh lapas,” kata dia.