Tertipu Investasi Jabon, Puluhan Orang Demo di Kantor PT GMN Bandung

PT Global Media Nusantara disebut melakukan penipuan

Bandung, IDN Times - Puluhan orang dari anggota komunitas Green Warrior (GW) menuntut pertanggungjawaban manajemen PT Global Media Nusantara (GMN), terkait nasib investasi pohon Jabon (jati kebon) yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda balik modal. Mereka melakukan aksi di Kantor Mulia Sejahtera milik PT Global Media Nusantara di Jalan Terusan Antapani nomor 175, Kota Bandung.

Aksi ini dihadiri para investor dari seluruh Indonesia seperti Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera, Kalimantan, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan perwakilan dari para TKI Hongkong dan Arab Saudi.

Para anggota merasa menjadi korban penipuan Salah satu korban investasi pohon Jabon asal Yogyakarta, Sri Utami (45) mengatakan, dirinya datang ke Bandung untuk meminta pertanggungjawaban terkait panen pohon Jabon hasil investasi yang ditanam lima tahun lalu. Sayangnya, sampai sekarang di mana waktunya untuk panen uang yang dijanjikan tidak kunjung didapat.

"Paling pokok adalah kami sampai datang ke sini, kondisi COVID-19 seperti ini ya, ini tidak mudah bagi kami ya. Kami hanya ingin meminta pertanggungjawaban dari PT Global Media Nusantara dan juga PT. Argo Bisnis," ujarnya saat melakukan aksi, Sabtu (30/1/2021).

1. Khawatir terkait informasi kepailitan PT GMN

Tertipu Investasi Jabon, Puluhan Orang Demo di Kantor PT GMN BandungIlustrasi bangkrut businesstoday.in

Sri juga khawatir usai mendengar ada gugatan kepailitan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang dilayangkan ke PT Global Media Nusantara dan PT Agro Bisnis, pada 25 Januari 2021. Kepailitan ini bisa menjadi ancaman bagi investor karena uang yang ditanamkan bisa jadi hilang begitu saja.

"Kami sangat resah ketika mendengar ada gugatan terkait utang PT GMN, karena memang benar bahwa aset-aset kami ada di situ, ya ini semakin membuat kita resah. Kalau saya dulu inves pohonnya sekitar Rp12 juta. Kami dan teman-teman di seluruh Indonesia ya sekitaran Rp17 milliar lebih," katanya.

2. Modus investasi bisa untuk menyelamatkan bumi dengan penghijauan

Tertipu Investasi Jabon, Puluhan Orang Demo di Kantor PT GMN BandungIDN Times/Istimewa

Menurut Sri, bisnis ini terintegrasi menjadi International Green Invesment System disingkat IGIST. Modusnya, bisnis tersebut dapat menyelamatkan bumi, sedekah oksigen, penghijauan, dan gerakan mulia lainnya yang membuat banyak orang berminat menanamkan modalnya.

Banyak masyarakat tertarik bergabung dengan GW karena diiming-imingi keuntungan menggiurkan dari investasi pohon Jabon. Dengan pertumbuhan pohon yang cepat, investor dijanjikan sudah bisa panen di tahun ke-5 dan ke-10.

Satu pohon Jabon seharga Rp350 ribu, untuk keuntungannya pada tahun ke-5 bisa mencapai jutaan rupiah pepohonnya. Jika membeli lebih dari 10 pohon Jabon, maka keuntungan yang didapat pada tahun ke-5 mencapai puluhan juta rupiah.

Investor pohon dijanjikan panen lima tahun, dengan pembagian keuntungan 70:30, antara mitra sebagai pemilik pohon dan petani sebagai perawat yang bekerja sama dengan PT GMN. Panen kedua jangka waktu 3,5 tahun dengan pembagian 50:50.

3. Banyak TKW ikut serta dalam investasi ini

Tertipu Investasi Jabon, Puluhan Orang Demo di Kantor PT GMN BandungIlustrasi investasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Korban investasi lainnya, Feri (40) mengatakan, dirinya mengajak teman-temannya yang berada di Hongkong untuk berinvestasi pohon Jabon tersebut. Tak hanya satu atau dua orang, melainkan ratusan TKW yang ikut dalam investasi ini

Mereka yang tertarik dikarenakan pihak perusahaan pernah datang ke Hongkong dan mengajak para TKW dengan berbagai modus yang disampaikan.

"Banyak Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Hongkong yang ikut serta program ini, yang dulunya menggantungkan harapan kan saya diajak ketemu dengan KJRI lah di sana, bersyukur membantu TKW untuk bisa punya tabungan di sini," ujarnya

Namun, setelah melewati waktu lima tahun, pohon Jabon yang diharapkani tak kunjung panen dan tidak terealisasi. "Dulu saya investasi Jabon itu sekitar Rp40 juta," kata Feri.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya