Ridwan Kamil Klaim Pencemaran Sungai Citarum Masuk Level Ringan 

Limbah domestik masih mendominasi dampak pencemaran sungai

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim kondisi air sungai Citarum semakin membaik. Terlebih di saat pandemik COVID-19 kualitas air di yang berawal dari Situ Cisanti ini meningkat.

"Berkat kerja Satgas Citarum dan semua pemangku kepentingan, perbaikan status cemar berat air Citarum pada 2018, alhamdulillah ada kemajuan. Per Juni 2020 sudah di level cemar ringan. Lebih cepat dari jadwal yang targetnya tahun ini hanya cemar sedang," ujar Ridwan Kamil usai mengunjungi Situ Cisanti pada Sabtu (1/8/2020).

Dia menuturkan, kondisi Sungai Citarum mulai tercemar sejak adanya zona permukiman yang berada di bantarannya. Untuk memperbaiki kualitas air ini, Pemprov Jabar pun berencana membangun embung air sebagai tempat konservasi di bagian hulu.

1. Penanganan limbah industri di Jabar dianggap makin bagus

Ridwan Kamil Klaim Pencemaran Sungai Citarum Masuk Level Ringan Ilustrasi industri pabrik (IDN Times/Arief Rahmat)

Emil menuturkan, dalam level ringan kualitas air di Citarum sudah berada di angka 40,67. Hal ini tak terlepas dari penanganan limbah industri paling baik dan menghasilkan indeks kualitas pencemaran yang jauh sudah lebih membaik.

Dia menyebut, bulan lalu sudah ada 43 industri yang melanggar regulasi dan diproses hukum. Kejaksaan melaporkan, tujuh perusahaan sudah inkrah dan dihukum denda Rp100 juta sampai Rp1 miliar. Kemudian, satu (industri) banding dan delapan masih sidang.

"Total ada 43 industri yang diproses, jadi penegakkan hukum masih terus berjalan," katanya.

2. Limbah domestik di sepanjang bantaran sungai sulit ditekan

Ridwan Kamil Klaim Pencemaran Sungai Citarum Masuk Level Ringan Limbah medis ditemukan di TPA Sumur Batu, Bekasi (Dok.IDN Times/Istimewa)

Akan tetapi, lanjut Emil, penurunan limbah industri di Sungai Citarum tidak disertai dengan penurunan limbah domestik. Satgas Citarum Harum sudah berinovasi dengan membangun pengolahan sampah domestik, salah satunya melalui incinerator mini. Dia pun mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah ke Sungai Citarum.

"Kami menemukan industri sudah membaik, tapi (limbah) domestik masih bermasalah walaupun kita sudah ada berbagai inovasi termasuk incinerator mini. Jadi, masalah kita adalah domestic waste, kalau limbah industri sudah membaik," ucapnya.

3. Penanaman pohon terus diupayakan

Ridwan Kamil Klaim Pencemaran Sungai Citarum Masuk Level Ringan Dok.IDN Times/Istimewa

Di sisi lain, Pemprov Jabar gencar melakukan penghijauan. Hingga kini sudah menanam 1,8 juta batang pohon di sekitar 1.100 hektare DAS Citarum. Sejumlah perusahaan swasta pun telah berkomitmen akan menanam sekitar 10 juta batang pohon selama lima tahun.

Kemudian, pembuatan sedimentasi sudah mencapai 2 juta kubik. Saat ini ada 17 lokasi sudah siap untuk pembangunan TPS Terpadu, tapi 60 lokasi lainnya masih menunggu arahan dari Kementerian PUPR.

"Belum ada arahan. Dulu janji Pak Menteri PUPR adalah mengizinkan sempadan untuk bisa dibangunkan IPAL dan Oxbow, karena kami di lapangan mau menentukan titiknya kalau sudah ada surat izin dari Menteri PUPR kami akan pilih lokasi terbaik," katanya.

4. Anggaran untuk Citarum anjlok sampai 86 persen

Ridwan Kamil Klaim Pencemaran Sungai Citarum Masuk Level Ringan Ilustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Emil mengungkapkan, anggaran dalam penanganan Citarum Tahun 2020 direalokasi untuk penanganan COVID-19. Sebelumnya anggaran untuk Citarum tahun ini mencapai Rp5,3 tirliun, namun wabah corona membuat anggaran itu terpotong hingga tersisa Rp1,8 triliun.

"Anggaran yang ada itu tinggal 14 persen dari total awal Rp5,3 triliun. Jadi, bisa dibayangkan tanpa anggaran kami tidak bisa mengejar 100 persen target yang multidimensi karena anggarannya hanya 14 persen," ucapnya.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya