Penyadang Disabilitas di Bandung Pun Ikut Meramaikan Pemilu 2019

Wakil rakyat diharap perhatikan kebutuhan para difabel

Bandung, IDN Times - Pemilihan umum memang menjadi pesta demokrasi untuk seluruh masyarakat Indonesia. Keinginan mengikuti pemilihan umum (pemilu) pun tampak di Panti Sosial Bina Netra Wyata Guna, Kota Bandung. Puluhan penyandang disabilitas terlihat antusias mengantre sejak pagi untuk memberikan suaranya guna menentukan pemimpin negara dalam lima tahun ke depan.

Heri Purnomo, salah satu penyandang tuna netra, menuturkan, dia dari pagi sudah ada di aula panti. Bersama teman-teman penyandang disabilitas yang lain Heri mengantre setelah sebelumnya menyerahkan surat C6 sebagai bukti bahwa dia telah menjadi daftar pemilih tetap di TPS 007 Kecamatan Cicedo, Kelurahan Pasirkaliki.

Setelah mendapat panggilan untuk memilih di bilik suara, seorang pendamping ikut serta bersama Heri. Dari kejauhan terlihat pendamping tersebut membimbing Heri agar tidak salah melubangi calon yang namanya ada di kertas suara.

Setelah semua surat suara dicoblos, Heri pun kembali dibimbing untuk memasukkan kertas suara ke dalam kotak suara sesuai dengan warna yang menunjukkan masing-masing surat suara.

1. Hanya tahu calon presiden dan DPD saja

Penyadang Disabilitas di Bandung Pun Ikut Meramaikan Pemilu 2019ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Heri mengatakan, dia telah beberapa kali ikut pemilihan umum di mana pertama ketika mengikuti pemilihan presiden pada 2014. Tahun ini, dia pun bersemangat memilih presiden dan wakil presiden untuk lima tahun ke depan.

"Saya bersemangat sekali. Mungkin sampai 200 persen," kata Heri sesaat sebelum meninggalkan Gedung Aula.

Meski bersemangat, Heri menyebut dari lima kertas suara dia hanya memilih calon presiden dan wakilnya serta calon dewan perwakilan daerah saja sesuai dengan pengetahuan yang dia dapat dari pemberitaan media massa. Sementara untuk calon DPR dan DPRD tingkat provinsi serta kota, Heri tidak tahu percis.

Selama ini dia dan rekan-rekan penyandang disabilitas lainnya jarang sekali mendengarkan kampanye dari calon anggota legislatif. "Jadi saya kurang tahu siapa saja orangnya," papar Heri.

Untuk mengantisipasi kertas suara tidak terisi, Heri akhirnya memilih untuk mencoblos partai politik yang selama ini dianggap paling fokus meningkatkan fasilitas dan kesetaraan bagi penyandang disabilitas.

2. Wakil rakyat harus memperhatikan nasib disabilitas

Penyadang Disabilitas di Bandung Pun Ikut Meramaikan Pemilu 2019IDN Times/Debbie Sutrisno

Penyandang tuna netra yang lain, Yudi Winarko, menuturkan, pemilu merupakan agenda demokrasi yang wajib diikuti seluruh masyarakat. Meski setiap orang memiliki pilihan berbeda, tapi hak untuk menentukan pemimpin negara dalam lima tahun ke depan harus dimaksimalkan dengan ikut memilih.

"Saya juga punya pilihan sendiri. Insya Allah mudah-mudahan (calon yang terpilih) menunjukkan perbaikan," ungkap Yudi.

Dia berharap siapa pun yang nanti terpilih baik di eksekutif maupun legislatif, mereka harus memperhatikan nasib para disabilitas. Misalnya, pembangunan fasilitas trotoar yang memang khusus pejalan kaki dengan bantuan untuk disabilitas.

"Sekarang jalan dipakai dagang, ada yang bolong. Harusnya bisa lebih memperhatikan dan mendekatkan kaum disabilitas," paparnya.

Baca Juga: Nyoblos di TPS 3, Oded Ajak Warga Bandung Pilih Pemimpin Berkualitas

3. Terdapat 97 pemilih disabilitas di panti Nyata Guna

Penyadang Disabilitas di Bandung Pun Ikut Meramaikan Pemilu 2019IDN Times/Debbie Sutrisno

Tahun ini, jumlah penyandang disabilitas yang masuk dalam DPT di Panti Sosial Bina Netra Wyata Guna mencapai 97. Mereka masuk dalam DPT bersama ratusan pemilih lain yang dibagi dalam dua TPS, yakni TPS 006 dan 007.

Ketua TPS 006, Suryaman mengatakan, dari total 222 DPT, terdapat 48 pemilih disabilitas yang semuanya tuna netra di mana 33 laki-laki dan 15 perempuan. Dia menyebut hampir semua kaum disabilitas ini datang dengan didampingi keluarga sebagai pendamping.

"Ada yang dengan anak, istri, suami. Tapi terdapat juga sejumlah pemilih berkebutuhan khusus yang datang sendiri tanpa didampingi. Nah ini kami sediakan pendamping," paparnnya.

Berdasarkan pengalaman pada pemilu sebelumnya, tingkat partisipasi pemilih disabilitas mencapai 50 persen sampai 60 persen dari jumlah yang terdaftar. "Seperti di pilgub (Jawa Barat 2018) kemarin, ada sekitar 60 persen," katanya.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Presiden Terpilih Jangan Hanya Cari Suara di Jabar 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya