Sensasi Makan Sate Maranggi Murah Meriah di Plered Purwakarta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Purwakarta, IDN Times - Menikmati sate maranggi di Kampung Maranggi, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, memiliki kesan tersendiri. Suasananya yang khas ternyata dapat menambah kenikmatan rasa sate tersebut.
Kawasan berisi puluhan lapak sate itu menjadi salah satu tujuan wisatawan pada libur lebaran 2021. Selain lokasinya yang strategis, harga sate yang dijual para pedagang juga lebih terjangkau dibandingkan sate maranggi di rumah makan.
1. Terletak di samping Stasiun Plered Purwakarta
Lokasi Kampung Maranggi berada di dekat Pasar Plered, tepatnya di samping Stasiun Plered yang berseberangan dengan kantor kecamatan. Lokasinya yang strategis memudahkan wisatawan untuk menjangkaunya.
Wisatawan dari Bandung atau Jakarta bisa menggunakan kereta lokal untuk menuju lokasi. Sedangkan, pengemudi mobil dan motor cukup mengambil jalan ke arah sentra keramik Kecamatan Plered.
2. Terdapat puluhan pedagang sate maranggi di Kampung Maranggi Plered
Di kawasan itu terdapat hampir 50 pedagang sate maranggi. Seperti namanya, Kampung Maranggi hanya menyajikan sate maranggi ditambah makanan yang sifatnya hanya pelengkap seperti sop dan karedok.
Meskipun terdapat banyak pedagang sate, rasa sate maranggi di sana relatif sama. Sehingga, pengunjung tidak perlu bingung memilih lapak sate yang paling enak. Pemilihan tempat lebih kepada kenyamanan posisi dan pelayanan pedagang.
3. Kampung Maranggi jadi tempat relokasi pedagang sate maranggi kaki lima
Salah seorang pedagang yang ada di Kampung Maranggi sejak awal ialah Endang (62 tahun). Ia mengaku sudah berjualan sate maranggi di pinggir jalan Pasar Plered sejak 1990-an, sebelum ada pusat kuliner sate maranggi seperti sekarang.
"Kalau dulu jualannya di pinggir jalan, sekarang di tempat khusus jadi lebih nyaman untuk pembelinya. Kalau pembeli nyaman mereka bisa kembali lagi nanti," kata Endang yang ditemui di lapaknya beberapa waktu lalu.
4. Sensasi makan sate sambil melihat proses pembuatannya
Lapak pedagang sate di sana terbilang sederhana. Setiap pedagang dikelilingi meja dan bangku untuk pembeli, persis seperti restoran sushi di Jepang. Hal itu membuat pembeli bisa langsung melihat proses pembakaran sate yang dipesannya.
Jangan heran jika pengunjung akan langsung terpapar asap pembakaran daging di sana. Kepulan asap justru menimbulkan sensasi tersendiri saat menikmati sate di Kampung Maranggi. Pengalaman itu tidak akan dirasakan di restoran-restoran sate maranggi yang besar di Purwakarta.
5. Harga sate maranggi di Kampung Maranggi Plered ramah di dompet
Menurut pengakuan Endang, dalam sehari ia biasa membuat sebanyak 200-300 tusuk sate atau setara dengan tiga kilogram daging sapi. "Kalau sedang ramai seperti saat hari libur atau akhir pekan, bisa habis sampai 1.000 tusuk sate," katanya.
Sate maranggi yang disajikan di Kampung Maranggi memang relatif kecil. Dalam satu tusuk biasanya terdapat dua potong diselingi sepotong lemak atau gajih. Tak heran harga per tusuk sate kambing itu hanya Rp2.000-an dan Rp1.500 untuk sate sapinya.