Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Waspada, Ada 12 Merek Beras Hasil Oplosan di Jabar

IMG_20250806_093235.jpg
Produksi beras tak sesuai mutu dan beras oplosan di daerah Jawa Barat. IDN Times/Debbie Sutrisno
Intinya sih...
  • Ada 12 merek beras hasil oplosan
  • Beras diproduksi di beberapa daerah dengan modus pembuatan merk berbeda-beda, termasuk memanfaatkan beras bulog dan mengubahnya menjadi beras premium.
  • Pelaku membeli murah, lalu menjual mahal dengan omzet miliaran rupiah
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) berhasil mengungkap praktik produksi beras yang tidak sesuai mutu. Beras ini ada yang dioplos maupun diganti merek dari awalnya berlabel medium menjadi label premium.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, anggota kepolisian di Jabar berhasil menggerebek empat produsen yang memproduksi beras tidak sesuai mutu baik di Majalengka, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bandung. Para produsen ini ada yang sudah menjalankan praktik tersebut dua hingga empat tahun.

"Kami menemukan pelaku usaha di wilayah hukum polda jawa barat yang diduga melakukan berbagai praktek penyelewengan dalam produksi dan perdagangan beras, termasuk memproduksi dan memperdagangkan beras yang tidak memenuhi standar mutu dan keamanan pangan," kata Hendra dalam konferensi pers di Mapolda Jabar.

1. Dibuat di beberapa daerah

IMG_20250806_110145.jpg
Konferensi pers pengungkapan pembuatan beras tak sesuai mutu. IDN Times/Debbie Sutrisno

Dari kasus ini setidaknya ada 12 merek yang sudah diproduksi dan diperjuabelikan ke berbagai wilayah dengan modus pembuatan merk beras berbeda-beda. Ada yang memanfaatkan beras bulog kemudian dimasukkan pada kemasan berlabel beras premium, ada pula yang awalnya membeli beras kualitas biasa kemudian diubah jadi beras premium.

Adapaun 12 merk beras yang berhasil diungkap sebagai berikut:

1. Karung beras premium merk petruk ukuran 5 kg

2. Beras Slyp Super MS Baraya volume 17 kg

3. Beras merek Slyp Super Ikan Lele super ukuran 20 kg

4. Beras premium berukuran 50 kg dengan merek TM

5. Beras premium berukuran 50 kg dengan merek slyp super merk bunga

6. Beras medium merek TM berat 26,90 kg

7. Beras premium merek RS berat 25,85 kg

8. Beras medium merek 3P Tiga Putri 19,15 kg

9. Beras merek Ramos Bandung ukuran 10 kg

10. Beras merek beras Ramos ukuran 50 kg

11. Beras merek Slyp Super Ikan Lele Super ukuran 10 kg

12. Beras medium merek TM ukuran 50 kg atau beras medium merek 3P tiga putri ukuran 50 kg

Beras-beras ini diproduksi oleh CV Sri Unggul Keandra, PB Berkah, penggilingan gabar di Soreang, penggilingan gabah Jagayaba, Toko Beras Nasty di Bogor, serta pemilik grosir Mitra Awwam.

2. Beli murah dijual mahal

IMG_20250806_092843.jpg
Produksi beras tak sesuai mutu dan beras oplosan di daerah Jawa Barat. IDN Times/Debbie Sutrisno

Kemudian modus yang kelima, kata dia, pelaku membeli gabah dengan harga Rp7.000 per kg lalu diproduksi menjadi beras berkualitas medium. Kemudian beras tersebut diperjualbelikan kepada masyarakat dengan harga Rp14.400 sampai Rp14.500 per kg.

"Modus yang keenam, pelaku membeli beras medium dengan harga rata-rata Rp13.200 per kg dan dijual kembali dengan kemasan premium dengan harga Rp14.000 sampai dengan Rp14.500 per kilogram," kata Wirdhanto.

Dia mengatakan, sejumlah pelaku usaha telah dilakukan pemeriksaan di antaranya adalah CV Sri Unggul Keandra yang diduga memproduksi beras merek Si Putih 25 kg yang tidak sesuai dengan standar mutu beras premium. Pelaku usaha telah memproduksi sebanyak 36 ton selama empat tahun dan mendapatkan omzet Rp468.000.000.

"Kemudian pelaku Gilingan Padi PB Berkah yang menjual beras Slyp Pandanwangi merek BR Cianjur namun ternyata isi karungnya beras jenis Cintanur. Kegiatan produksi itu telah dilakukan selama empat tahun dan memproduksi 198 ton dengan omzet Rp2,976 miliar," ucap Wirdhanto.

3. Ada yang manfaatkan beras dari Bulog

IMG_20250806_092931.jpg
Produksi beras tak sesuai mutu dan beras oplosan di daerah Jawa Barat. IDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, Polresta Bandung menemukan sejumlah beras dengan berbagai merek yang tidak memenuhi kelas premium bahkan kelas medium. Salah seorang tersangka telah melakukan pengemasan beras medium menggunakan kemasan premium selama 2-5 tahun dan menjual sebanyak 770 ton serta mendapatkan keuntungan kurang lebih Rp7 miliar.

"Kemudian yang terakhir, mempacking beras bulog standar medium menjadi beras premium kemudian dijual kembali kepada masyarakat. Tersangka melakukan modus ini sejak tahun tahun 2021 dan mendapatkan omzet sebanyak Rp1,4 miliar," jelas Wirdhanto.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us