Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ratusan Pelamar di Bandung Berebut Kerja di Restoran Jepang

IMG-20250813-WA0071(1).jpg
Ratusan pelamar kerja mengantre di depan restoran Jepang yang terletak di Jalan Diponegoro, Kota Bandung. IDN Times/Istimewa
Intinya sih...
  • Banyak kualifikasi lowongan yang aneh, seperti batas usia pelamar
  • Kemampuan pekerja harusnya diutamakan, bukan usia atau bentuk fisik
  • Pertanyakan janji manis pemerintah terkait pembukaan lapangan pekerjaan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Ratusan pelamar kerja mengantre di depan restoran Jepang yang terletak di Jalan Diponegoro, Kota Bandung. Mereka berbaris rapi sembali menunggu namanya dipanggil untuk wawancara agar bisa bekerja di restoran tersebut.

Salah seorang pelamar, Rosa (21) mengaku sudah tiba di restoran itu sejak pukul 08.00 WIB. Dia menunggu hampir tiga jam sembari membawa map cokelat berisikan surat lamaran dan daftar riwayat hidup atau curriculum vitae (CV).

Rosa menuturkan, dia sudah bahwa tempat makan ini adalah perusahaan kelima yang dilamarnya. Empat tempat yang dilamar sebelumnya tidak memberika kesempatannya untuk bekerja. Rosa pun menaruh harapan tinggi pada pekerjaan ini sebab membutuhkan uang untuk membiayai keluarganya.

Dari pengalamannya, Rosa menyebut cukup terkendala dengan syarat minimal tinggi badan yang kerap dia temukan. Apalagi di bidang food and beverages (F&B) yang menurutnya kurang relevan dengan pekerjaan yang dijalani.

“Sebenarnya fifty fifty, menurut aku buat yang nggak berpengalaman pasti susah, tetapi kalau ada pengalaman seenggaknya masih bisa kalau di Bandung, soalnya aku juga beberapa kali dapat panggilan interview,” kata Rosa, Rabu (13/8/2025).

1. Banyak kualifikasi lowongan yang aneh

IMG-20250813-WA0071(1).jpg
Ratusan pelamar kerja mengantre di depan restoran Jepang yang terletak di Jalan Diponegoro, Kota Bandung. IDN Times/Istimewa

Menurutnya, kualifikasi syarat lowongan pekerjaan saat ini banyak yang tak relevan, salah satunya batas usia pelamar. Rosa yang baru berusia 21 tahun, diakuinya, masih percaya diri bisa mendapatkan pekerjaan. Hal berbeda justru dialami pekerja yang sudah memasuki usia senja.

“Penginnya untuk semua kualifikasi jangan terlalu tinggi apalagi masalah umur, karena yang butuh kerja banyak juga yang sudah tua, apalagi bapak-bapak gitu kan pasti tulang punggung, sedangkan sekarang patokannya usia,” jelasnya.

2. Kemampuan pekerja harusnya diutamakan

ilustrasi lowongan kerja (IDN Times/Nathan Manaloe)
ilustrasi lowongan kerja (IDN Times/Nathan Manaloe)

Ia pun membandingkan dengan kualifikasi pelamar kerja di luar negeri, seperti Jepang. Di sana, perusahaan benar-benar melihat dari segi kemampuan calon pelamarnya, bukan usia atau bentuk fisik.

“Aku kalau lihat di luar negeri nggak ada patokan umur, selagi dia masih mau kerja pasti diterima,” imbuhnya.

3. Pertanyakan janji manis pemerintah

Ilustrasi lowongan kerja (freepik.com/vector4stock)
Ilustrasi lowongan kerja (freepik.com/vector4stock)

Salah seorang pelamar lainnya, Robi (28) mempertanyakan janji pemerintah yang menyebut akan membuka 19 juta lapangan pekerjaan. Robi yang hampir setahun menganggur itu kebingungan karena sulitnya mencari kerja. Dia harus bersaing dengan pelamar lain yang usianya lebih muda.

“Janjinya masih ditunggu pak, soalnya ini saya juga masih susah cari kerja. Waktu di rumah sih optimis bisa dapat kerja di sini, tapi pas datang jadi pesimis soalnya pesaingnya banyak yang lebih muda dari saya,” kata Robi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran naik menjadi 7,28 juta orang per Februari 2025. Jumlah itu bertambah 83,45 ribu orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu. BPS juga mencatat bertambahnya jumlah pengangguran diikuti oleh adanya tambahan angkatan kerja sebanyak 3,67 juta orang menjadi 153,05 juta orang.

Dari jumlah itu, yang sudah bekerja hanya 145,77 juta orang atau bertambah 3,59 juta orang dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Jumlah pengangguran di Jawa Barat mengalami kenaikan dari 1,77 juta orang menjadi 1,81 juta orang. Sementara itu, sejak awal 2025 hingga Mei, tercatat 26.455 orang terdampak PHK.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us