Polemik Universitas Bandung, 3 Jurusan Ditutup Dosen-Staf Tak Digaji

Bandung, IDN Times - Univesitas Bandung saat ini tengah mendapat persoalan serius setelah satu fakultas yang berisi tiga prodi ditutup berdasarkan Laporan Kerja Perguruan Tinggi (LKPT). Adapun prodi yang ditutup adalah S1 Administrasi Bisnis, S1 Administrasi Publik, dan S2 Administrasi Publik.
Kondisi ini membuat Univesitas Bandung hanya menjalankan satu fakultas saja yang berisi tujuh prodi, yaitu D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, D3 Teknologi Bank Darah, D4 Manajemen Informasi Kesehatan, D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, S1 Fisioterapi, S1 Sistem Informasi, dan S1 Teknik Informatika.
Penutupan satu fakultas tersebut kemudian berdampak pada pendapatan yayasan yang tidak bisa menutup operasional perkuliahan termasuk membayar para dosen yang mengajar hingga staf lainnya seperti pihak keamanan.
Riki Hardiansyah sebagai staf operator akademik mengatakan, persoalan bermula ketika Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) dan Politeknik Kesehatan (POLTEKKES) Yayasan Bina Administrasi (YBA) Bandung bergabung sekitar tahun 2023. Setelahnya ada pemeriksaan mengenai dana beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) dari pemerintah pusat. Setelah beberapa bulan pemeriksaan lantas ada satu fakultas yang harus ditutup karena dianggap pembelajarannya fiktif.
"Karena ini sudah bergabung dengan UB maka berdampak ke kesehatan mulai dari pembelajaran tidak maksimal dan ini sudah tidak digaji (dosen dan satf) hingga tujuh bulan," kata Riki ketika ditemui di Kampus UB, Senin (6/1/2025).
1. Dosen tetap mengajar para mahasiswa

Imbas dari persoalan ini memang tidak ada dana untuk membayar semua pegawai di UB. Meski demikian dosen sampai sekarang masih mengajar karena ini menjadi tanggung jawab kepada mahasiswa.
Saat ini forum para pegawai pun telah berkoordiasi dengan LLDIKTI Region IV Jawa Barat agar persoalan kampus UB bisa segera diselesaikan. Termasuk dengan pembayaran para gaji dosen dan pegawai yang tidak dicairkan oleh pihak Yayasan Bina Administrasi.
Rencananya besok, Selasa (7/1/2025), para pegawai akan mendatangi LLDIKTI untuk melakukan audiensi dengan perwakilan yayasan. Jika mereka mangkit maka para pegawai akan coba mendatangi kediaman ketua yayasan.
"Karena selama ini kita berjalan mandiri saja. Jadi kita akan mengadu masalah gaji dan masalah mahasiswa juga," kata dia.
2. Mahasiswa butuh kepastian

Sementara itu, Ketua Senat Mahasiswa Universitas Bandung, Puspa mengatakan bahwa para mahasiswa ingin ada kepastian mengenai kondisi kampus UB. Yang paling memungkinkan adalah alih kelola kampus dari yayasan Bina Administrasi agar nantinya para mahasiswa khususnya yang sudah masuk tahun terakhir bisa melakukan berbagai kegiatan untuk kelanjutan perkuliahan.
"Masa depan kita, dan kami itu tidak mau sampai kita terlambat lulusnya karena akan buang-buang, tenaga, waktu, dan juga uang," kata dia.
3. Sudah banyak mahasiswa pindah kampus

Menurutnya, karena persoalan ini sudah banyak mahasiswa dari berbagai angkatan dan jurusan yang memutuskan untuk pindah ke kampus lain dengan tidak adanya kepastian dari pihak yayasan dan universitas. Alhasil mereka harus mengeluarkan biaya lebih karena pindah kampus itu membutuhkan uang.
"Sebenarnya kita juga banyak yang ingin pindah karena sudah tidak tahan dengan kondisi kampus saat ini tapi ada yang terkendala biaya juga, jadi mau tidak mau harus tetap menunggu keputusan dari pihak yayasan," kata dia.