Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,12 Persen, Menko Airlangga: Sinyal Positif

IMG_20250805_112818.jpg
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Apindo di Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto menyebut bahwa Indonesia sekarang sedang berada di jalur baik dalam perekoomian. Ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2025 menembus angka 5,12 persen pada semester I/2025.

Airlangga menyebut bahwa pertumbuhan ini menjadi capaian tertinggi dalam beberapa kuartal terakhir, sekaligus sinyal positif atas mulai pulihnya daya beli masyarakat, menggeliatnya investasi, serta sinergi kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha.

Kinerja ekonomi yang solid didorong oleh pulihnya sektor konsumsi, pertanian, industri, serta lonjakan signifikan pada e-commerce, terutama di kategori kosmetik serta makanan dan minuman.

"Beberapa perusahaan publik, terutama di sektor ritel, mencatat kinerja lebih baik dibanding semester pertama tahun lalu. Ini bukti ekonomi kita memang sedang tumbuh," ujar Airlangga usai membuka APINDO Expo dan UMKM Fair 2025 di Bandung, Selasa (5/8/2025).

1. Penurunan tarif AS bisa jaga perekonomian RI

RI Dan AS sepakat kurangi Tarif Dan hambatan dagang (Dok.freepik/edited by herdi)
RI Dan AS sepakat kurangi Tarif Dan hambatan dagang (Dok.freepik/edited by herdi)

Airlangga juga menegaskan bahwa target investasi tahun 2025 sebesar Rp1.900 triliun tetap realistis. Pemerintah siap menanggung Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga 100 persen untuk properti bernilai di bawah Rp2 miliar, guna menggairahkan pasar properti dan industri turunannya.

“Yang penting pengusaha tetap melanjutkan usahanya, menanamkan modal, dan meraih untung. Kita ingin ekonomi tumbuh, bukan hanya bertahan,” tegasnya.

Tarif ekspor juga menjadi perhatian. Dengan penurunan ancaman tarif dari 32 persen menjadi 19 persen, Indonesia kini kembali kompetitif di kawasan Asia.

“Kalau 32 persen (tarif AS), 5 juta pekerja bisa kena PHK. Tapi dengan 19 persen, kita setara dengan Malaysia dan Thailand,” tambahnya.

2. Konsumsi masyarakat terus digenjot

IMG_5593.jpg
Beras merek premium di supermarket dibongkar untuk tidak dipajang (IDN Times/Indah Permata Sari)

Politisi Golkar ini menyebut bahwa pemerintah tengah menggelontorkan berbagai kebijakan terobosan untuk mendorong konsumsi dan investasi. Mulai dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), pembangunan 450.000 unit rumah, hingga kebijakan insentif tarif ekspor nol persen ke Eropa melalui perjanjian dagang dengan Uni Eropa, diharap makin memperkuat perekonomian secara merata.

Tak hanya itu, menjelang HUT RI ke-80 akan meluncurkan program diskon besar-besaran bertajuk “Diskon Kemerdekaan”, dengan potongan harga hingga 80 persen untuk mendorong belanja masyarakat.

"Program konsumsi ini akan dilanjutkan dengan stimulus akhir tahun menjelang Natal dan Tahun Baru 2026," ujarnya.

.

3. UMKM harus dapat perhatian lebih

ilustrasi UMKM (freepik.com/freepik)
ilustrasi UMKM (freepik.com/freepik)

Dalam menjaga tren baik pertumbuhan perekonomin, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta pemerintah tidak hanya fokus pada pelaku usaha besar, tapi juga mereka yang bergelut di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani, dalam sambutannya menegaskan UMKM Indonesia yang berjumlah lebih dari 66 juta unit berperan dalam menjaga daya tahan ekonomi nasional bahkan dalam situasi krisis, dengan menciptakan dan menyerap hingga 97 persen tenaga kerja nasional serta menopang produktivitas melalui kontribusi 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Meski demikian, UMKM masih menghadapi tantangan struktural untuk naik kelas dan menembus pasar global. Hanya tujuh persen UMKM Indonesia yang terhubung dengan rantai pasok domestik, sementara hanya 4,1 persen yang dapat mengakses global value chain. Kontribusi ekspor UMKM Indonesia baru mencapai 15,7 persen, jauh di bawah Singapura (41 persen) dan Thailand (29 persen).

Mengusung semangat G.R.O.W (Grit, Resilience, Opportunity, Win Together), Shinta mengajak semua pihak untuk tidak hanya mengapresiasi peran UMKM, tetapi juga membangun ekosistem yang memungkinkan mereka naik kelas. Dukungan terhadap UMKM juga merupakan bagian

dari semangat “Indonesia Incorporated” yaitu semangat dalam membangun ekosistem ekonomi di mana pemerintah, korporasi, UMKM, masyarakat, dan akademisi saling terhubung dalam sistem yang kolaboratif, efisien, dan terbuka terhadap inovasi

"Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan aktor utama dalam transformasi ekonomi nasional, serta menunjukkan produk UMKM Indonesia punya kualitas, cerita, dan daya saing," kata dia.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us