Pemilihan Rektor ITB Sudah Mengerucut pada Enam Sosok Ini

Bandung, IDN Times - Senat Akademik Institut Teknologi Bandung (SA ITB) menyelenggarakan Sidang Pleno tertutup dengan agenda khusus pemilihan enam Bakal Calon (bacalon) Rektor ITB periode 2025–2030. Sidang Pleno tersebut dipimpin oleh Ketua Senat Akademik ITB, Prof. Edy Tri Baskoro, M.Sc., Ph.D. Sidang yang digelar akhir pekan kemarin, dihadiri oleh 51 anggota dari 53 anggota tetap Senat Akademik ITB dan berjalan dengan tertib serta lancar.
Dari 10 nama yang ada, terpilihlah enam bacalon rektor yang dinyatakan berhak melanjutkan ke tahap berikutnya dalam proses seleksi untuk menentukan tiga calon rektor ITB periode 2025–2030. Adapun enam nama tersebut adalah:
1. Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D.
2. Donald Crestofel Lantu, S.T., MBA, Ph.D.
3. Prof. Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc.
4. Ir. Sigit Puji Santosa, MSME., Sc.D.
5. Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T.
6. Prof. Ir. Wahyu Srigutomo, S.Si., M.Si., Ph.D.
Sebelumnya SA ITB telah melaksanakan Sidang Terbuka dalam rangka Ekspose Publik Pemilihan Rektor ITB Periode 2025-2030 di Aula Timur, ITB Kampus Ganesha pada Rabu (13/11/2024). Dalam kesempatan ini, 10 Bakal Calon Rektor ITB menyampaikan paparan visi misi mereka.
1. Jadikan kampus ini makin terpandang di kancah global
Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITB, Budi Gunadi Sadikin menuturkan, meminta para bacalon rektor yang mendaftarkan diri agar bisa mendedikasikan diri pada kemajuan kampus. Salah satunya dengan membuat ranking ITB sebagai kampus terbaik secara global bisa naik.
"Jadi tugasnya ini ada beberapa termasuk target naik ke 150 top university," kata Budi beberapa waktu lalu.
Menurutnya, target tersebut bisa dicapai bukan hanya dengan fasilitas dan sistem pendidikan yang baik, tapi juga didapat dari mahasiswa barunya. Putra-putri terbaik di Indonesia harus bisa diajak agar mau menempuh pendidikan di ITB sehingga lulusannya diharap juga menjadi yang terbaik di dalam negeri.
2. ITB wajib berikan pendidikan terbaik
Selama ini banyak sekali anak terbaik di setiap daerah yang belum tentu masuk ke ITB. Padahal sebagai kampus ternama di Indonesia bahkan di Asia, ITB wajib memberikan pendidikan pada anak terbaik bangsa.
"Kampus ini harus jadi sentra pendidikan yang hasilkan putra putri terbaik bangsa yang mendunia, dan caranya adalah dengan mahasiswa yang terbaik juga," paparnya.
3. Ciptakan iklim yang harmonis
Di sisi lain, kampus rektor ITB harus bisa membuat keharmonisan mahasiswa dan alumninya dari berbagai tingkat. Selama ini selalu ada saja perselisihan sesama anak ITB, padahal ini kurang baik untuk menciptakan iklim pendidikan yang bagus di kampus dan setelah mahasiswa lulus.
Artinya, mahasiswa dan para lulusan ITB wajib kompak dalam berbagai kegiatan. Termasuk pada dosen dan jajaran manajemen kampus pun harus bisa membuat iklim yang menunjang.
"Dengan berbagai inovasi dan multi disiplin harusnya bisa melahirkan pemimpin yang gagasannya mampu mempengaruhi Indonesia, Asia, bahkan dunia," papar Budi.