Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pedagang Kaki Lima Ikut Andil Tingkatkan Transaksi Digital Lewat QRIS

IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Bank Indonesia (BI) memaparkan transaksi digital menjadi hal yang tidak bisa dihindari masyarakat. Transaksional masa depan kelak tidak lagi menggunakan uang, tapi dilakukan secara digital.

Di Indonesia, sistem pembayaran digitalisasi terus meningkat baik secara volume dan nilai transaksinya. BI mencatat, QRIS pada 2020 volumenya mencapai 124 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp8,2 triliun. Angka tersebut naik menjadi 375 juta transaksi pada 2021 dengan nilai transaksi sebesar Rp27,73 triliun.

Pada 2022 volume dan nilai transaksi pada QRIS meningkat signifikan menjadi 993 juta transaksi dengan nilai transaksi sebesar Rp98,45 triliun.

Kenaikan transaksi tersebut tidak terlepas dari banyaknya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memanfaatkan QRIS. Di Kota Bandung, bukan hanya pelaku yang berjualan di toko saja memanfaatkan QRIS, sejumlah pedagang kaki lima (PKL) pun sudah banyak yang memakainya.

Winarti salah satunya. Penjual minuman juice buah-buahan ini sudah lama memanfaatkan QRIS untuk bertransaksi. Menurutnya, digitalisasi pembayaran memang tidak bisa dihindarkan, sehingga ketika ada pihak yang menawarkan untuk pemasangan QRIS, usaha yang dijalankannya tidak menolak.

"Karena QRIS ini kan bisa dipakai untuk apa saja yah platformanya, jadi kami juga ikut. Sehari ini lumayan ada lima sampai enam orang yang pakai online bayarnya tinggal scan (pindai) barcode (kode batang) di depan toko," kata Winarti kepada IDN Times, Jumat (30/6/2023).

1. Berharap QRIS bisa lebih efisien bagi pedagang

IDN Times/Debbie Sutrisno

Pemakaian QRIS juga dilakukan oleh Andri, seorang pedagang lumpia basah. Dia sudah dua tahun memakain sistem tersebut untuk memudahkan pembeli ketika ingin melakukan pembaayaran secara digital.

Menurutnya, banyak sisi positif maupun negatif dari penggunaan QRIS bagi pedagang. Dari segi kemanfaatan, sistem ini memudahkan pembeli yang tidak membawa uang tunai untuk membayar secara digital. Sedangkan kekurangannya, pedagang sulit membawa uang di hari yang sama padahal untuk PKL seperti Andri uang harus berputar lebih cepat karena dipakai modal usaha.

"Kalau bisa hari ini jualan, malamnya itu bisa diambil lagi langsung buat besok jualan," kata dia.

Selain itu, dia berharap ke depannya tidak ada lagi potongan dari QRIS untuk pelaku kecil. Potongan sekian persen pada UMKM akan sangat terasa karena uang yang didapat pun tidak besar.

"Ya kalau dapat Rp100 ribu dari QRIS inginnya kita dapat semua, ga ada potongan saja," ungkapnya.

2. UMKM binaan BRI sudah manfaatkan QRIS

Ilustrasi penggunaan QRIS (IDN Times/Dokumen Qris.id)

Manager Retail Payment & Card Departement BRI Regional Office Bandung, Yudi Darmawan menuturkan, penggunaan QRIS oleh pelaku usaha khususnya UMKM memang sejalan dengan jaman sekarang yang hampir seluruhnya sudah masuk ke ranah digital. Prilaku masyarakat sekarang sudah sangat minim menggunakan uang tunai ketika bertransaksi dengan memiliki metode nontunai.

"Istilahnya kalau dulu orang bakal balik rumah kalau ketinggalan dompet. Tapi sekarang orang bakal balik kalau ketinggalan handphone (HP/ponsel)," kata Yudi saat berbincang dengan IDN Times, Jumat (9/6/2023).

Dengan dompet digital yang dimiliki banyak masyarakat, metode pembayaran memakai QRIS kian tinggi. Alhasil peningkatan UMKM yang memiliki aplikasi ini bertambah setiap tahunnya.

Yudi menuturkan, pada 2021 jumlah UMKM yang berada di bawah binaan BRI dan memiliki QRIS angkanya sudah mencapai 80 ribu. Angka tersebut kemudian bertambah lebih dari dua kali lipat pada 2022, di mana jumlahnya sudah mencapai 208 ribu.

"Untuk 2023 sendiri dari kami menargetkan ada penambahan UMKM memakai QRIS di angka 250 ribu, atau ada 50 ribu pelaku usaha baru yang membuka aplikasi QRIS tahun ini," kata dia.

3. Jumlah transaksi pada 2023 naik dua kali lipat

Ilustrasi penggunaan QRIS (IDN Times/Dokumen Bank Indonesia)

Seiring jumlah UMKM yang memanfaatkan QRIS sebagai metode untuk pembayaran, jumlah transaksi pun meningkat setiap tahunnya. Pada 2022 misalnya, jumlah transaksi sudah mencapai 1,2 juta kali.

Sementara pada 2021, Yudi mengatakan bahwa data rincinya memang belum terekap. Namun, melihat jumlah UMKM yang bekerjasama kurang dari setengahnya dibandingkan 2022, maka transaksi pun diperkirakan hanya 500 ribu sampai 600 ribu kurun waktu 2021.

Hal yang cukup mencengangkan adalah data per Mei 2023 atau lima bulan pertama tahun ini atau hingga 31 Mei, transaksi pemakaian QRIS sudah mencapai 2,1 juta.

"Tahun ke tahun orang makin banyak pakai cashless (nontunai). Dan karena pandemik COVID-19 juga sekarang melek digital sudah jadi keharusan. Makanya orang juga sudah terbiasa membayar pakai dompet digital," kata Yudi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
Debbie sutrisno
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us