Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pantura Cirebon Dibakar Amarah, Massa Caci Maki Polisi

20250830_110109.jpg
Teriakan lantang “Polisi Pembunuh” menggema di jalur Pantura Cirebon, tepatnya di Jalan Otto Iskandar Dinata, Kecamatan Weru, pada Sabtu (30/8/2025) siang.
Intinya sih...
  • Massa protes tewasnya pengemudi ojol bernama Affan yang dilindas kendaraan taktis milik Brimob saat unjuk rasa di Jakarta
  • Ribuan massa berkumpul, melakukan aksi blokade jalan, menutup ruas Jalan Otto Iskandar Dinata, dan menghentikan arus kendaraan dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah
  • Massa mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas kematian Affan, meminta pertanggungjawaban institusi Brimob, serta menolak narasi resmi yang menyebut insiden tersebut sebagai kecelakaan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cirebon IDN Times - Teriakkan lantang “Polisi Pembunuh” menggema di jalur Pantura Cirebon, tepatnya di Jalan Otto Iskandar Dinata, Kecamatan Weru, pada Sabtu (30/8/2025) siang.

Massa yang terdiri dari pengendara ojek online (ojol), warga sekitar, serta sejumlah simpatisan melakukan aksi blokade jalan. Jalan nasional yang menjadi urat nadi transportasi Pantura itu pun lumpuh total selama.

Aksi massa ini merupakan bentuk protes atas tewasnya seorang pengemudi ojol bernama Affan, yang meninggal dunia usai dilindas kendaraan taktis milik Brimob saat unjuk rasa di Jakarta beberapa waktu lalu. Peristiwa tersebut menyulut kemarahan komunitas ojol di berbagai daerah, termasuk di Cirebon.

Pantauan di lapangan menunjukkan, ribuan massa mulai berkumpul sekitar pukul 10.00 WIB. Mereka datang berkelompok dengan atribut ojol lengkap—jaket hijau, helm, dan sepeda motor berderet memenuhi sisi jalan. Tak hanya ojol, warga setempat juga ikut turun ke jalan memberikan dukungan moral.

Sekira pulul 10.30 WIB, massa serentak menutup ruas Jalan Otto Iskandar Dinata, membuat kendaraan besar dan kecil tak bisa melintas. Sejumlah sopir truk terlihat hanya bisa pasrah menghentikan kendaraannya di tengah jalan, sementara pengendara roda dua terpaksa mencari jalur alternatif di gang-gang sempit.

Aksi blokade membuat arus kendaraan dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah terhenti total. Kemacetan mengular hingga lebih dari dua kilometer. Suasana semakin riuh ketika massa berulang kali meneriakkan yel-yel, “Polisi pembunuh! Bubarkan DPR! Usut tuntas kematib Affan!”

Dalam pantauan, barisan aparat kepolisian sudah berjaga sejak pagi. Puluhan personel dikerahkan untuk mengantisipasi memanasnya situasi. Namun, tensi massa kian meninggi saat sebagian mereka mulai melemparkan botol plastik dan batu ke arah aparat.

Beruntung, bentrokan besar bisa dihindari setelah sejumlah tokoh masyarakat dan koordinator lapangan mencoba menenangkan massa. Mereka meminta agar aksi tetap berlangsung damai meski kekecewaan terhadap aparat sulit terbendung.

“Affan adalah simbol ketidakadilan. Kami turun ke jalan bukan untuk merusak, tapi menuntut keadilan,” teriak salah satu orator dari atas mobil komando.

Dalam aksinya, massa membawa sejumlah tuntutan. Mereka mendesak kepolisian segera mengusut tuntas kematian Affan, meminta pertanggungjawaban institusi Brimob, serta mendesak DPR membentuk tim investigasi independen.

Selain itu, massa juga menolak narasi resmi yang menyebut insiden tersebut sebagai kecelakaan. Mereka meyakini ada unsur kesengajaan dalam peristiwa itu.

“Kami tidak percaya lagi pada narasi pemerintah yang hanya menutupi fakta. Affan tewas karena negara gagal melindungi rakyat kecil,” ujar seorang pengemudi ojol yang ikut aksi.

Menjelang pukul 12. 00 WIB, massa belum juga membubarkan diri. Beberapa ruas jalan alternatif dipadati kendaraan yang berusaha menghindari kemacetan. Aparat lalu lintas sibuk mengatur arus kendaraan ke jalur desa yang relatif sempit.

Ketegangan terus berlangsung, meski intensitas teriakan massa mulai menurun. Mobil ambulans dan kendaraan darurat diberi akses khusus untuk melintas setelah negosiasi dengan korlap.

Hingga berita ini diturunkan, ribuan massa masih bertahan di Jalan Otto Iskandar Dinata. Aparat keamanan tetap bersiaga penuh untuk mengantisipasi perkembangan situasi yang tak terduga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Digitalisasi Data Kependudukan Diyakini Perkuat Ekonomi

08 Sep 2025, 19:52 WIBNews