Nenek Sebatang Kara di Cirebon Meninggal Tragis Dilalap Api

- Rumah kayu di Cirebon terbakar, nenek 70 tahun ditemukan tak bernyawa
- Kebakaran diduga dipicu arus pendek listrik di ruang tengah rumah
- Material rumah yang mudah terbakar membuat api sulit dikendalikan, kerugian mencapai Rp100 juta
Cirebon, IDN Times - Suasana malam di Blok Kedung Gondang, Desa Bode Lor, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, mendadak berubah menjadi duka. Asap pekat, jerit warga, dan suara sirene mobil pemadam memecah keheningan Jumat (16/5/2025) dini hari.
Di balik kobaran api yang melalap satu unit rumah tinggal, sesosok nenek ditemukan tak bernyawa. Ia adalah Mudari, seorang lansia berusia 70 tahun yang hidup sebatang kara di rumah kayu sederhananya.
Waktu menunjukkan pukul 01.29 WIB ketika Pos Jaga Pemadam Kebakaran (Damkar) Sektor Weru menerima telepon dari seorang warga bernama Karsuci. Suaranya panik, memberitakan telah terjadi kebakaran hebat di sebuah rumah warga.
Tanpa menunggu lama, satu regu Damkar diberangkatkan hanya tiga menit kemudian. Mereka tiba di lokasi sekitar pukul 01.46 WIB dan langsung berjibaku dengan api yang telah membumbung tinggi. Namun, waktu sudah terlalu larut bagi Mudari.
1. Api berawal dari ruang tengah

Menurut keterangan warga sekitar, api pertama kali terlihat dari ruang tengah rumah. Dalam hitungan menit, si jago merah menjalar ke seluruh penjuru rumah. Beberapa tetangga yang sedang terjaga sempat mendengar suara letupan kecil diikuti dengan cahaya merah membara dari jendela.
“Awalnya dikira suara petasan. Tapi pas dilihat, ternyata api sudah besar dari dalam. Saya langsung teriak minta tolong dan nelpon Damkar,” ujar Karsuci, saksi mata sekaligus pelapor pertama.
Beberapa warga berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya menggunakan ember, air sumur, dan bahkan sapu lidi yang direndam air.
Namun, karena material rumah terbuat dari kayu dan barang-barang mudah terbakar, api semakin tak terkendali. Sementara itu, akses jalan yang sempit di kawasan padat penduduk membuat mobil pemadam kesulitan mendekati titik api.
2. Ditemukan meninggal dunia di kamar

Setelah api berhasil dipadamkan sekitar pukul 02.40 WIB, petugas melakukan penyisiran dan mendapati pemandangan memilukan.
Di dalam kamar kedua, tepat di depan pintu, tubuh Ibu Mudari ditemukan dalam posisi tertelungkup. Ia diduga sedang tertidur ketika kebakaran terjadi, dan tak sempat menyelamatkan diri.
“Ibu Mudari memang tinggal sendiri," ujar Karsuci.
Jenazah langsung dievakuasi dan diserahkan kepada pihak kepolisian dari Polsek Depok yang dipimpin langsung oleh Kanit Reskrim, Iptu Pranata.
Bersama warga dan perangkat desa, proses identifikasi berlangsung cepat. Tidak ada tanda-tanda kekerasan, dan penyebab kematian murni karena kebakaran.
3. Kerugian dan dampak emosional

Berdasarkan pemeriksaan awal dan keterangan warga, kebakaran diduga dipicu oleh arus pendek listrik di ruang tengah. Percikan api yang muncul dari kabel tua menyambar tumpukan barang di sekitarnya, termasuk perabot berbahan kayu dan kain.
Petugas Damkar menurunkan dua unit armada pancar, masing-masing dari Sektor Weru dan Sektor Sumber. Regu 3 dari kedua sektor tersebut berkoordinasi secara cepat untuk mengendalikan api dan memastikan tidak merembet ke rumah warga lain.
Setelah dipastikan aman, seluruh regu kembali ke pos masing-masing sekitar pukul 03.00 WIB.
Seluruh bagian rumah yang memiliki luas sekitar 6x13 meter habis terbakar. Tidak ada bagian yang bisa diselamatkan. Hanya puing-puing hangus yang tersisa sebagai saksi bisu amukan api.
Kerugian material diperkirakan mencapai Rp100 juta. Namun, lebih dari itu, yang paling menyayat adalah kehilangan jiwa seorang warga yang dikenal sederhana dan penuh kasih oleh lingkungannya.